Bagian 21

4.5K 123 32
                                    

Pagi harinya, saat Linda terbangun dari tidurnya Romeo sudab tidak ada lagi disampingnya. Syukurlah Romeo pergi setidaknya itu bisa membuat Linda lebih lega. Tidak seprrti semalam, sekuat tenaga Linda berusaha untuk tidur kala jantungnya terdengar krncang. Sampai-sampai Linda takuf Romeo mendengar detak jantung Lunda saking kencangnya.

Menyingkirkan selimut dan melempar asal Linda bangun dari kasur empuknya, lalu duduk ditepian ranjang mrngambil gelas berisi air mineral dan meneguk sampai tandas.

Setelah minum air mineral kebiasan setiap bangun tidur dipagi hari, Linda beranjak menuju kamar untuk cuci muka dan gosok gigi. Linda juga sangat bersyukur karena obat yang direkomendasi Satria pagi ini perutnya sudah tidak apa-apa.

Itu artinya Linda sudah bisa makan makanan yang pedas lagi hari ink.

'Morning Tante."

Linda berpapasan dengan Romeo yang baru keluar dari kamarnya sendirk dan akan turun kelantai bawah.

"Morning juga." balas Linda sebelum terlebih dahulu menuruni anak tangga, di ikuti Romeo dibelakang.

'Gimana, sudah enakkan perutnya?" tanya Romeo menjajar langkahnya dengan Linda ke ruang makan.

"Allbamdulilah, sudah baikkan."

"Allhamdulilab kalau begitu." Romeo menghela nafas lega Tante Linda-nya sudah sehat.

Sampai diruang makan Linda mengerutkan keningnya. Linda tidak melihat Ros dan Daniel yang biasanya sudah lebih dulu berada diruang makan. Kepala Linda menoleh menatap Romeo meminta penjelesan kemana kedua orangtuanya.

"Mama ikut Papa ke Bali subuh tadi." Romeo menarik kursi dan duduk disana, di ikuti Linda disamping kanan.

'Jadi kita sarapan berdua doang, gitu?" tanya Linda.

"Ya. Tapi suatu saat nanti kita bakal serapan pagi setiap hari bersama anak-anak kita, kok." ucap Romeo mengedip matanya pada Linda, membuat Linda berakting ingin muntah mendengarnya.

Mereka sarapan pagi. Romeo memakan nasi goreng sedangkan Linda memilih roti dengan selai nanas buah favoritnya dan segelas susu putih. Selesai sarapan pagi mereka berdua berpisah, Lnda kekamarnya mrngambil laptop dan membawa ke halaman belakang rumah. Begitu pun Romeo, pria itu bersiap-siap berangkat kuliah.

"Tante," menghampiti Linda yang sedang duduk di gazebo dengan laptop dipangkuan ditemani cemilan-cemilan kue kering, Romeo duduk didepan Linda. "Aku pergi kuliah dulu, ya." ucapnya.

'Iya, hati-hati.' ucap Linda tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop.

Romeo menatap wajah Linda yang cantik meski tanpa make up itu lekat-lekat. Dia terlihat serius sekali mrnatap layar laptop. Entah apa yanv srdang dia kerjakan. Romeo jadi prnasaran. "Tante mau ikut tidak kekampus aku?" iseng-iseng mengajak Linda siapa tahu mau ikut.

"Ngapain? Nggak ah."

Romeo menggaruk kepalanya yang tak gatal itu, ia penasaran apa sih yang Linda kerjakan dilaptopnya. Akbirnya, Romeo beranjak mendrkat Linda dan duduk disampingnya. Rpmeo melihat layar laptop Linda, dan seketika matanya mrmbulat. "Tante mau buka klinik hewan di Bandung?" tanyanya terkejut.

Fyi, Romeo baru tahu bahwa ternyata Tantr Lindanya ini seorang doktet hewan. Astaga! Pria macam apa ya dia tidak tahu pekerjaan Tante-nya sendiri sekaligus wanita dicintai.

"Iya."

"Kenapa di Bandung? Krnapa nggak di Jakarta?'

"Ayah 'kan tinggal di Bandung."

"Iya, aku tahu. Terus apa hubungannya? Udah sih disini aja buka kliniknya, Tante. Ya? Ya?" Romeo memohon dengan memasang puppy eyes, membuat Linda melihatnya jadi geli sendiri dan ingin muntah.

