Bagian 12

3.7K 120 9
                                    

"Tante... boleh aku katakan sesuatu?"

"Apq?"

"Aku—" Romeo menggantungkan ucapannya membuat Linda penasaran.

"Aku apa?"

"Aku suka Tante." bisik Romeo tepat didaun telinga Linda.

Bugh...

Dengan reflek Linda menendang perut Romeo hingga pria itu terjungkal kebelakang dan jatuh kebawah dengan posisi mengenaskan.

"TANTEEEE."

Linda tertawa terbahak-bahak, sungguh ini sangat lucu sekali melihat Romeo seperti itu. Sumpab ia tidak ada niatan untuk menendang Romeo tadi tapi ia merasa puas.

Sedangkan Romeo yang ditertswakan seperti itu oleh Tante Linda, awalnya kesal namun melihat wajah Tante Linda saat sedang tertawa membuat Romeo diam membeku.

"Cantik." gumam Romeo dengan bibir tertarik membentuk senyuman.

"Apa liat-liat?" tanya Linda galak melototkan matanya.

Romeo bangkit berdiri dari posisi jatuhnya tadi. Tangannya memegangi perut yang tadi terkena tendangan Tante Linda-nya, dan memasang wajah kesakitan. Pria itu mengeluh sakit dibagian perut berbaring meringkuk disofa.

Linsa tak perduli, Romeo pasti berpura-pura tadi saja dia biasa saja. Ia pun memutuskan untuk kekamar saja tidur namun hatinya merasa bersalah dan tidak tega melihat keadaan Romeo sepertinya benar keponakannya itu kesakitan karrna tendangannua.

'Romro." Linda berjongkok disamping Romeo menatap Romeo khawatir. "Maaf." bisik Linda menyentuh tangan Romeo yang berada diperutnya.

"Tendangan Tante kuat sekali, bagaimana jika aku meninggal karena Tante tendang."

"Hush... Lebay amat sih kamu! Ya nggak mungkinlah." kesal, Linda memukul lengan tangan Romeo. ""Coba aku lihat perut kamu." menyingkirkan tangan Romeo dari perutnya Linda lalu membuka sedikit kaos biru tua Romeo pakai agar Linda bisa melihat.

Romeo menelan ludahnya susah payah melihat Linda menatap teliti perutnya, dan tangan itu ikut andil mengelus perut Romeo! Oh Tuhan cobaan apa ini. Sekuat tenaga Romeo menahan keinginannya menarik Tante Linda dalam kurungannya kemudian menyerangnya. Astaga! Kakau jadinya sepertu inj ia tidak akan berpura-pura sakit.

"Bentar, aku ambil minyak kayu putih dulu." Linda berdiri hendak melangkah pergi kekamar mengambil minyak kayu putih miliknya, tapi Romeo menahan tangannya.

"Nggak usah! Aku baik-baik saja." secepat kilat Romeo bangun dan berlari pergi meninggalkan Linda kekamarnya.

"Kenapa itu anak? Apa jangan-jangan dia bohong lagi." ucap Linda.

***

Malam ini Hardi mengadakan acara makan malam keluarga. Frans, Ros dan serta Daniel suami Ros telab datang sejak siang tadi. Semuanya telah siap tersaji dihalaman belakang rumah yang telah di dekorasi dengan lampu-lampu cantik, bahkan bunga mawar yang berada dikebun dipetik dab dirangkai begitu indah dengan balon-balon berbentuk hati.

Ah, Lunda jadi tak mengerti ini acara makan malam keluarga atau apa sih. Linda juga dibelikan gaun baru oleh Ros yang harus ia pakai malam nanti.

Langkah Romeo berhemti saat melewati kamar Linda dengan pintu tidak tertutup kemudian Romeo masuk kedalam tanpa sepengetahuam sang pemilik kamar. Dikursi depan meja rias Romeo melihat Linda duduk disana sedang memakai make up

"Sudab nggak perlu cantik-cantik, nanti aku nggak rela lagi lepasin Tante buat orang lain."

Linda terkejut melihat sosok Romeo dikamarnya. "Nggak sopan masuk kamar orang tanpa permisi." ucap Linda melotot.

"Baiklah aku ulang." Romeo melangkah keluar, berdiri didepan pintu kamar Linda lalu mengetuk pintu kamar tersebut. "Permisi Tante, aku masuk ya?"

"Jangan masuk."

"Oke." alih-alih menurut apa kata Tante-nya ia kembali masuk kedalam kamar.

"Ish... Dibilang jangan masuk." kesal Linda.

"Aku kan mau masuk."

"Aku mau ganti pakaian."

Romeo menatap penampilan Linda yang masih mengenakan pakaian kaos dan legging, Linda belum memakai gaunnya. "Ya udah ganti saja disini.'

Dan detik selanjutnya teriakan dari Romeo terdengar saat Linda menjewer telingannya. Menarik pria itu kekuar dari kamar lalu menutup pintu sekencangnya didepan wajah Romeo.

Linda menghela nafasnya. "Kenapa aku mesti punya keponakan kaya begitu sih."

***

"Oh, jadi ceritanya ini sekalian merayakan ulang tahunnya kak Daniel."

Ros mengangguk sambil tersenyum. Ya, jika Linda tidak kedapur membantu bibik ia tidak akan tahu bahwa selain acara makan keluarga ternyata kakak iparnya, Daniel sedang berulang tahun hari ini.

Kenapa Linda bisa lupa jika kakak iparnya berulang tahun hari ini sih. Padahal, tahun-tahun sebelumnya saat ia berada di Amerika ia selalu mengingat ulang tahun kakak-kakaknya dan Ayahnya. Linda akan menyempatkan diri menelpon atau video call sekedar hanya untuk memberi ucapan selamat ulang tahun.

Jika ulang tahun Hardi, ayah Linda. Ia akan meminta tolong pada Ros untuk menyampaikan selamat ulang tahun dan hadiah darinya. Saat itu Linda tidak terlalu berani menguvapkan secara langsung pada Ayahnya karena ia tahu kesalahannya pada sang Ayah terlalu banyak.

Dan tahun ini, Linda akan menebus semua kesalahannya pada sang Ayah. Linda akan melakukan apapun demi sang ayah bahagia.

"Aku melupakan ulang tahun kak Daniel." ucap Linda sedih.

Ros menepuk pundak Linda. "Nggak apa-apa sayang. Masih banyak waktu untuk mengerjai kakak kamu yang sok dingin itu kok." Ros mengedipkan matanya. Linda tertwa dan menggeleng tidak percaya, mengerjai Daniel? Memang bisa. Pria bule tampan itu sepertinya tidak akan bisa dikerjai orang, otaknya terlalu cerdas.

"Memang bisa?" tanya Linda.

"Bisa..."

"Serius, gimana caranya?"

"Caranya..."

***

Bersambung...

Hayooo caranya gimana? Ada yang tahu?

Makasih udah baca cerita ini LIKE KOMEN dan FOLLOW akun aku ini.

MAAF TYPO-NYA YAAA...

afartnoise  makasih covernya :)

Tante Linda (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang