mnic / #12

618 94 274
                                    

Harap maklum yah, para readers di cerita ini.
BIG APOLOGIES... karena aku harus balik disibukkan sama jadwal di kehidupan pribadi.

Tapi, yah semoga bakal sering di-update.
xoxo😍
...& happy reading🙏

***

my name is c̶̶i̶̶n̶̶d̶̶e̶̶r̶̶e̶̶l̶̶l̶̶a̶ / #12

🄴🄽🄹🄾🅈

***

Waktu terus berlalu.

Sudah dua bulan dan bahkan sudah ingin memasuki bulan ketiga sejak hari penobatan Wang Hun dan pernikahannya dengan Permaisuri Lim. Tapi tampaknya, dewi keberuntungan  sama sekali belum mengirimkan kabar baik ke Istana di negeri Utara. Ibu Suri bahkan terus mendesak Wang Hun, agar mencari seorang Istri lain yang bisa memberikan laki-laki itu seorang keturunan Raja. Tentu Ibu Suri mempunyai maksud lain. Dan orang yang dimaksud oleh Ibu Suri sudah pasti Putri Hwang.

Hari ini, sedang diadakan jamuan makan malam antara seluruh anggota keluarga Kerajaan. Semuanya hadir, mulai dari Ibu Suri, Wang Hun, Permaisuri Lim, Wang Yu, dan Wang Je. Kecuali, Mantan Selir Agung dan Wang Tae yang tidak menampakan diri di Balai Agung.

Mantan Paduka Selir Agung sedang melakukan perjalanan jauh ke negeri Timur, jadi... itu sedikit dimaklumi oleh Ibu Suri maupun Wang Hun. Wang Tae? Bahkan sejak kemarin malam, batang hidung laki-laki itu sama sekali tidak terlihat. Sampai malam ini pun, Wang Tae tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

"Apa Wang Tae akan terus-terusan seperti ini? Keluar dari Istana sesuka hatinya, kemudian kembali untuk beristirahat? Lalu, keluar lagi? Begitu?"

"Itu Adik mu!" Sahut Ibu Suri, dari tempatnya.

Tadinya, Wang Hun ingin marah. Tapi Permaisuri Lim yang di sampingnya langsung mengusap lengan laki-laki itu sambil tersenyum. Jujur saja, itulah yang membuat hati Wang Hun menjadi teduh.

"Jangan bicara seperti itu, Yang Mulia.... Pangeran Wang Tae adalah Adik Yang Mulia." Kata Permaisuri Lim.

Melihat kemesraan antara Wang Hun dan sang Permaisuri, membuat Ibu Suri muak. Lantas, wanita paruh baya itu pun mulai memancing dan membuka percakapan.

"Jadi... apa Tabib sudah memeriksa kembali kondisi mu? Apa kau sudah dinyatakan mengandung keturunan Wang Hun oleh Tabib Istana?" Tanya Ibu Suri Wang sambil menyeruput arak dari cangkirnya.

"Ibu!"

"Belum, Ibu Suri. Hamba... masih berusaha." Kata Permaisuri Lim, langsung tertuju pada Ibu Suri Wang.

Ibu Suri memperhatikan Wang Hun yang juga sedang menatapnya balik. Sorot mata laki-laki itu terlihat tajam saat sedang menatap ke arah Ibu-nya. Tampaknya, laki-laki itu sudah mengetahui akal busuk sang Ibu.

"Tak perlu untuk terlalu berusaha! Dan kau Wang Hun!" Ibu Suri kembali menatap anak laki-lakinya itu dengan tatapan serius. "Ambil seorang gadis untuk kau jadikan Istri kedua bagi mu! Kau harus memiliki seorang anak untuk menempati Takhta suatu saat nanti!"

"IBU!"

"Sudah Ibu katakan pada mu! Untuk menikahi seorang Putri Kerajaan, dan bukannya seorang gadis dari kalangan biasa!" Sahut Ibu Suri Wang dari tempatnya.

my name is c̶̶i̶̶n̶̶d̶̶e̶̶r̶̶e̶̶l̶̶l̶̶a̶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang