Hyuuuu~~~
Angin berembus kuat di gua sunyi dan gelap itu. Air beriak-riak tanda tak tenang.
Suara-suara rintihan dan nyanyian samar terdengar menggema di sana.
Seberkas cahaya misterius muncul dari bagian gua yang lebih dalam. Semakin masuk ke dalamnya, semakin jelas asalnya...
Splash!!
Krrrkkk...
Di sebuah batu besar di tengah gua di bawah air terjun, sebuah botol berwarna hitam berdiri sendiri dengan angkuh. Cahaya hitam dan merah gelap mengelilingi botol itu. Memperjelas tulisan-tulisan beraksara Yunani yang mengelilingi botol itu.
Ποσειδώνας
Tulisan itu mengelilingi botol hitam di gua itu. Bukan tulisan biasa, melainkan sebuah segel. Segel sekaligus bukti kemenangan seorang dewa atas seorang Titan di sebuah pertempuran di Devil's Triangle tiga tahun yang lalu.
Sepenting itukah botol itu?
Tentu saja. Botol itu harus tetap tersegel. Harus tetap dalam posisi tertutup.
Kraaak..
Kriiittt...
"Lee Jeno...." Sebuah sosok bertubuh setengah hancur, pucat, dengan tubuh sangat kurus, merayap di batu tempat botol itu. Rambutnya meneteskan air laut yang bercampur darah. Tangannya ia ulurkan untuk meraih botol itu.
"Lee Taeyong...." Suara sosok itu berubah. Dari suara lembut seorang wanita, menjadi geraman penuh kebencian.
Grep!
"Kalian harus membayar semua perlakuan kalian..." Sosok itu tertawa. Tawanya menggelegar di gua itu. Tangan kurusnya menggenggam leher botol itu erat.
"Tunggu tanggal mainnya.. Hahahaha!!"
•••••
Zuuungg..
Taeyong memandang trisulanya yang tiba-tiba bersinar. Dahinya berkerut, bingung. Ada apa gerangan trisulanya menjadi seperti ini??
"Kenapa—
"PAMAAAN!!!!"
Taeyong mengalihkan pandangannya ke arah seekor duyung kecil bersurai hitam yang berenang dengan cepat ke arahnya. Itu keponakannya, anak adiknya, Minhyung dengan Jaemin.
"Kangmin ah.."
"Pamaaann!!! Mama nakaaal!!" Kangmin bergegas mendekati Taeyong. Bocah duyung berusia lima tahun itu bersembunyi di balik takhtanya.
"Mama kenapa?" Taeyong berbalik, berusaha melihat Kangmin di balik takhtanya.
"Mama maksa Kangmin mamam.. Kangmin gamau mamam.." Si bocah merengut.
"KANGMIIIN!!! DIMANA KAMU, NAK?!?!" Taeyong menoleh ke arah pintu masuk ruangannya. Seekor duyung bersurai merah muda yang mulai sedikit memutih, berkacak pinggang dengan semangkuk makanan di tangannya.
"KANGMIIN?!?!"
Taeyong terkekeh lalu menunjuk belakang singgasananya. Jaemin tersenyum lebar. "Kangmin... Mama tahu kamu di manaa... Kamu tahu mama bakal apa kalau nemuin kamu kan??"
YOU ARE READING
Black Blood
FanficAkhirnya bertahun-tahun sesudah lenyapnya Mutiara Hitam, kebahagiaan pun datang. Hidup seorang Lee Jeno semakin sempurna bersama sang pendamping, Lee Renjun, dan buah cinta mereka. Kerajaan Foinix menjadi aman dan tentram setelah Raja Donghae menyer...