Part 6

17K 2.7K 366
                                    

TADI malam aku benar-benar merasa sangat bahagia, bercanda dan menikmati festival bersama Yuta. Lelaki tampan itu sangat mengerti diriku, dia senang sekali berbicara. Hampir tiap detik kami habiskan dengan mengobrolㅡsaling mengenal satu sama lain.

Setidaknya kali ini dia lebih baik daripada Johnny yang sangat misterius, maksudnya, aku masih memikirkan tentang kejadian kemarin. Dimana dia memberiku uang dan menyuruhku untuk membeli sesuatu yang mungkin membuatku merasa lebih baik, apa-apaan?

Aku tidak ingin berharap lagi padanya, tapi dia mencoba memberiku harapan. Oke, jujur, sekeras apapun aku mencoba melupakan lelaki tinggi itu, tapi aku tidak bisaㅡtidak semudah itu.

"Ten, kau baik-baik saja?" Doyoung berjalan di sampingku dengan raut wajah ceria, namun kini terlihat sedikit khawatir karena aku terus menerus melamun.

Ya, hari ini aku kembali kuliah. Melakukan jadwal rutin seperti belajar dan yang lainnya, bahkan nanti sepulang kuliah aku harus kembali ke toko musik.

Ah, ingin sekali rasanya aku pergi liburan, kemana pun itu. Tapi percuma saja jika liburan tanpa kekasih, sangat hambar.

Aku memasang senyum kecil untuk Doyoung. "Tidak apa, hanya kelelahan. Kau sudah mengerjakan tugas yang di berikan oleh Lee Songsaenim belum?"

"Sudah," Doyoung menjawab ragu, lalu matanya memicing menatapku. "Jangan-jangan kau belum mengerjakan ya?" tuduhnya.

"Enak saja! Sudah tahu!" ya walaupun aku tidak tahu yang aku kerjakan itu benar atau tidak. Aku hanya mencoba untuk menjadi anak baik dengan mengerjakan tugas di rumah walaupun waktunya mepet sekali.

Akhirnya Doyoung menghela nafas lega lalu merangkul bahuku. "Nah begitu kan lebih baik, lain kali jangan abaikan tugasmu."

"Memangnya kenapa? Aku tidak terlalu suka mengerjakan tugas." tukasku kesal. Habisnya kepalaku pusing sekali jika mengerjakan semua tugas itu.

Doyoung mencibir. "Itu sebabnya kau bodoh Ten."

"Aku tidak bodoh!"

"Ya, kau bodoh."

Ugh, akhirnya aku hanya diam karena malas membalas ucapan Doyoung yang sialnya memang benar. Aku bodoh, bukan hanya tentang pelajaran, tapi juga tentang hatiku.

"Hey, sepulang sekolah nanti ada perlombaan basket, mau ikut menonton tidak?" ajak Doyoung membuat keningku berkerut.

Basket? Johnny kan anggota tim basket, pasti ada disana, apa aku harus menontonnya dan memberi semangat? Padahal dia sudah menyakiti hatiku berkali-kali?

"Dimana?" hanya kata itu yang bisa keluar dari mulutku pada akhirnya.

Doyoung memutar bola mata malas. "Ya di lapangan! Dimana lagi?! Tapi kudengar Jaehyun tidak ikut bermain, ada urusan."

"Jadi?"

"Hanya Johnny, Daniel, Guanlin, Junhoe dan yang lain." jelasnya membuatku mengangguk paham.

Doyoung memekik gemas setelah melihat responku yang tidak bersemangat. "Jadii?" ia mengulangi pertanyaanku.

"Apa?"

"Ikut tidak?!" tanya nya kesal.

Aku menghela nafas sebelum mengangguk. Tidak ada salahnya menonton Johnny sebentar sebelum berangkat kerja, lagi pula, aku butuh tontonan yang sedikit menarik.

▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒

Saat kuliah sudah selesai, Doyoung langsung menarikku menuju lapangan outdoor. Cuaca sore ini lumayan cerah, masih sedikit panas. Mungkin nanti anak-anak basket akan berkeringat.

Nothing On You《Johnten》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang