10.

10 1 0
                                    


"Kelas saya akhiri sampai di sini. Jangan lupa tugas yang telah saya berikan, kumpulkan hari sabtu jam tujuh pagi di meja saya. Dan untuk kamu Minara.. Sekali lagi kamu telat ngumpulin tugas, nilai kamu akan saya beri E!" ancam Pak Nunu, dosen yang paling di benci Minara.

"Yah.. Jangan gitu dong pak, masa iya nilai saya E padahal saya ngumpulin terus tugas dari bapak."

"Ya terserah saya dong mau kasih nilai berapa. Kan di sini saya dosen kamu mahasiswa."

"Ya tapi nggak di kasih E juga kali pak. Saya kan nggak mau ketemu bapak di semester depan, semester depan nya , semester depan nya lagi, dan semester depan berikutnya," ujar Minara dengan wajah benar-benar kesal.

"Emang kamu kira saya mau ketemu kamu terus? Idih sorry lah yaw, mending saya ketemu istri saya yang udah sah."

"Dih Pak, Bapak pikiran nya kok sampai kesono-sono sih? Udah lah pak, saya nggak mau nambah-nambahin dosa karena ngebantah bapak mulu. Saya ke kantin dulu ya pak, permisi. Ayo Jae! Buruan laper gue," ujar Minara cepat, lalu berjalan meninggalkan kelas.

Semua orang yang berada di kelas itu terdiam, menatap takjub ke arah Minara yang telah sampai di ambang pintu kelas. Karena gadis cantik itu tak mendengar deritan kursi lain selain miliknya, ia membalikkan tubuh nya dan melihat orang yang di ajak ke kantin bersama, tengah menatap nya takjub sambil menggelengkan kepala.

"JAEDEN!! Ayo ke kantin, gue laper! Lo udah mulai budek ya? Ntar gue beliin cottonbud deh."

"Iya Min iya, buset dah. Di kerongkongan lo itu ada toa nya ya? Pak Nunu, saya permisi dulu. Mau nganter nenek lampir nyari tumbal," pamit Jaeden yang di balas anggukan oleh dosen nya.

¤¤¤

"Tuh kan rame Warung nya A'a Oppa. Pak Nunu sih kelamaan." Minara merajuk dengan menghentakkan kaki nya seperti anak kecil.

"Yeu lo tuh kesini mau makan apa ngapel sih?"

"Dua-duanya lah, gue kan multitasking. Nggak tahu kan lo?" ujar Minara lalu berjalan membelah antrian para mahasiswi di depan Warung Hidayah.

*Warung Hidayah adalah salah satu konter makanan di kantin Unsidhar, dan biasanya warung itu di jaga oleh anak laki-laki nya Bu Hidayah yang wajah hingga rambutnya seperti oppa korea.

"Multitasking pala nya pak ogah botak lah Min, mending gue pesen nasi goreng," ujar Jaeden bermonolog.

Ten minutes later

"Jae!! Sini!!" Minara melambaikan tangannya ke arah Jaeden, gadis cantik berpipi tembam itu telah menempati salah satu meja yang berada di tengah-tengah.

"Nggak ada meja kosomg lain apa Min? Lo kan tau gue nggak suka duduk di tengah-tengah begini," ujar Jaeden sambil menundukkan kepalanya.

"Ada, tapi noh di deket toilet. Mau? Gue sih ogah." mendengar jawaban dari Minara, Jaeden hanya bisa mendengus sambil mengunyah makanan nya.

"Jae.."

"Hm?"

"Heh!"

"Apaan?"

"Kalo di ajak ngomong liat kek ke orang nya," ujar Minara kesal, Jaeden pun dengan pasrah memandang ke arah Minara.

"Udah nih. Ada apaan?"

"Nyontek tugas nya Pak Nunu yaa," Minara mengedip-ngedipkan matanya.

"Lo kaya nya butuh obat tetes mata deh Min? Oh nggak lo lebih butuh obat cacing kan? Jangan lupa nanti pas balik beli ya, gue nggak mau temenan sama orang yang cacingan."

"IH JAEDEN, NGLUNJAK YA LO!! MENTANG-MENTANG GUE MAU NYONTEK JADI SUKA BULLY GUE GINI."

"Kapan lagi coba?" Jaeden kembali mengunyah makanan nya.

"Ya udah deh, yang penting gue nyontek ya Jae? Ya? Ya? Ya?" Rayu Minara tapi belum mendapat respon dari Jaeden.

"Jaeden Ih... Nyon- Reinaaaaaa! Yuhuuuu sini Rei," teriak Minara sambil berdiri dengan melambaikan tangannya.
Saking heboh nya reaksi Minara, membuat Jaeden berisi mahasiswa lain yang ada di kantin itu menoleh ke arah orang yang di panggil Minara.

Gadis cantik berambut panjang itu pun mempercepat langkah nya ke meja Jaeden dan Minara.

"Heh kutu kupret! Bisa nggak sih, lo nggak malu-maluin gue sehari aja?" ujar gadis itu saat sudah duduk di sebelah Jaeden.

"Ih Reinaaa, kita kan hampir nggak pernah ketemu. Lo tuh, terlalu sibuk sama club dance lo itu!" Jaeden yang melihat pertengkaran itu pun hanya diam sambil menikmati es teh nya.

Gadis bernama Reina itu pun menoleh ke samping, lalu sontak bergeser ketika mendapati Jaeden yang sedang duduk tenang di sampingnya, "Eh kok lo di sini Jae? Sejak kapan?"

"Sejak negara api menyerang!" jawabnya sarkas, "Gue di sini dari pertama lo dateng ya Chung!"

"Please deh yaaaaa, nama gue itu Reina!! Lagian gue tuh kating lo berdua lho, nggak ada sopan-sopan nya ya kalian sama kating. Anjirr"

"Halah, sok lo peniti krudung! Mentang-mentang aksel jadi sombong," protes Minara setelah menghadiahi Reina dengan satu toyoran ke kepalanya.

"Jae! Kok lo betah sih lama-lama bertemen sama ini kudis kaki satu."

"Kasian, dia kan kuper."

"HAHAHA bener juga lo Jae."

"Heh Kachung! Diem lo ya!" Minara kembali membesarkan volume suaranya.

"Berhenti manggil gue Kachung kaya abang nya Jaeden ya!! Capek gue tuh dengernya!!"

"Jangan bawa-bawa abang gue, dateng dia nanti kalo di panggil."

"Halah mit-"

"Eh Jae, Lo di sini?" ujar seseorang, ketiganya pun mendongak menatap sumber suara.

¤¤¤

To be continued
Happy New Year All
Telat 4 hari gapapa lah ya hehe.

Tentang SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang