18.

11 1 0
                                    

"Assalamualaikum... Anak ganteng pulang..." Zion berteriak dari pintu masuk, membuat suaranya mengisi kekosongan.

"Kok sepi sih? MAHHH? NIELLLL? JAEDENNN? BU INAAA?"

Tak..

"Ad— e anjir sakit goblok!!" Zion mengelus kepalanya sambil menoleh ke kanan dan ke kiri mencari pelaku penimpukan.

"Kok gak ada orang,"

Tak..

"E ANJIR SAKIT KEPALA GUE!!!"

"Hihihi,"

"Kok merinding ya gue, heh huntu! Keluar lo!"

"Hihihi,"

"KEL—

"CIOOOO... KAMU DIMANA???" Suara Jaeden menggema di seluruh ruangan menggantikan suara Zion tadi.

"Lah bang, udah balik?"

"Udah, pada kemana sih sepi amat?

"Mamah sama Bu Ina belanja bulanan, Daniel belom balik, Papa kerja, Cio nggak tau dimana,"

"Hah, Cio di sini? Ngapain?"

"Main, Tante Cia nya ada acara di Bandung. Cio jadi di titipin di sini,"

"Sekarang bocilnya mana?"

"Ini lagi gue cariin,"

"Ebuset, anak orang ilang.. santai banget lo ya?"

"Santai lah, emang bocah umur 4 tahun mau main kemana sih? Paling di sekitar sini doang,"

"Eh si bego, ntar kalo dia nyebur ke sumur gimana?"

"Lo yang bego Bang! Rumah kita mana ada sumur,"

"Oh iya ya? Ya kalo dia nyebur ke kolam renang terus kelelep gimana? Itu bocah kan belom bisa berenang Jae!!"

"Pintu arah kolam renang gue tutup Bang, noh liat," Jaeden menunjuk pintu kaca yang menuju halaman belakang.

"Ya kal—

"Oom... Cio mau pup," anak berumur 4 tahun itu berdiri di sebelah Zion dengan wajah memelas.

"Nah ini bocah nya... Kamu kemana aja sih?"

"Mau pup,"

"Ha?" Dahi Jaeden mengernyit.

"Mau boker ege, lo nggak tau pup tau nya boker kan pasti?!"

"KALO MAU BOKER NGAPA KESINI CIOOOO? AYO KE KAMAR MANDI," Jaeden menggendong Cio lalu lari ke kamar mandi meninggalkan Zion.

"Punya adek otaknya bisa separo-separo gini, kenapa sih?" Zion berjalan menuju kamarnya.

∆∆∆

Tok tok tok

"Oom..." Suara kecil terdengar dari luar kamar.

Tok tok tok

"Oom..."

Tok tok tok

"OOM.."

Brak brak brak

"O—

Cekrek

"APAAAAA CIOOO?" Zion menampakkan dirinya dengan raut wajah kesal.

"Ayo main,"

"Main kemana? Kan tadi kamu sama Om Jaeden,"

"Om Jae bilang, Om Jae lagi sibuk gak bisa di ganggu," jari telunjuk kecil Cio bergoyang ke kanan kiri

Tentang SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang