mnic / #05

394 87 182
                                    

yang belum baca part sebelumnya, silahkan dibaca dulu. trima kasih😊

my name is c̶̶i̶̶n̶̶d̶̶e̶̶r̶̶e̶̶l̶̶l̶̶a̶ / #05

🄴🄽🄹🄾🅈

***

Malam yang indah.

Tapi tak seindah hati dan pikiran Putri Hwang. Di mana ia lebih memilih berdiam diri dan sibuk dengan pikirannya yang sedang sedikit kacau. Hanya teh hijau yang dapat menenangkan pikirannya saat ini. Untunglah, Dayang Istana menawarkan minuman penyegar itu pada sang Putri.

Gadis itu sedang berada di balai agung, di mana tempat inilah, yang akan diadakan jamuan makan malam. Di tempat ini juga, sang Putri akan bertemu dengan seorang Putra Mahkota -calon Kaisar di Negeri Utara- yang merupakan calon suaminya dalam beberapa waktu yang akan datang.

"Kau baik-baik saja?" tanya seseorang yang duduk di sebelah sang Putri.

Pangeran Hwang Minhyun.

"Y-ya. Aku baik-baik saja. Memang ada apa dengan wajah ku?"

Kembali hening. Hingga akhirnya, salah seorang penjaga di luar balai agung, sedang menyerukan sesuatu.

"Ratu Wang telah tiba!!!"

Semua orang yang ada di dalam balai agung berdiri dari tempat mereka. Ada Perdana Menteri, dan para Pejabat-Pejabat Kerajaan lainnya. Semuanya berdiri di tempat mereka masing-masing, termasuk keluarga Kerajaan Selatan.

Pintu terbuka, dan Putri Hwang kembali bertemu dengan wajah-wajah yang menyambutnya saat di pintu gerbang Kerajaan tadi. Namun, ada satu wajah yang terlihat asing, sedang berjalan di belakang sang Ratu.

"Apakah dia ...." tampak Putri Hwang tidak bisa mengalihkan perhatiannya hanya untuk sesaat dari seorang laki-laki yang sekarang duduk tepat di depannya.

Semua terduduk setelah seluruh anggota keluarga Kerajaan telah duduk di tempat mereka masing-masing. Ada Ratu Wang yang duduk di Singgahsana-nya. Namun, tak ada seseorang yang seharusnya menemani dirinya. Raja Wang, yang sedang terbaring lemah di Istananya sendiri.

Para Pangeran Istana, Pangeran Wang Yu dan Pangeran Wang Je. Dan satu laki-laki yang boleh Putri Hwang menebak adalah sang Putra Mahkota.

Putra Mahkota Wang Hun.

Pangeran berwajah dingin, bahkan sikapnya juga sama dinginnya. Laki-laki itu tampak seperti sebuah gunung es yang terdapat di lautan Antartika. Hawa dinginnya dapat dirasakan di manapun.

Seperti sekarang.

Matanya memang belum bertemu dengan mata laki-laki yang duduk tepat di depannya itu. Semakin-lah satu-satunya Putri Kerajaan di Kerajaan Selatan itu dibuat penasaran.

Ya, Pangeran Wang Hun sedang sibuk melirik ke segala arah. Seperti mencari sesuatu, hingga Putri Hwang mengira ... laki-laki itu sedang mencari dirinya.

Dan ya, mata keduanya bertemu.

Mata Putri Hwang begitu ceria dan cerah, seperti matahari yang baru menampakkan dirinya saat di pagi hari. Gadis itu tersenyum manis, dan kemudian menundukkan kepalanya sebagai tanda hormatnya pada sang calon Suami.

Namun, orang yang duduk tepat di depannya itu tetap menunjukan sikap dinginnya. Bukannya membalas, laki-laki itu malah langsung menghadap ke arah lain. Dan lagi, tampak seperti orang yang sedang mencari seseorang.

A-apa yang salah? Apa tadi, aku salah melihat lirikan matanya? Aku yakin, dia melihat ke arah ku tadi?—

"Paduka Ratu ... sebuah kehormatan bagi kami semua dapat diundang ke jamuan makan malam, malam ini," kata seorang pria paruh baya yang duduk di belakang baris tempat duduk para Pangeran Kerajaan.

my name is c̶̶i̶̶n̶̶d̶̶e̶̶r̶̶e̶̶l̶̶l̶̶a̶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang