9. Heart beat

3K 398 53
                                        

Budayakan Vote ⭐️








Masih bingung, Dr. Kim masih memikirkan Soogi yang tampak acuh padanya pagi tadi. Pria itu tampak termenung beberapa kali di meja kerjanya.

Apa dia marah denganku?
Aish! kenapa aku yang repot?

Dan pria itu jadi kesal sendiri. Maunya apa sih? Maunya dibelai? Emang ada hubungan apa? Tak ada.

Bahkan pria itu mulai heran dengan dirinya sendiri.

Kenapa aku memikirkannya terus?

Apa karena aku belum meneguk darah gadis itu lagi?

Hanya dua orang asing yang dipertemukan. Apakah nanti akan menjadi cerita di bagian hidup Dr. Kim? Ataukah hanya menjadi kenangan yang kemudian terlupakan?

Hidup memang seperti itu.

Sementara itu Soogi masih bergelut dalam selimut, di atas ranjang milik Dr. Kim. Wangi khas parfum pria itu tercium jelas di setiap sudut ranjang besar itu.

Gadis itu sudah terbangun saat suara hujan terdengar begitu mengusik di luar jendela. Menatap ke arah jendela sambil mengeratkan selimut di dadanya.

Hidup seperti apa ini? Apakah aku satu-satunya orang yang bernasib seperti ini? Aneh.

Tapi Dr. Kim?

Dia datang menolongku lagi...

Aku takut, tapi disisi lain aku merasa dia peduli dengan nyawaku.

Dia tak akan melukaiku bukan?







Dr. Kim pulang pukul 00.29 malam ini. Tidak heran, seorang dokter pasti akan sering pulang terlambat saat ia harus menangani banyak pasien. Tapi ini bukan tentang pasien.

Pria bermarga Kim itu sempat beberapa kali salah memasukkan kunci sebelum ia terhuyung menuju ke dalam rumahnya.

"Dr. Kim kau pulang?" Sapa Soogi yang baru saja terbangun.

Tadinya gadis itu terlelap di sofa setelah menonton beberapa koleksi film milik Dr. Kim.

Dr. Kim sendiri tampak oleng saat melepas sembarang sepatunya. Pria itu terlihat susah payah duduk di sofa yang ada di seberang Soogi.

"Kenapa kau masih disini?" Tanya Dr. Kim dengan napas sedikit ngos-ngosan tak karuan.

"A-aku keasikan menonton film dan ketiduran. Aku akan pulang pagi nanti."

Soogi tak mendekat meskipun sebenarnya ia penasaran. Dr. Kim tampak begitu kelelahan, seperti orang sakit yang memaksakan diri untuk beraktifitas.

Masa iya seorang vampire bisa sakit?

"Apa yang terjadi denganmu Dokter? Apa kau— sakit?" Gadis itu akhirnya memberanikan diri dan beranjak untuk memeriksa Dr. Kim.

Betapa terkejut gadis itu ketika menyentuh dahi Dr. Kim.

Tidak demam melainkan suhu tubuhnya begitu dingin.

"Sss— Dokter? Kau kedinginan?" Soogi dengan sigap berdiri, ia hendak pergi mengambilkan selimut.

Tap!

Langkah Soogi terhenti ketika tangan kirinya digenggam oleh Dr. Kim.

"Disini saja. Tanganmu hangat." Ucap Dr. Kim sembari menarik tangan Soogi ke pipinya.

TRIVIA : Love | KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang