12. Maid? No

665 102 9
                                    

Hari demi hari telah terlewati. Tak terasa hampir tiga kali musim dingin terlewati. Siang ini cuacanya cukup menyenangkan, namun sayang mood jaejoong tak secerah itu. Bibir Jaejoong mengerucut imut. Sesekali ia akan mengocehkan hal-hal yang sejujurnya tidak terlalu penting. Kedua tangannya masih konsisten menggerakkan sapu kedepan kebelakang menyeret debu, menyapu lantai rumahnya.

Kim Jaejoong yang biasanya hanya tau bermain bersama hiro, mengganggu Minmin hyung dan mengacaukan kamar dengan berputar-putar bersepeda dalam kamar itu sedang menyapu rumah? Jawabannya ya. Dan itu berawal dari pagi ini.

"Joongie tidak belajar cara menjadi maid yang benar? Sebentar lagi sudah mau lulus loh." Pagi itu Changmin bertanya sambil menguyah rotinya bringas. Sesekali matanya akan melirik roti milik Jaejoong yang seharusnya menjadi santapannya pagi ini. Salahkan saja si anak manja itu merengek pada ibu mereka sehingga roti isi coklat bertabur irisan strawberry kesayangannya itu terpaksa harus berpisah dengannya secara tidak manusiawi.

"Eh? Belum Minmin hyung-sama." Ya semenjak insiden restoran kala itu Jaejoong selalu memanggil Changmin dengan surfix sama yang jujur saja menyenangkan untuk didengar telinganya. Serasa menjadi seorang bos yang memiliki bawahan, sayang sekali bawahannya seperti Jaejoong.

Smirk andalannya muncul. Mari kita balas dendam padanya karena sudah memisahkan kita dengan tidak berperi kerotian itu sayangku. "Ayo segera selesaikan sarapanmu. Hyung ajarkan cara menjadi maid yang benar." Dan Jaejoong pun makan dengan lahap sampai ingin menangis karena tersedak.

"Yang benar dong kalau menyapu. Ini masih ada debunya." Berkacak pinggang sambil mengomel-ngomel, sejujurnya cukup menggelikan untuk dilakukan seseorang seperti  Changmin.

"Ish. Minmin hyung-sama bantu Joongie dong."

"Loh kan Joongie yang mau jadi maid bukan hyung. Ayo cepat selesaikan menyapunya. Setelah ini Joongie harus mencuci baju."

"Cuci baju juga?"

"Iya, cepat!"

.
.
.
.

Siang ini sejujurnya Yunho hanya berniat mengantar Junsu bermain ke rumah Jaejoong. Ya sekaligus mencari kesempatan. Dilihatnya Jaejoong dengan pandangan prihatin. Pasti Changmin amat menyiksanya.

"Yunnie sayang Joongie capek." Adunya imut kepada Yunho yang duduk memperhatikannya di sofa bersama dengan Junsu, Changmin dan kedua orang tuanya.

Yunho hanya meringis melihatnya. Ia tak tega, namun tak bisa berbuat apa-apa. Kesayangannya ini harus ditampar dengan kenyataan. Ia tak bisa menjadi maid.

"Susuie bantu Joongie."

"Maafkan aku. Tanganku baru saja aku poles nail art." Matanya polos menyinarkan beribu permohonan maaf.

"Mama! Bantu Joongie!"

"Tidak. Mama mau duduk disini saja sama junsuie."

"Papa?"

"Maafkan papa."

Pandangannya berpindah kepada Changmin.

"Hyungie-sama?"

Bersendekap dada ia menjawab "Cepat selesaikan lalu potong rumput didepan."

"ISH SEMUA JAHAT. JOONGIE TIDAK MAU MENJADI MAID!!"

Dan ia pun membanting sapunya serta berlari memasuki kamarnya. Dentuman pintu yang ditutup dengan keras itu memecah suasana yang persekian detik sempat menjadi hening.

Baru lah terdengar helaan nafas penuh syukur dari yang lain.

.
.
.
END

Endingnya aneh ya.. 😳
Maafkandaku.. 🙈

Dalam beberapa hari mungkin cerita ini bakalan aku unpub buat diperbaiki. Banyak banget ide yang gak kecantum di chapter yang udah dipublish. Mohon maaf banget enggak sesuai ekspetasi.

Ada 3 epilog setelah ini yang entah kapan dipublishnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada 3 epilog setelah ini yang entah kapan dipublishnya...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Yunnie Sensei! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang