Bagian 16

2.9K 111 8
                                    

Linda terdiam membeku seperti patung. Ia syok mendapati Romeo yang menciumnya secara tiba-tiba. Hah, lagi-lagi keponakannya ini berbuat kurang ajar pada Linda.

Sesaat kemudian Romeo melepaskan ciuman bibir mereka. Tatapan Romeo menatap Linda intens, tatapan yang Linda tidak sukai saat Romeo menatap Linda seperti itu. Linda takut apa yang pernah ia pikirkan selama ini terhadap Romeo benar terjadi karena jika itu benar adanya... Oh tidak! Pleasr pergilah pemikiran itu dari pikiran Linda.

"Tante, aku..."

Plak!

Perkataan Romeo terhenti. Satu tampar Romeo terima dari Linda.

"Tante kok tampar aku sih?" Romeo meringis pelan sambil memegangi pipi kanan. Tamparan Tante Linda begitu keras dan sakit.

"Itu pantes buat keponakan kurang ajar kaya kamu." Linda mendorong Romoe menjauh dari dirinya, melangkah kepintu membukanya dengan lebar. '"Keluar." usir Linda.

Kepala Romeo menggeleng. ia tidak akan keluar sebelum mendapat jawaban soal hubungan Tante Linda sama pria bernama Satria itu. "Aku nggak mau keluar sebelum Tante jawab pertanyaan aku." ucap Romeo.

"Pertanyaan apa?" masih berdiri didekat pintu Linda menatap Romeo yang kini duduk dipinggir ranjang.

"Tante dqn Satria itu pacaran?"

Kening Linda mengerut mendengar pertanyaan Romeo. "Memangnya kenapa?" Linda balik bertanya.

"Hah, Tanteku sayang. Aku tanya ya dijawab. Jangan jawab pake pertanyaan lagi, mau aku cium ya?"

"Tak tendang 'anu' kamu itu." ancam Linda sambil melotot mata galak.

Dan dengan refleks Romeo menutupi area selangkangan dimana dibalik celana jins hitam tempat senjata pusakanya berada menggunakan kedua tangan. "Jangalah, kalau Tante tendang Tante sendiei yang repot lob." ucap Romeo.

'Dih, apa hubungannya coba?'

"Adalah. Nanti kalau kita menikah kita nggak bisa ena-enaan." lalu Romeo tertawa.

"Romeo!" Linda sudah geram. "Cepat keluar atau..."

"Atau apa?" memasang tampang cool Romeo berdiri melangkah mendekat Linda membuat wanita itu was-was kalau saja Romeo berbuat tidak-tidak padanya. Seperti tadi itu mencium bibir.

"Aku bakal teriak manggil kak Ros." ucap Linda mundur selangkah.

"Coba aja." tantang Romeo.

"Kak Ros...hhmmpptt..." mulut Linsa dibekap cepat oleh Romeo kemudian menarik Linda masuk kedalam. Menutup pintu kembali menggunakan kaki nanun kejadian naas terjadi pada mereka. Kaki Lindq tersandung dengan sendal ia pakai saat Romeo menariknya, dan tubub Linda terhuyung kebelakang, terjatuh diatas ranjang bersama Romeo terjatuh menindihi tubuh mungil Linda.

Bibir Romeo tertarik lebar membentuk aenyuman. "Sepertinya aku barus berterima kasih sama Tuhan karena telah menciptakan perempuan secantik ini didunia.' bisik Romeo mengelus pipi Linda lenbut.

"Apaan sih!" Linda memalingkan wajahnya kekiri menutupi rona kemerahan dipipinya. Ya, ia biaa merasakan bahwa pipinya blushing karena gombalan tidak bermutu Romeo. Dan jantungnya, kenapa ini dengan jantung Linda? Ya Tuhan....

"Kok apaan sih? Ini jujur loh dari hati aku paling dalam bahwa Tante itu perempuan tercantik didunia." ucap Romeo.

"Ya, ya, ya what ever. Sekarang cepat bangun! Badan kamu tuh berat sama kayak dosa kamu."

"Astagfiruollah mulut Tante minta dijajah lagi ya." ucap Romeo aiap mencium bibir Linda namun telapak tangan Linda menahan wajah Romeo dan mendorong Romeo sampai dia terguling kesamping.

"Dasar keponakan brengsek" kesal Linda lalu bangkit berdiri melangkah pergi keluar kamar.


***


"Gimana hubungan kamu bersama dokter Satria, Lin?" pertanyaan Daniel ditengah-tengah makan malam sontak saja membuat Ros, Romeo dan begitu oula Linda bersamaan menatap Daniel. Aneh saja, Daniel yang terkesan sebagai pria cuek dan tidak banyak bicara bertanya tentang persoalan hubungan pribadi Linda adik ipar. Itulah membuat mereka bertiga menatap Daniel.

"Sayang, are you okey?" Ros menatap Daniel lekat-lekat.

"Kenapa?" Daniel balik menatap Ros dengan wajah datar.

"Papa kepo amat sih. Lagian Tante sama si Satria itu nggak ada hubungan apa-apa kok." ucap Romeo tidak suka, kenapa Papa harus memulai obrolan  tentang Tante Linsa dan pria itu? Selera makannya menjadi menurun.

"Ehmm... Kak. Soal Satria kemarin malam dia melamar diriku." awalnya Linsa tidak ingin memberitahu siapapun soal Satria melamar dirinya. Bahkan Hardi pun tidak ingin ia tahu, bavi Linda lamaran pribadi Satria terlalu cepat sampai tidak tahu harus berkata apa. Ya karena Linda syok.

Mereka baru sebulan lebih mengenal satu sama lain dan Satria dengan cepat langsung melamar Linda menjadi pendamping bidupnya. Oh Tuhan! Linda kira Satria hanya bercanda saja namun tidak.

"Bagus dong kalau Satria ngelamar kamu. Itu artinya dia benar-benar serius sama kamu." ucap Daniel.

"Iya, Kakak setuju apa yang diucapkan kakak iparmu ini. Lagi pula Satria itu pria baik, seorang dokter dan plusnya ganteng." timpal Ros yang mendapati pelototan tajam dari sang suami.

"Tapi kak, aku...'

"Udah cukup! Mah, Pah kita lagi makan jangan membahas masalah nggak penting itu." Romeo muak, sejak tadi ia berusaha menahan amatahnya saat Daniel membahas soal hubungan Linda dan pria itu dan sekarang ia tidak bisa lebih lama lagi menahan amarahnya.

Romeo memundurkan kursi kebelakang dengan keras lalu bangkit berdiri dan berlalu pergi begitu saja meninggalkan ruang makan.

'Romeo.' pqnggil Ros. "Mau kemana kamu?"

"Aku bosan dirumah."

"Ada apa dengan anakmu itu?" Ros menatap Daniel bertanya.

"Aku nggak tau." jawab Daniel.


***

Bersambung or No???

Kalau ada typo maafkan aku ya nanti aku perbaiki lagi.

Seperti biaaa LIKE dan KOMENTAR aku tunggu.

Tante Linda (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang