mnic / #13

359 59 145
                                    

Jaga bahasa kalian saat ingin ngecomment yah.

JANGAN SAMPE ADA KATA-KATA KASAR, YANG MENJELEK-JELEKAN CAST YANG ADA DI CERITA INI!!!

Sekali lagi, ini adalah FANFICTION! Orang-orang yang ada di cerita ini, ada di dunia nyata!
Jadi, kalo seandainya kalian menyadari komenan kalian ada yang ilang di cerita ini, berarti itu tandanya udah dihapus tanpa pemberitahuan.
Okay?😊

***

my name is c̶̶i̶̶n̶̶d̶̶e̶̶r̶̶e̶̶l̶̶l̶̶a̶ / #13

🄴🄽🄹🄾🅈

***

Meski saat ini suasana di Balai Agung sedang ramai karena jamuan makan malam antara keluarga Kerajaan dan para pejabat tinggi Kerajaan, tetapi tidak dengan hati ketiga orang yang sedang duduk bersama-sama di ruangan itu.

Ya. Ibu Suri yang bertindak sendiri memanggil para pejabat-pejabat tinggi Kerajaan serta para Menteri untuk mengikuti jamuan makan malam para anggota keluarga Kerajaan demi merayakan pernikahan Wang Hun dan Selir Hwang. Sama sekali wanita paruh baya itu tidak mempedulikan ucapan Wang Hun yang sebelumnya mengatakan... tidak perlu menjamu setiap pejabat tinggi dan Menteri Kerajaan dalam pernikahannya ini dengan Selir Hwang.

Sekarang ini... Wang Hun, Selir Hwang, dan Wang Tae tampak sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

Selir Hwang sudah pasti sedang memikirkan bagaimana dirinya setelah jamuan makan malam ini berakhir. Ia menduga... akan terjadi sesuatu saat dirinya ingin tidur nanti. Memikirkan, apa dirinya bisa melakukan 'hal itu' bersama dengan Wang Hun yang sama sekali tidak menaruh perasaan apapun terhadapnya?

Pangeran Wang Hun tampaknya memikirkan hal yang serupa. Sudah pasti, malam ini ia diperintahkan untuk bermalam di istana Selir-nya itu. Mengikuti perintah Ibu Suri untuk melayani Istri keduanya, demi mendapatkan seorang keturunan untuknya. Pikirannya juga teralih pada sosok Wang Tae —adiknya— yang sedari tadi tak lepas memandangi Selir-nya. Pikirnya, kenapa adiknya itu sama sekali tidak melepaskan pandangannya dari wanita yang sudah menjadi istrinya kini?

Membicarakan Wang Tae... ya, laki-laki itu sedang memfokuskan kedua matanya memperhatikan Selir Hwang. Hati laki-laki itu terasa sesak saat melihat wanita yang ia cintai itu ada di Kerajaannya sekarang. Lebih parahnya lagi, laki-laki itu akan melihat Selir Hwang setiap hari... berada di Kerajaan Utara karena title barunya yang merupakan Selir dari kakak sulungnya. Sungguh... Wang Tae tak habis pikir sekarang ini. Bahkan... ia sudah menghabiskan beberapa gelas arak putih dan mulai terlihat mabuk.

"Selir Agung Hwang... kami ucapkan selamat datang di Kerajaan Utara. Selamat juga atas pernikahan anda dengan Yang Mulia Raja Wang Hun, Paduka Selir..." kata salah satu Menteri Kerajaan yang mengatur urusan luar Kerajaan di bidang perdagangan, lalu menundukan kepalanya sebagai tanda hormat.

"Terima kasih... Menteri Jang..." tutur Selir Hwang dengan manisnya.

Tak lupa... wanita itu torehkan senyuman di bibirnya yang tipis itu. Dan juga... bukan hanya Menteri Perdagangan yang memberikan ucapan selamat pada Selir pertama Wang Hun. Tapi... para Menteri lainnya juga mengucapkan ucapan selamat pada sang Paduka Selir di Negeri mereka itu. Layaknya... Selir Agung Hwang adalah wanita terhormat dan Kerajaan Utara begitu beruntung memiliki Selir Hwang yang sekarang telah menjadi bagian dari keluarga Kerajaan di Negeri Utara.

my name is c̶̶i̶̶n̶̶d̶̶e̶̶r̶̶e̶̶l̶̶l̶̶a̶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang