Bagian 18

2K 118 0
                                    

Pagi kembali menyapa. Dengan sangat terpaksa Guella turun dari hangatnya kasur yang entah kenapa terasa dua kali lebih nyaman dari biasanya. Guella merasa sangat lelah. Entahlah, padahal ia tidak melakukan apapun yang menguras tenaganya semalam. Ia hanya, tidak bisa tidur hingga hampir pukul tiga dini hari barulah ia bisa menikmati nyamannya berada di dunia mimpi.

Sejak semalam, pikirannya selalu melayang pada apa yang ia katakan apa Abi kemarin. Perkataan yang membuat Abi pergi dan tak pulang hingga kini. Guella sudah lelah menebak-nebak apa yang Guella rasakan, ia terlalu bingung dengan situasi yang ada. Tidak bisa kah Abi langsung memutuskan semuanya segera? Agar semuanya menjadi jelas.

Guella menghela napas, ia segera menuju ke kamar mandi untuk segera membersikan dirinya. Ia tidak berkeinginan membantu para pelayan menyiapkan sarapan, rasanya ia sangat malas untuk melakukan sesuatu saat ini.

Selesai dengan aktifitas mandinya, Guella segera mengenakan pakaian untuk segera berangkat ke kampus. Ia harus segera sebelum kelas pertamanya di mulai.

Guella segera menuruni tangga dan langsung menuju ruang makan untuk berpamitan. Tetapi, belum sampai kakinya itu melangkah memasuki ruang makan, sebuah perbincangan menarik perhatiannya untuk berhenti melangkah. Bukan tentang apa yang mereka bicarakan, Guella bahkan rasanya tidak mendengar dengan jelas apa yang mereka perbincangkan, hanya sebuh suara yang sangat menarik perhatiannya. Suara seseorang yang pernah menyakitinya. Untuk apa wanita itu di sini? Entahlah sudah berapa banyak pertanyaan yang kini mengusik kepalanya.

Guella memilih berbalik arah saat mendengar suara Abi yang ikut menimpali apa yang wanita itu ucapkan, ia lebih baik pergi sebelum hatinya yang memang sudah hancur tambah hancur menjadi keeping.

Apakah ini jawaban dari permintaan Guella kemarin?

Mungkin saja.

--

Abi melihat kesekeliling ruangan. Entah sudah berapa kali ia melakukan hal yang serupa. Tapi tetap saja orang yang ia cari tidak muncul sama juga. Jika saja ia tahu seperti ini, lebih baik ia mengeceknya di kamar dulu tadi.

"Apa yang kau cari Abi? Aku di sini," ucap seorang wanita tepat di samping Abi. Suaranya sangat pelan, dan sangat terdengar nada menggoda dari sana.

Anna yang melihat hal itu langsung menatap Kalista dengan tatapan marah. Anna benar-benar tidak menyangka jika kakaknya akan membawa wanita ini setelah tiga tahun mereka berpisah. Anna sungguh sangat mengetahui seperti apa kakaknya itu saat tiga tahun lalu. Saat hancurnya Abi karna wanita itu. dan saat Anna pikir kakaknya akan bahagia, wanita ini datang kembali dan bertingkah seolah-olah ia tidak melakukan satu kesalahanpun.

Anna awalnya merasa simpati kepada Kalista, sampai wanita itu tega mencampakan kakaknya dan menghilang begitu saja. Dan kini wanita itu datang kembali, dan bertingkah seakan ia masih berada di posisi yang sama di hati kakaknya.

Anna juga nampak mengikuti apa yang Abi lakukan sedari tadi. Menengok kesekeliling ruangan, mencari di manakah kakak iparnya saat ini. Guella harus berada di sini untuk memisahkan Abi dengan wanita lintah ini.

"Mama, Kak Guella dimana?" tanya Anna ketika Guella tak kunjung muncul.

