09.

8 1 0
                                    

Matahari mulai terik ketika satu pasang kekasih itu berjalan dari area parkir mobil menuju koridor fakultas.

"Aku mau mampir ke Sekre Musdan dulu ya Kak." sang gadis cantik memulai percakapan, dengan menggandeng lengan sang kekasih.

"Mau ngapain?"

"Ngasih jatah bulanan nya Kak Daru."

"Aku ikut." sang kekasih menjawab dengan penuh semangat.

"Ih nggak usah, katanya hari ini Kakak ada simulasi sidang?"

"Simulasi sidang nya kan nanti jam delapan, sekarang baru jam setengah delapan Doy..."

"Ih tetep aja, kan harus siap-siap dulu Kak. Lagian kenapa sih paling ke Sekre Musdan doang. Di sana juga ada Kak Daru, nggak bakal ada yang berani godain aku kok." Gadis yang memiliki nama asli Doitrena itu merengut sebal.

"Tetep aja di sana banyak cowok, nanti kalo pada lirik-lirik kamu gimana?"

"Lirik balik lah, apa susahnya," ujar Doitrena kesal.

"Ih kamu tuh ya, jawab mulu. Udah ayo cepet ke Sekre, jam delapan kurang nih."

"Huh ya udah terserah Kak Hyuno aja." mereka berdua pun berjalan beriringan menuju Sekre Musdan.

Beberapa menit kemudian mereka telah sampai di depan Sekre yang sedang di jadikan tempat istirahat anggota Musdan.

"Hai Abang Ipar," sapa Hyuno dengan cengiran khas nya.

Yang di sapa hanya mengernyit sambil bergidik geli, "Jijik gue denger lo manggil gue begitu No."

"Dih jangan gitu dong Bang sama calon adek ipar sendiri juga."

"Diem aja deh!"

"Kakak jangan ngegas gitu dong sama Kak Hyuno, " Doitrena protes dengan wajah kesal nya.

"Belain aja terus Doy."

"Yaiyalah gue kan pacar nya Doyi, jadi dia berhak dong belain gue," ujar Hyuno bangga.

"Gue Kakak Kandung nya. Mau apa lo? Gue tinggal bilang gue nggak ngerestuin hubungan kalian aja udah pegat lo berdua."

Hyuno yang mendengar ucapan sarkas Daru, menatap nya dengan belas kasih.

"Ih jangan gitu dong Wu, lu kan tau gue sayang banget sama adek lo."

"Udah ih. Kalian apa-apaan sih kok jadi ribut begini? Nih Kak, dari Ibu."

Doitrena memberikan sebuah amplop berwarna putih.

"Tumben Ibu ngirim ke kamu, biasanya juga langsung ke Kakak."

"Kakak dua bulan yang lalu boros kata Ibu. Jadi uang nya di simpen sama aku dulu buat sementara."

"Ih kok gitu sih..." Daru membuka amplop putih tersebut, dan matanya membelalak ketika ia hanya melihat dua lembar uang berwarna merah muda di sana.
"Ini serius Ibu ngasih segini doang Dek?"

"Nggak," ujar Doitrena dengan wajah yang tersenyum senang.

"Terus, sisanya kemana?"

"Di bilang aku simpen buat sementara, nanti kalo udah dua minggu baru aku kasih segitu lagi."

"Yah, nggak bisa begitu dong dek!"

"Ya biarin, pokoknya segitu harus cukup buat dua minggu."

"Dek!!! Kamu tega sama Kakak?"

Tentang SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang