"Hhh.. Jadi bagaimana kapten? Sebelum semua perbekalan terangkut, kemana kita akan pergi? Atau batal saja?"
Jeno terlihat berpikir dengan keras saat berhadapan dengan pertanyaan Hoshi yang sedang bersandar di tiang kapal. Ia tidak yakin dengan instingnya. Bagaimana respon ayahnya kalau seandainya ia gagal?
"Kita pergi saja."
"Iya, kemana?"
"Perasaanku mengatakan, agar kita pergi ke tempat aku bertemu Renjun untuk yang pertama kalinya."
"Laut Arktik? Serius?!" Hoshi terkejut. "Kapten mau cari apa di sana?!"
"Mana aku tahu?! Nama tempat itu terlintas begitu saja di otakku!!"
Mereka berdua menghela napas. Bingung. Mereka tidak tahu harus memulai pencarian dari mana. Tidak ada jejak yang ditinggalkan Renjun. Tidak ada petunjuk sama sekali. Tidak mungkin mereka harus kembali ke Devil's Forest kan?!
"Kalau seandainya kita ke Arktik, setelah itu, apa yang akan kapten lakukan?"
"Entah.."
"Haaiisssh!!" Hoshi mengacak-acak rambutnya. "Seumur hidup aku mengabdi pada kapten, rasa-rasanya kapten tidak pernah seperti ini.."
"Mana aku tahu?! Kepalaku saja pusing!!"
"Kalau begitu, kenapa kapten tidak berhenti dan merelakannya pergi menghilang?!"
Jeno terdiam. Benar juga. Kenapa ia harus repot-repot mengejar sesuatu yang bahkan tidak jelas keberadaannya. Ada banyak orang di luar sana yang bisa ia nikahi selain Renjun.
"Ah, kau benar. Tapi aku sudah berjanji pada Renjun. Jadi aku tidak akan mengingkarinya."
"Tapi jika—
"Itu bukan hanya karena janji, Hoshi. Aku juga heran. Sampai sekarang, getaran itu masih ada. Aku tidak tahu bagaimana dengan perasaannya, tapi aku yakin perasaanku berbalas."
"A—
"Jadi tutup mulutmu, ikuti saja perintahku. Kita pergi ke Arktik, dan kita hadapi ketidakpastian."
Jeno turun dari dek, membantu awaknya yang mempersiapkan perbekalan. Hoshi hanya terkekeh pelan. "Dasar kapten... Ada-ada saja.."
"HOSHI!!!"
"YAA?!"
Hoshi beranjak ke pinggir dek dan menengok ke bawah.
"Carikan dua ekor burung merpati!!"
"Untuk a—
"Carikan saja!!!"
"Baiklaah!!!"
Hoshi kembali terkekeh dan beranjak turun dari dek dan menuju pasar. Mencari merpati yang kaptennya perlukan.
•••••
"Kakak..."
Jeno yang sedang mengoperkan tong-tong kayu berisi air bersih menoleh ke asal suara. Seorang gadis cantik dengan gaun merah muda dan tiara tersemat di rambutnya serta dengan sebuah kipas di tangannya menghampirinya di dermaga itu. Jeno tertawa pelan lalu melanjutkan kegiatannya.
"Ya, Nancy?" Ia menjawab tanpa menoleh.
"Sebenarnya, orang yang kakak cari itu dari kerajaan mana sih? Hingga kakak serepot itu?"
Deg!
Jeno terdiam. Dia sempat berhenti melakukan kegiatannya. Tak lama ia melanjutkan kegiatannya.
YOU ARE READING
Black Blood
FanfictionAkhirnya bertahun-tahun sesudah lenyapnya Mutiara Hitam, kebahagiaan pun datang. Hidup seorang Lee Jeno semakin sempurna bersama sang pendamping, Lee Renjun, dan buah cinta mereka. Kerajaan Foinix menjadi aman dan tentram setelah Raja Donghae menyer...