"Iyaya, Guella kemana? Biasanya ia selalu bangun pagi untuk membantu menyiapkan sarapan." Papa Abi terlihat mengamati makanan di depannya, "Makanannya terasa berbeda, ini bukan masakan Guella."

"Iya, kemana dia."

Kalista yang awalnya tersenyum mengejek karna ia berpikir, Guella hanya di perlakukan sebagai pelayan di sini langsung kesal kembali. Sepenting apa Guella sampai di cari seperti ini.

"Bi, Guella dimana?" tanya mama pada seorang pelayan yang memang sedang lewat di sampingnya.

"Nona Guella sudah berangkat sejak tadi, nyonya."

"Berangkat kemana?" tanya Abi spontan.

Dan hal itu langsung membuat Kalista semakin kesal, ia mengepalkan tanganya marah.

"Berangkat ke kampus tuan."

"Kenapa tidak ijin dulu? Tidak biasanya." Abi bergumam pelan, dan tentu saja Kalista di sampingnya mendengar dengan jelas.

"Mungkin ia sibuk," jawab Kalista asal.

Abi hanya mengangguk pelan, ya mungkin saja.

--

Kalista keluar dari rumah Abi dengan tangan yang terkepal kuat. Ia tidak bisa membiarkan semuanya terus-menerus. Ia tentu harus memulai rencananya, jika di biarkan, semuanya pasti akan semakin sulit ia gapai.

Guella, wanita itu pasti sangat bahagia sekarang. Berkumpul bersama orang yang menginginkannya? Itu tidak akan bertahan lama. pada akhirnya wanita murahan itu akan kembali ke tempatnya.

Kalista mengeluarkan ponselnya, mencoba menghubungi seseorang.

Kalista melihat rumah Abi sekilas sebelum berjalan menjauh dari sana. Seharusnya Abi mengantarnya pulang, tetapi Anna gadis kecil itu merusak semuanya. Membuat kalista semakin kesal saja.

"Kau dimana?" tanya Kalista begitu panggilannya telah tersambung.

"Sekarang waktunya, lakukan semua sekarang."

Setelah panggilan itu berakhir, senyum sinis itu langsung menghiasi wajah Kalista. Benar, sebentar lagi, semua akan selesai.

--

Guella menatap kendaran yang berlalu lalang di depannya. Bus terakhir akan tiba sebentar lagi, tapi kenapa ia merasa tidak akan bisa pulang hari ini? seharusnya ia sudah sampai rumah sejak tadi, tetapi ia harus kembali ke kampus karna barangya yang tertinggal. Itulah kenapa ia masih menunggu disini. Kedua temannya sudah pulang sedari tadi, mereka sempat menawari tumpangan tetapi karna berangnya yang tertinggal, Guella harus menyuruh mereka pulang lebih dulu.

Guella melirik jam tangannya gusar, kenapa semuanya seakan melambat. Guella tentu pernah mengalami hal semacam ini, berada seorang diri di halte bus. Tetapi entah kenapa ini berbeda. Ia merasa seseorang sedang mengamatinya dari jauh. Lima menit lagi sampai bus itu datang. Tetapi perasaannya semakin tak tenang. Dan kenapa juga malam ini sepi sekali.

Guella mengembuskan napas tenang ketika dua lampu terlihat dari kejauhan. Busnya telah datang. Guella berdiri dari duduknya, belum sempat kakinya melangkah seseorang dari arah belakang langsung membekap mulutnya. Tangan orang itu memegang kedua tangannya, Guella tidak sempat berbalik karna kesadarannya perlahan menghilang. Ia hanya tau, jika perlahan ia di tarik kebelakang.

--

Haloooooo, kembali lagi dengan cerita ini yang semakin mendekati akhir. Mungkin sekitar dua atau tiga part lagi. Jadi selamat membaca, jangan lupa vommentnya yaaaa😘😊

Bye, sampai jumpa di part selanjutnya..💜💜💜

Solitary ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang