7. petak umpet

917 186 27
                                    

"Yunnie sensei~"

"Hmm."

"Ayo bermain petak umpet." Jaejoong mengerucut imut mencoba lepas dari pelajaran hari ini. Lebih baik diam memperhatikan wajah yunho saja daripada memperhatikan buku tebal berisi tulisan khas jepang itu.

'Sedikit merengek. Pasti Yunnie sensei mau mengabulkannya seperti kata Minmin hyung. Hehehe.' Batin Jaejoong tersenyum-senyum.

"Tidak."

Gubrak.

Loh kok ditolak. Apa Minmin hyung berbohong? Sayang sekali. Mungkin sedikit lagi.

"Yunyunie sensei~"

"Selesaikan belajarnya dahulu. Setelah itu bermain. Hmm?"

"Tidak mauuu. Bosaaan."

Menghela nafas panjang yunho berpikir keras bagaimana caranya ia mengajari kesayangannya ini tanpa membuatnya bosan. Bagaimanapun ia masih ingin aman dari amarah nyonya besar Kanjeng ratu Kim Heechul.

"Kita belajar angka dulu. Nanti berhitungnya memakai bahasa jepang bagaimana?"

"Mauuu."

"Nah. Sekarang buka bukunya. Catat yang sensei katakan. Mengerti?"

"Tidak boleh direkam saja?"

"Tidak. Nanti Jaejoong lupa."

"Yunnie sensei kok masih panggil Jaejoong sih. Tidak manis ish."

"Segera buka bukumu, Jaejae!"

"Ish iya-iya."

"Jadi angka 1 dibaca ichi (一) angka 2 dibaca ni (二) angka 3 san (三) 4 yong atau shi (四) 5 go (五) 6 roku (六) 7 nana atau sichi (七) 8 hachi (八) 9 kyuu (九) dan 10 jyuu (十). Untuk menulis belasan tulis angka 10 dahulu baru angka lain. Untuk menulis puluhan kebalikan dari belasan. Angka 100 dibaca hyaku (百). 1000 dibaca sen (千). Tapi awas, ada yang cara bacanya khusus seperti sanbyaku (300) roppyaku (600) happyaku (800) sanzen (3000) dan hassen (8000).Paham?"

"Iya deh, Joongie paham saja. jadi ayo bermain."

.
.
.

"Minmin hyung~! Kami akan bermain petak umpet. Minmin hyung ikut juga ya?" Tanya Jaejoong saat mekihat Changmin sedang bersantai di halaman depan rumah.

Menoleh Changmin melihat sang adik
Memelas seperti kucing kurang kasih sayang. Menghela nafas ia menjawab. "Yang kalah harus mentraktir makan bagaimana?"

"Joongie setuju! Ayo, ayo. Joongie akan mulai menghitung!" Jaejoong membalikkan badannya dan menutup mata dengan kedua telapak tangannya.

"Ichi!" Changmin celingak-celinguk mencari tempat persembunyian teraman. Hey, ia masih sayang dengan isi dompetnya.

"Ni!"

"San!"

"Yon!"

"Go!"

"Roku!"

"Hyung! Kau tak ingin bersembunyi?" Changmin berbicara dengan pelan.

"Hmm." Balas Yunho tersenyum memperhatikan Jaejoong.

"Ckk terserahmu lah hyung." Changmin dengan segera berlari mencari tempat persembunyian. Meninggalkan Yunho yang diam terlalu memperhatikan Jaejoong.

"Roku!"

"Nana!"

"Hachi!" Yunho beranjak meninggalkan tempat. Namun, bukannya bersembunyi ia justru duduk di kursi bekas Changmin bersantai tadi dan kembali memperhatikan Jaejoong yang serius menghitung sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

Kyuu!"

"Jyuu!" Jaejoong dengan segera membuka matanya dan memicungkan mata ke penjuru arah.

"Lho? Yunnie Sensei kok tidak bersembunyi? Mau Joongie hitung lagi?"

Tersenyum Yunho berdiri dan menjawab. "Tidak perlu. Sensei baru ingat ada kedai es krim baru. Joongir mau kesana?"

Mata Jaejoong seketika berbinar-binar cerah. "Mau! Ato kesana dekarang Sensei!"

"Boleh. Ayo berangkat." Yunho menggandeng tangan Jaejoong keluar rumah.

"Boleh aku membawa hiro, Sensei?" Jaejoong tiba-tiba berhenti saat melihat rumah mungil hiro.

"Hiro nanti sakit kalau diajak. Biarkan saja dirumah hmm?" Yunho menarik salah satu sudut bibirnya lalu kembali menarik Jaejoong berjalan melewati rumah hiro.

'Maafkan aku Min. Selamat berkencan dengan Hiro.'

...

Banyak typo. No edit.
Mulai sini gak terlalu aku perlihatkan bahasa jepangnya yak.
Nanti malam atau besok aku update me gustas tu! /doakan aja inget/ 😂

Yunnie Sensei! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang