Dua Kalimat Syahadat (Revisi)

prolog

Kalau cinta itu perjuangkan ,apapun keadaan yg terjadi kamu harus lalui.
Alea Arahma Wiguna.

Asyhadu an la ilaaha illaah, wa asyhadu anna Muhammadar Rasuulullah.

❤❤❤❤

Alea Arahma Wiguna yg sering dipanggil Lea/Al terlahir dari sepasang suami istri yang bernama Muhammad Wiguna dan Hanisa Arahma sering di panggil Ica, dan Lea pun mempunyai adik yg bernama Abilla Arahma Wiguna dengan umur selisih 4 tahun dengan Lea.

Mereka tinggal disebuah kompleks yang cukup luas didalamnya ada sekitaran 80 bangunan rumah yang memiliki ukuran ukuran kecil namun terlihat elegan,  bentuk yang unik dengan cat yang kalem sehingga terlihat lebih sejuk dan bersih.

Wiguna dan Ica dulu menikah dengan umur yang cukup muda, saat keduanya lulus SMA orang tuanya sudah menikahi mereka,yg beralasan untuk menjauhi zina, ya itu alasan yg cukup baik.

Lalu saat mereka mempunyai anak yg bernana Alea ingin juga menikahi dengan umur yang muda, alasannya hampir sama tidak mau anaknya mendekati zina, apa lagi zaman sekarang (serem kalau di ceritain mah ehehe)

Allah SWT berfirman:

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰۤى اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗ وَسَآءَ سَبِيْلًا
wa laa taqrobuz-zinaaa innahuu kaana faahisyah, wa saaa'a sabiilaa

"Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk."
(QS. Al-Isra' 17: Ayat 32)

💕💕💕

Teriknya matahari kala pagi memasuki dalam kamar melalui tembusnya sebuah jendela kaca yang berbalut gorden. Hangatnya terasa dan membekas di tubuh kecil ini.

Kita tak perlu membahas masa lalu, luka, melukai, sakit, menyakiti, siapa dan penyebabnya. Kita hanya perlu menguburnya, melupakan, belajar dan jangan di ulangi (lagi).

Masa lalu yang hampir disebut masa kelam, masa yang sangat terlalu bodoh untuk diingat menyebabkan kesemangatan hari harinya untuk mereka, tapi tidak dengan Alea. Trauma? Tak akan pernah percaya? Laki laki.

Itu hanya masa lalu? Sekarang masa kini. Besok? Masa yang akan datang, masa dimana kita tidak bisa mengetahuinya.

Welcome in the future and goodbye to an almost dark past.

"Selamat pagi peri kecil pertamanya Bunda".

Eumm pagi pagi sudah disambut dengan kehangatan dirumah dengan seorang yang kerap disebut sebagai malaikat tak bersayap ini.

"Pagi Malaikat tercantikkuu". Kata ku lalu mencium pipi kanan dan kirinya.

Berada disebuah meja makan yang berukuran sedang namun dekat dengan dapur mempunyai kehangatan yang berbeda, lebih banyak interaksi antara si pemasak dan si penunggu makanan (hehe). Apalagi kalau si Bunda yang masak.

Lalu aku duduk di kursi yang biasa aku tempati, semua penghuni dirumah ini harus menempati kursinya masing masing.

"Hari ini Bunda libur ya? Pasti masak kan kan kan? ". Tanyaku dengan menaik turunkan halis.

Bunda seorang pekerja dalam satu kerjaan dengan Ayah, ya tepatnya bekerja di perusahaan Ayah. Tadinya Ayah menolak dan melarang agar Bunda tetap fokus menjadi seorang Ibu Rumah tangga, namun Bunda tak ingin sepenuhnya di rumah, karena ia ingin terus bersama sang suami.