"Apa sih, Romeo!" Linda bergerak menjauh dari Romeo, lalu pergi membaea laptopnya.


***

Memarkirkan motornya diparkiran kampus. Romeo melepaskan helm ia pakai, kemudian turun dari motor melihat sekilas jam tangan dipergelangan kirinya. Masih ada waktu 30 menit sebelum jam mata kuliah prrtama dimulai, Romeo bisa ke kantin sebentar menemui teman-temannya.

Namun, saat Romeo akan melangkah masuk kedalam gedung fakultas. Tidak srngaja Romeo melihat seoorang perempuan berhijab pasmina warna coklat berdiri didekat pohon mangga tidak jauh dari motor yang ia parkir. Samar-samar Romeo mengenal perempuan itu, tapi siapa ya?

Ah, ya. Dia Nisa anak teman Mama Romeo. Dan dia juga pernah beberapa kali datang kerumah, pernah berbelanja bareng pula disupermarket brrsamanya serta Mama. Sedang apa Nisa disini? Setau Romeo Nisa tidak berkuliah di universitas ini.

"Samperin nggak, samprrin nggak. Samperin ajalah kasihan kaya orang bingung gitu." Romeo pun kemudian melangkah menghampiri Nisa, setelah dihadapan perempuan itu Romeo menyapanya.

'Kak Romeo." Nisa terkejut mendapati sosok Romeo disini. "Ngapain Kakak disini?" tanyq Nisa.

"Seharusnya aku yang tanya begitu kekamu, aku kuliah disini. Kamu sendiri?"

Nisa menundukkan kepalanya merasa malu atas pertanyaan nya itu. "Hm... aku nunggu Kakak aku. Dia kuliah disini." jawab Nisa.

"Kamu punya Kakak yang kuliah disini? Siapa? Cowok apa cewek?" Romeo bertanya bertuni-tubi.

"emm....' Nisa menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal, namun ia bingung harus jawab apa. "Kakak aku..."

Nugh...

'astagfiruollah Kak Romeo." Nisa berteriak terkerjut melihat apa yang baru saja terjadi.

Romeo tiba-tiba trrsungkur ketanah. Ia merasakan sudut bibirnya terasa nyeri dan darah terlihat saat ia menyentub sudut bibirnya.
"Brengsek! Sekali lagi lo deketin adik gue saat itu juga lo akan mati." qncqm Leo kemudian berlalu pergi dengan menarik kasar Nisa.

"Sialan Leo." Desis Romro marah.

***

Karena luka diwajahnya Romeo jadi tidak bisa masuk kelas. Ya walau kali ini hanya luka kecil disudut bibir yang tidak begitu parah seperti waktu Leo dan gengnya mengeroyoki dirinya, akan tetapi Romeo menjadi tidak mood menjalani kuliah hari ini.
Ia marah dan dendam pada Leo, pria itu srmakin gila dan setres. Sudab dua kali Leo memukulnya tanpa srbab, dan apa katanya tadi jika Romeo tidak salah dengar Nisa itu adiknya Leo? Oh tidak mungkin.

Nanti, Romeo akan tanyakan pada Mamanya soal Nisa.

"Jadi, si Leo itu lagi-lagi cari masalab sama kita? Belum puas apa tuh orang udah kita hancurin semua anak buahnya sampai tempat prrkumpulan mrreka kita basmi." Seno sebagai sahabat Romeo tidak terima sahabatnya dipukul begitu saja tanpa alasan.

"bener. sem.  Coba kalau gue tadi ada disana udah gue hajar abis-abisan itu orang." ucap Getha tidak kalah marah,.

"Ya udahlab, santai aja nggak usah kita balas apapun. Dia emanv udah gila dari sana kali, yang lagi gue pikirin sekarang ini adalab Nisa." aku Romeo jujur.

"Memangnya Nisa kenapa?" tanya Tian.

"gue kasihan sama dia, hidupya pasti penuh penderitaan karena Leo." ucap Romeo.

***

Bersambung...

Gimana part ini?

Untuk typo mohon dimaklumi ya nanti aku edit lagi kok.

Makasih yaa:)


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tante Linda (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang