Awas banyak Typo.
No edit.Tulisan bercetak miring adalah flashback.
.
.
...Yunho merapatkan coat abu-abunya. Disapunya pandangan keseluruh arah. Banyak orang menarik koper keluar maupun akan berangkat dan orang menunggu kedatangan. Termasuk ia.
Melihat jam ditanggannya, Yunho mendesah lelah. Seharusnya ia memperbolehkan Yoochun ikut tadi agar tidak seperti orang hilang begini. Kasihan juga Yoochun menunggu dalam mobil sendirian. Kesayangannya mengatakan kemungkinan akan take off jam 8 dan ini sudah setengah 9 kurang.
"Hyungie~" suara menggelegar bak lumba-lumba kabur dari pawangnya itu terdengar amat melengking.
Mendengar lengkingan suara itu Yunho tersenyum. Berjalan mendekat padanya dan merentangkan kedua tangannya saat si semok kesayangannya itu berlari kearahnya.
"Waah junchannya hyungie sudah besar ya." Yunho mengacak rambut Junsu. Ya, itu Junsu adiknya.
"Ishh jangan memperlakukanku seperti anak berumur 5 tahun hyung."
Terkekeh. Yunho mengambil alih koper Junsu dan merangkul adiknya untuk meninggalkan bandara. "Ayo pulang. Kau yakin mau sekolah disini? Kasihan Mama sendirian di Jepang."
"Iyaa. Oh iya hyung bagaimana 'dia'?" Tanya Junsu saat ia baru saja menutup pintu mobil samping kemudi. Kali ini Yoochun yang menyetir, jika Yunho menyetir saat berangkat maka Yoochum saat pulang. Mereka sudah biasa seperi itu sejak dulu.
"Semakin menawan dengan segala yang melekat padanya." Yunho menjawab pertanyaan Junsu. Menerawang jauh sebelum tersenyum membayangkannya.
"Iya. Mana sekarang Yunho semakin mudah mendekatinya. Ngomong-ngomong, pantatmu makin berisi ya." Yoochun menimpali membuahkan delikan lebar Junsu.
"Dia tetap menggemaskan. Tetap seperti 1 tahun yang lalu." Yunho menoleh memandang kearah luar jendela mobil. Seketika peristiwa 1 tahun yang lalu berputar layaknya film di pikirannya.
.
.
.Yunho mengedarkan pandangan keseluruh penjuru di parkiran kampus mencari sepupu badungnya,Park Yoochun. Kakinya melangkah menuju Yoochun saat dilihatnya lelaki itu menyender dipintu mobil dan berbicara dengan dua orang gadis. Ck, pasti menggoda mereka lagi.
Menepuk pundak Yoochun dari belakang. Yunho menunduk singkat sebagai salam saat kedua gadis itu tersenyum menatapnya. "Jadi ditemani tidak? "
"Tentu saja jadi." Yoochun menoleh sebentar kearah Yunho yang bersendekap menyandar pintu belakang. Yoochun memang meminta temani Yunho menuju perpustakaan tua didekat daerah pinggiran. Ia butuh buku sastra lama untuk tugasnya dan kesana sendirian merupakan bencana. Meski dia terkenal playboy namun jika dihadapkan dengan nenek penjaga perpustakaan yang centil bermake up tebal itu tentu ia tidak mau.
"Sudah dulu girls. Bye cantik~."
Yunho baru akan masuk kedalam mobil sebelum Yoochun berucap. "Naiklah didepan. Kau pikir aku supir taksi hah?"
Jadi bagaimana? Kau sudah menemukan pekerjaan part time?" Yoochun memberhentikan mobil pada lampu merah.
"Sudah."
Yunho memandang kearah luar jendela disebelahnya, dan tanpa sengaja matanya menangkap sosok mungil yang sedang berjongkok didepan seekor kucing dengan beberapa bodyguard berdiri dibelakangnya.
Tawa si mungil itu terlihat begitu lepas tanpa beban dan... Cantik, amat cantik. Yunho terpaku. Ia tidak berkedip selama lebih dari 10 detik. Kecantikannya begitu memukau, menggetarkan hati Yunho.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yunnie Sensei! ✔
FanfictionSebenarnya Changmin merasa kasihan pada Yunho yang harus menghadapi adiknya, Jaejoong. Tapi apa boleh buat. Permintaan Jaejoong itu mutlak. "Joongie mau jadi maid." Yunjae // Gaje