mnic / #18

484 69 285
                                    

my name is c̶̶i̶̶n̶̶d̶̶e̶̶r̶̶e̶̶l̶̶l̶̶a̶ / #18

🄴🄽🄹🄾🅈

***

"Siapa itu?"

"Iya... siapa itu? Wajahnya tampak asing!"

"Apa mereka tamu Kerajaan?"

"Kenapa mereka dikawal oleh Prajurit Kerajaan? Tampaknya... mereka seorang tamu penting!"

Seluruh rakyat di Negeri Utara tampak penasaran dengan kedua sosok yang menunggangi kuda mereka masing-masing. Keduanya berhasil menimbulkan pertanyaan publik. Siapakah mereka? Kenapa mereka dikawal oleh Prajurit dari Kerajaan Utara? Apa mereka seorang tamu penting? Apa mereka sebenarnya adalah kerabat Kerajaan?

Satu pria, dan satu wanita. Masing-masing kedua orang itu memiliki wajah yang proporsional untuk disebut sebagai kaum bangsawan. Tapi nyatanya, belakangan ini mereka hanyalah seorang budak di Negeri-nya sendiri.

"PANGERAN WU CHANYEOL DAN PUTRI WU JISOO TELAH TIBA..." seru seorang prajurit yang bertugas berjaga di depan pintu gerbang Kerajaan.

Sesaat setelah pintu gerbang terbuka, Pangeran Wu Chanyeol beserta Putri Wu Jisoo turun dari kudanya. Mereka sama-sama menuntun kuda mereka memasuki gerbang istana, yang mulai hari ini akan menjadi tempat tinggal mereka. Di depan keduanya, sudah ada Wang Hun beserta jajaran para Menteri Kerajaan yang menyambut kedatangan mereka.

Sesampainya Wu Chanyeol dan Wu Jisoo di depan Wang Hun, keduanya langsung memberi salam.

"Salam... Yang Mulia Raja Wang Hun... saya Wu Chanyeol dan adik hamba, Wu Jisoo... akan melayani dan mengabdi pada Yang Mulia dan Kerajaan Utara, mulai hari ini," ujar Wu Chanyeol, masih membungkukan badannya.

"Senang bisa bertemu dengan kalian. Selamat datang di Kerajaan kami di Utara. Perjalanan kalian sungguh jauh. Beristirahatlah... dan datanglah ke jamuan makan malam Kerajaan nanti malam," balas Wang Hun.

Setelah mengucapkan kalimat barusan, Wang Hun beserta para dayang dan kasim —pelayannya— meninggalkan Wu Chanyeol dan Wu Jisoo yang masih saja membungkukan badan mereka. Para Menteri Kerajaan pun satu persatu mulai meninggalkan keduanya.

Wu Chanyeol dan Wu Jisoo. Dua keturunan asli Kerajaan Timur Laut yang sekarang akan mengabdi pada Wang Hun dan Kerajaan Utara, selamanya. Raja dan Permaisuri Wu —kedua orang tua mereka— sudah wafat bertahun-tahun yang lalu.

Singkat cerita, saat itu adalah musim penghujan. Para musuh mengibarkan bendera perang. Raja Wu dan para prajurit tak takut menghadapi musuh dan akhirnya terjun ke medan perang. Meski waktu itu Kerajaan mereka menang melawan musuh, tapi hari itu juga adalah hari yang berat bagi Kerajaan di Timur Laut. Selain membawa kabar kemenangan, para prajurit juga membawa kabar dukacita. Raja Wu wafat karena tertusuk panah berkat serangan musuh. Semua orang bersedih kala itu. Tak terkecuali Pangeran Wu Chanyeol dan Putri Wu Jisoo yang masih berumur sangat muda waktu itu, dan malah harus merasakan kesedihan yang mendalam saat keduanya harus kehilangan ayah mereka tercinta.

Selanjutnya, Kerajaan dipimpin oleh seorang Ratu, Permaisuri Wu. Namun, terjadi sengketa besar-besaran. Para dewan istana tidak setuju jika seorang wanita dipilih untuk menjadi pemimpin Kerajaan. Banyak cara yang dilakukan oleh para pemberontak dalam Kerajaan untuk melengserkan Permaisuri Wu dari singgahsananya. Hingga akhirnya, sang Permaisuri memilih untuk meminum sebotol racun dan ikut menyusul sang suami ke alam baka.

my name is c̶̶i̶̶n̶̶d̶̶e̶̶r̶̶e̶̶l̶̶l̶̶a̶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang