6

118 13 0
                                    

Untuk melupakan masalalu bukanlah mencari yg baru ,namun memperbaiki dari yang yg lalu dengan niat dalam hati.
 

                         -Irna Suryadini-

Setelah kejadian dirumah sakit kemarin keduanya nampak seperti mempunyai rasa yang sama. Namun Al tetap menjaga hatinya agar tidak terlalu lebih dalam mencintai seseorang yang belum tentu bisa ia miliki.

Hari ke empat di rumah sakit sudah membuat Al merasa bosan. Berkali kali Al meminta dan memaksa agar dipulangkan hari ini, namun Dokter belum membolehkannya .

"Bun, Al bosen kalo harus tiap hari tiduran terus".
"Di ajak ketaman pakai kursi roda sambil makan terus disuapin bosen ga?"
Muka Al memerah saat mengetahui jika kemarin ia makan disuapin.
"Iii ... Bunda apaan sih. Kemarin tuh Al dipaksa ".
"Iya iyaa. Asal jangan kelewat batas aja. Kamu emang ga tau dia siapa?"
"Emang siapa bun?"
"Belum tau? Ya udah nanti juga kamu tau".

Tiba tiba Ica mendengar ada ketukan pintu lalu ia beranjak dari bibir kasur untuk membuka kan pintu. Dan ternyata itu Syafik. Seorang laki laki yang sudah Al tolak lamarannya.

"Aku ke sini cuma pengen liat ke adaan kamu doang ngga lebih, barusan Umi aku ngasih tau kamu sedang dirawat dirumah sakit".
"Iya terimakasih".
"Sama satu lagi".
" Apa?"
"Aku pengen mendengar langsung alasan kamu tidak menerima lamaran dari aku".
"Aku ga ingin bahas". Namun Al mendapati tatapan dari bunda yang mengartikan ia harus menjelaskannya.
"Baik. Aku liat kamu jalan berdua sama perempuan lain dan aku belum bisa mencintai kamu".

Al memalingkan wajahnya, namun Syafik terus duduk di samping Al dan memandang Al.

"Itu hanya teman aku yang tak sengaja beretemu dijalan dan soal cinta belum mencintai kita bangun setelah menikah".

"Syafik, menikah tanpa ada rasa cinta itu hambar".

Syafik menunduk lesu saat mendapati jawaban dari mulut Al langsung. Dibalik pintu pun ada yang sedang berdiri tanpa harapan lagi karena mendengarkan obrolan dari dalam mengenai pernikahan, ia adalah Hans.

Niat untuk membawakan buah buahan dan coklat kekusaan Al ia urungkan dan Hans malah mengasihkannya ke seseorang yang lewat di depan  dia.

"Terimakasih mas".
"Semoga keluarganya cepat sembuh"
"Oiya, keluarga mas juga ada yang sedang sakit kah disini?".
"Oh engga mbak, ini mau jenguk teman, tapi dia sudah pulang dan buah-buahan ini jadi saya berikan saja pada mbak".
"Oalah, yaudah kalau gitu saya duluan ya, mas".

Bangun lebih awal untuk bisa melihat keadan orang yang mulai ia sukai malah sia-sia. Pulang sampai kantor dengan penuh tanda tanya. Engga habis fikir kalau wanita itu sudah ada yang punya, bahkan hampir akan menikah.

Dihati kecilnya selalu mengingatkan bahwa wanita yang ia sukai tidak akan bisa bersama. Cinta itu bukan merelakan seseorang untuk mengganti keimanan.

Hans kembali ke kantornya. Ada banyak tugas yang harus ia selesaikam dengan cepat dan sendirian. Tak apa pulang sampai larut malam. Ia rela menghandle pekerjaan Alea.

"

Dua Kalimat Syahadat (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang