mnic / #19

585 73 258
                                    

my name is c̶̶i̶̶n̶̶d̶̶e̶̶r̶̶e̶̶l̶̶l̶̶a̶ / #19

🄴🄽🄹🄾🅈

***

Wang Hun berubah.

Sejak malam di mana ia mabuk dan tidur di istana bersama sang Selir, sikap laki-laki itu mulai sedikit berubah pada wanita itu. Meski terkadang sikapnya masih terlihat dingin, tapi Wang Hun mulai menunjukan kasih sayangnya sebagai seorang suami. Laki-laki itu juga tak jarang terdengar ketus saat berbicara dengan Selir Hwang. Seperti perduli, tapi malu untuk ditunjukan.

Contohnya seperti...

"Bagaimana kandungan mu?!"

Atau...

"Kenapa kau malah berkeliaran dan bukannya beristirahat di kamar mu?!"

Meski terkadang laki-laki itu terlihat begitu dingin pada Selir Hwang, tapi wanita itu cukup senang. Senang karena suaminya itu ternyata memperhatikan dirinya diam-diam.

Tapi... apa aku terlalu percaya diri? Kenapa aku bisa berpikir bahwa si manusia es itu mulai memperhatikan ku?—

Tak jarang pula, Selir Hwang menahan perasaan kalut. Pasalnya, dari luar memang wanita itu merasa senang. Tapi dari dalam, wanita itu cukup takut untuk berharap lebih.

Hari ini... seperti yang sudah dijadwalkan sebelumnya. Tabib Jeong diperintahkan untuk mendatangi kediaman Selir Hwang demi memeriksa kondisi kandungan wanita itu, yang telah menginjak usia enam bulan.

Ya... perut wanita itu mulai membesar dari hari ke hari. Hari ini, lain dari biasanya. Jika Wang Hun tidak pernah melihat langsung sang istri kedua diperiksa oleh Tabib Kerajaan, namun hari ini... laki-laki itu ada di kediaman sang selir.

Cukup lama, hingga akhirnya...

"Keturunan Yang Mulia... dalam keadaan sehat. Paduka Selir... akan melahirkan jika waktunya sudah tepat, Yang Mulia Raja Wang Hun..." ujar Tabib Jeong.

Selir Hwang tersenyum, lalu mengusap lembut perutnya yang besar itu. Wang Hun di tempatnya hanya mengangguk pelan tanda mengerti. Laki-laki itu pun mulai memerintahkan tabib di Kerajaan-nya itu untuk meninggalkan mereka —Wang Hun dan Selir Hwang— berdua.

Setelah tabib Kerajaan telah menghilang di balik pintu, Wang Hun duduk di tepi ranjang dan mulai menatap mata sang Selir.

"Jaga bayi ini. Ayahnya... tidak ingin terjadi sesuatu pada calon keturunannya..." ujar Wang Hun pada Selir Hwang.

Selir Hwang tersenyum tipis, lalu menganggukan kepalanya.

Keadaan hening sesaat. Tak ada yang membuka obrolan, hingga akhirnya...

"Yang Mulia... bolehkah hamba, meminta ijin untuk keluar dari istana selama beberapa hari ke depan?" tanya Selir Hwang dengan hati-hati.

Wang Hun sedikit kebingungan, ingin berkata apa. Untuk apa istrinya itu keluar dari istana dan melakukan perjalanan di saat kondisinya yang tengah hamil besar?

"Kemana kau akan berpergian? Kenapa di saat kondisi mu yang tengah hamil besar seperti ini? Tidak! Aku tidak akan mengijinkannya!" sahut Wang Hun dengan nada tegas.

my name is c̶̶i̶̶n̶̶d̶̶e̶̶r̶̶e̶̶l̶̶l̶̶a̶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang