Prolog

6K 217 1
                                    

Langkah kakinya terasa berat. Matanya sembab. Sudah sejak tadi ia berhenti untuk mengeluarkan air matanya. Tapi isakan kecil sesekali masih lolos dari bibirnya. Ia berjalan cepat memasuki ruangan yang memang di khususkan untuknya. Ia tidak perduli dengan tatapan aneh dua gadis kecil sepertinya. Yang ingin ia lakukan adalah memeluk boneka kesayangannya dan diam di sana seorang diri.

Entah bagaimana bisa ia sampai dalam rumah mengah ini. Ia hanya tidak tahu bagaimana bisa ada seseorang yang mengaku sebagai ayahnya dan membawanya pergi begitu saja. Ia hanya sorang anak kecil yang tidak bisa berbuat banyak ketika seorang lelaki dewasa menyeretnya pergi begitu saja.

Apakah ia perlu bersyukur karna di beri tempat tinggal yang layak? Apakah ia harus bersyukur karna telah di pertemukan dengan ayahnya? Atau ia harus merutuki nasipnya yang sangat tidak beruntung ini?

***

Jangan lupa tinggalkan vote dan comment kalian yaa. Terimakasih💙💙💙

Solitary ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang