Vote dulu sebelum baca hehe:)
Mislea Arahma Wiguna
Ku hempaskan tubuhku dikasur dengan kasar ,sepatuku masih menempel dikaki,baju kerja pun belum ku ganti,keringat masih tercium dihidungku. Saat detik ini badanku masih terasa lemas setelah mendengar kalimat yg dilontarkan dari mulut ayahku,rasanya seperti mimpi dalam tidur dengan mata terbuka .
Sepertinya rasa ini harus aku kubur dalam dalam sebelum meminta lebih darinya. Ahh andai saja kalimat itu bisaku nego dengan sedikit saja.
Tiba tiba saja ayahku masuk kamar dengan membawa dua koper yang berbeda ukuran yang satu kecil yang satu laginya cukup besar,tidak dengan sepatah katapun ayahku langsung membuka lemariku lalu bingung melihat baju anaknya yg sangat banyak ini,akhirnya ia membuka suara.
"Cepat kemas bajumu ,bawa yang memang harus dibawa,secukupnya ,tidak kurang maupun lebih". Baru saja aku akan menarik nafas ayah malah melanjutkan bicaranya . "ayah tunggu dibawah 30 menit ".
Ingin rasanya aku teriak sekencang kencangnya biar semua orang tau bahwa aku tidak suka dengan kondisi saat ini,saat keputusan harus memihak pada satu orang. Aku ini sudah besar sudah bisa memilih mana yang baik mana yang ngga,memang ayah itu terlalu berlebihan. Oohh tidak tidak,orang tua pasti lebih tau dan ini keputusan yang sangat baik untuk anaknya,maybe.
Mau tidak mau aku harus kemas bajuku secepat mungkin sebelum ayahku marah besar.
Setelah baju bajuku kemas dengan rapi aku turun sembari menarik dua koper, hingga sampai bawah mataku jengah melihat ayah dan bundaku sudah memakai pakaian rapih dan berkata. " Ayo kita pergi malam ini juga." Sedangkan aku,aku masih pakaian kerja belum mandi mencopot sepatuku pun belum sempat.
Aku menghela nafas dengan kasar,begitu teganya ayahku ini .
"Ayah,ini sudah malam". Rajukku
Aku harus melakukan sesuatu agar keberangkatan ini dibatalkan ,ya dengan aku berpura pura pingsan mungkin cara yang masuk diakal.
Brukkk...
Tubuhku ku jatuhkan dengan sempoyongan seperti halnya orang yang akan pingsan sungguhan,mataku kupejamkan sekuat tenaga aku tahan mataku agar tidak terbuka.
Spontan bundaku langsung menggoyang goyangkan tubuhku dan berkata . " Lea bangun Al,bangun. Ayah liat Lea pingsan,bisakah ayah menunda keberangkatan ini setelah ia sadar?". Rasa khawatir itu bisaku rasakan,betapa teganya anakmu ini sudah berbohong. Maafkan aku bunda ayah.
Ayahku mendekat lalu duduk disampingku,deru nafasnya dapatku rasa,apa yg mau ayah lakukan.
"Ayah,mau apa?". Tanya bunda
Pertanyaan itu ayah hiraukan,ayah terus melanjutkan aksinya ntah itu apa akupun tidak tau. Ada yg aneh ,ditempat itu hening aku semakin penasaran sedikit2 mataku aku bukakan dan bisa melihat keadaam sekitar. Ahh kini disekitarku tidak ada siapa siapa, ya sepi sekali.
"Ayahh,yahh,bun,bundaa". Teriakku sambil berjalan kesana kemari.
Aku berdiri diambang pintu kamar mereka dan ada tangan yg menepuk pundakku begitu saja aku langsung membalikkan tubuhku. Oh tidak ,ia adalah ayahku.
Aku tertunduk lemas dihadapan mereka. " Maafin Lea ,yah bun".
"Ayah maafin,tapi dengan satu syarat".
Aku langsung mendongak. " Syarat apa ,ayah?". Tanyaku
"Kita harus pergi malam ini juga". Tegasnya
Aku tidak menjawabnya,karena bagaimanapun jawabanku pasti ayah yg nentuin. Aku hanya memandang bunda dengan mata sayu dan dijawab dengan tatapan yg mengartikan bahwa aku harus menuruti kata ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Kalimat Syahadat (Revisi)
AléatoireCinta adalah anugrah yg diberikan oleh allah swt ,tapi apakah jatuh hati kepada yg berbeda keyakinan itu juga anugrah? Disini saya menceritakan seorang perempuan yg mencitai seorang laki laki yg berbeda keyakinan,tapi tidak membuat ia sedih malahan...