Bagus Giovan Subagja PoV
Karina bantu bersihin luka di lutut Dysa pakek P3K yang emang selalu dia bawa kemana mana di dalam tas pinggangnya, terniat emang. Gue duduk nggak jauh dari mereka. Saat ini kami ada di tendanya Rossieta karena Dysa nggak mau ke tenda yang gue diriin buat dia ataupun ke tenda kesehatan katanya nanti orang orang tahu mending diobatin disini.
Setelah selesai Karina ngobatin lukanya Wendysa dia terus pamit balik lagi ke tenda kesehatan, soalnya pas dia tinggal tadi disana nggak ada orang dan tersisalah gue sama Dysa disini cuma berdua.
Gue nggak tau kenapa suasananya jadi canggung banget, Dysanya nundukin kepala diem aja sementara gue sendiri bingung mau mulai dari mana.
"Echm. Yank, udah mendingan kan lukanya?"
Wendysa mendongakkan kepala natap gue dengan sorot mata yang ah gue nggak tahu tapi gue nyesek sendiri lihatnya.
Gue berinisiatif mendekat dan duduk disamping Dysa yang lagi selojoran kaki.
"Yank, kamu kenapa? Coba cerita." Gue bilang gitu sambil genggam tangan Dysa tapi langsung dia tepis tangan gue.Anjir, kenapa ni anak?
Sorot matanya berubah tajam dan nggak lama kemudian mulai berkaca kaca.
Giovan, lo apain anak orang sampe kayak gini?
"Loh loh loh, kenapa sih Yank? Kok malah nangis?" Gue tanya Dysa sambil menangkup wajahnya biar nggak nunduk dan gue bisa natap mata dia.
"Mas Gio sebenernya nggak sayang kan sama Dysa. Aku cuma kamu jadiin pelampiasan aja kan? Cuma pelarian kan selama ini. Bener kan?" Kata Dysa tiba tiba.
Hah?
"Kamu ngomong apaan sih Yank? Siapa yang bilang aku nggak sayang sama kamu? Siapa? Coba sebutin namanya biar aku kasih kopi sianida sekalian."
"Ck, nggak usah bercanda ya mas, aku lagi serius. Aku denger semuanya."
Maksudnya?
"Denger apa?"
"Mas Gio sayang sama Bu Niken kan. Aku denger mas, dengan mata kepala ku sendiri aku lihat kalian tadi."
Ck. Pantesan Dysa jadi kayak gini.
Dysa menepis tangan gue yang dari tadi menangkup wajahnya.
"I want to break up." Kata Dysa lalu diam sejenak. "Aku nggak bisa lanjutin hubungan ini tapi kamu masih sayang sama dia." Lanjut Dysa lagi.
"No. Aku nggak mau. Kamu tu salah paham Wendysa. Dengerin penjelasanku dulu."
"Nggak ada yang perlu dijelasin lagi mas Gio." Ucap Dysa tegas.
Batu banget dibilangin.
"Yakin tadi kamu denger semua?"
Setelah gue bilang gitu Dysa nunduk dan diem lagi. Mungkin dia lagi mikir. Ini juga salah satu yang gue suka dari Dysa, pola pikirnya cenderung rasional jadi nggak gampang baperan. Tapi kalo kayak gini berarti gue yang udah keterlaluan sama dia. Giovan tulul. 😔
"Dengerin aku baik baik ya sayang."
"Nggak usah panggil sayang sayang ya anda." Kata Dysa galak.
Astaga, ngeri juga kalo lagi ngamuk gini.
"Kenapa? Orang aku sayangnya sama kamu."
"Nggak usah ngegembelin aku lagi ya mas, tadi aku denger mas Gio bilang sayang sama Bu Niken. Aku belum tuli mas, telingaku masih norm......."
Cup
Gue kecup bibir Dysa. Kalo nggak gitu pasti bakal panjang kalimatnya. Ini jurus terampuh kalo Wendysa mulai ngomel ngomel, pasti langsung diem.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen Cinta (SSW X MYG)
Fanfiction[COMPLETED] "Pucuk dicinta ulam pun tiba. I'm coming dosen cinta." ~ Wendysa Sekar Pratiwi "Yang benar saja. Saya ini dosen dan kamu mahasiswi." Bagus Giovan Subagdja Bahasa non baku Indonesia banget ?