Abang Durhaka

3.2K 162 14
                                    

"Wah ternyatanya si sam, gue kira siapa?" ucap Kai tetap mengawasi gerak-gerik Vey dan Sam yang masuk kedalam mobil.

Melihat itu, dengan cepat Kai menepuk bahu Awi terburu, "Wi ikutin yuk." Dengan semangat.

Vey menjawabnya dengan bibir mengkerut, "Sorry gue kan ada janji Kai."

"Ahh iya abang. Gue baru inget." Ucap kai dalam hati.

"Yaudah deh kalo gitu, lo ada janji kapan ma bang Jun?"

Pertanyaan Kai terpotong dengan teriakan seseorang, "Nda!!" Kai yang seperti mengenal suara itu langsung menoleh ke sumber suara. Dan benar dugaannya, suara itu adalah suara abangnya, Bang Juna. Dan yang dilihat, hanya tersenyum menampilkan jajaran giginya pada sang adik.

"Sekarang?" Tanya Kai berbalik melihat kearah Awi.

Awi hanya bisa mengangguk pelan. Dengan begitu Kai menghela napas lesu.

"Nda jadikan sekarang?" Suara Bang Juna terdengar kembali sekarang lebih jelas karena ia sudah berada di samping ndanya itu.

Awi mengangguk dengan antusias, mengabaikan perasaan sahabat disampingnya. Kai hanya bisa melihat dengan tidak percaya perubahan sikap sahabatnya itu.

"Yaudah ayo." Ucapan itu keluar dengan beriringan Juna yang meraih tangan Awi untuk ke mobilnya yang terpakir tidak jauh dari mereka berdiri.

"Eetts!" Kai menahan tangan Awi yang ada disebelahnya.

"Maen pergi aja, gue dianterin pulang dulukan bang?" Tanya Kai melihat kearah Juna.

"Sorry adekku sayang, hari ini lo pulang naik taksi aja ya."

Kai menatap tidak percaya, abangnya tega menyuruh adiknya sendiri pulang naik taksi dan dirinya sendiri pergi pacaran.

Seolah tak peduli bang juna berniat melanjutkan langkahnya yang terhenti bersama Awi. Tapi di setengah jalan ia berhenti.

Kai yang melihat itu, menatap punggung abangnya dengan wajah penuh harap.

Juna berbalik menatap adiknya, "Dek lo punya ongkoskan?"

"Kampret!" Seketika makian itu keluar dari bibirnya walau pelan.

"Lo ngomong apa dek?" Juna berucap kembali, karena ia hanya bisa melihat gerak bibir adiknya tapi tidak tau yang adiknya katakan.

"Kaga, udah pergi sono yang jauh. Kaga balik lagi juga ga papa dah, ridho gua mah." Balas Kai karena sudah sebal dengab kelakuan abangnya itu.

"Wah adek kurang ajar lo, ngatain abangnya sendiri." Ujar Juna tidak terima dengan ucapan Kai, yah walau Juna tau itu hanya bualan kekesalan adiknya.

"Nahkan, ga sadar dirinya kumat. Siapa juga yang kurang ajar disini." Ingin rasanya Kai memaki abangnya itu, tapi ia sadar diri. Takut kualat.

"Udahlah bang, anterin Kai dulu kalo gitu." Awi yang melihat perdebatan adik kakak ini, akhirnya angkat suara.

Juna melihat Awi, "Ga sayang, hari ini aku udah buat jadwal jadi ga boleh ada tambahan jadwal lagi."

Mendengar itu Kai makin kesal. Dengan sekali hentakan Kai pergi ke gerbang halaman. Sesampainya disana ia menunggu taksi yang lewat, bukannya dapet taksi ia malah dapet klaksonan dari suara mobil yang baru keluar gerbang.

"Astaga kaget gue ya Allah." Ucap Kai kaget dengan mengusap dadanya berusaha mengembalikan detak jantungnya yang sedang marathon.

Mobil itu berhenti di depan Kai, kaca jendela pengemudi terbuka menampilkan sosok Abangnya.

Your Sister is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang