EPILOG

2.4K 250 19
                                    

"Hai, Kakak ipar, tidak biasanya datang berkunjung?''

Naruto membulatkan matanya saat dia membuka pintu dan mendapati siapa yang datang. Pria dengan rambut hitam panjang yang sudah sangat dikenal Naruto. Itachi, kakak Sasuke.

Itachi tidak menjawab sapaan Naruto dan justru memandangi pria yang menjadi kekasih adiknya itu dari atas ke bawah dengan pandangan menyelidik.

"Sasuke ada?'' Tanyanya. Nadanya suaranya tidak terlalu bersahabat, tapi Naruto tidak peduli. Itachi memang seperti itu, terutama pada dirinya.

"Belum pulang. Mungkin sebentar lagi'' Naruto melihat jam yang melingkar di tangannya ''Silahkan masuk, Kakak ipar''.

Itachi berdecak, tidak menyukai panggilan Naruto padanya. Bagaimanapun dia tidak terlalu mempercayai pria ini. Naruto memang dikenal sebagai pengusaha sukses hanya saja dia tidak menyukainya. Pembawaan pria pirang itu memang ceria dan menyenangkan, tapi Itachi bisa merasakan aura tidak nyaman saat berada di dekat pria itu. Sesuatu yang menguar dari setiap sel tubuh Naruto terasa berbahaya dan mengancam. Itachi juga tidak mengerti kenapa dia merasakan itu. Hanya saja instingnya sebagai polisi selalu bereaksi berlebihan saat berada di dekat Naruto.

Naruto mengambil beberapa kaleng minuman dingin dari dalam kulkas, meletakannya di meja, sementara Itachi duduk disalah satu sofa empuk.

"Ada masalah dengan Sasuke?'' Naruto membuka satu kaleng minuman, menimbulkan bunyi desis pelan dari soda yang terkandung di dalamnya.

"Aku ingin bertanya tentang kematian Orochimaru. Bukankah Sasuke ada disana'' Itachi juga membuka satu kaleng dan meminumnya.

"Oh...'' Naruto menyandarkan punggungnya ke sofa, meneguk minumannya ''Bukankah Orochimaru tewas karena serangan jantung?''.

"Memang, tapi aku tidak percaya sepenuhnya'' Itachi menatap tajam Naruto, menyondongkan tubuhnya ke arah pria itu ''Orochimaru tidak memiliki riwayat sakit jantung. Dan aku juga menemukan sesuatu di tempat sampah di toilet itu''

"Oh, ya? Apa itu?'' Bola mata Naruto berbinar, tampak tertarik dengan apa yang dibicarakan Itachi.

"Sebuah alat suntik'' Itachi menyandarkan punggungnya lagi.

"Maksudmu?'' Naruto mengeryitkan dahi.

"Iya. Tapi alat suntik itu kosong, setelah diperiksa tidak ada bekas apapun di dalamnya. Benar - benar kosong, juga tidak ada sidik jari yang menempel. Aneh bukan'' Sikap Itachi santai saat membicarakan itu, seolah sedang membicarakan hal yang tidak penting.

"Lalu kenapa harus bertanya pada Sasuke?''.

"Ada yang melihat, orang terakhir yang bicara dengan Orochimaru adalah Sasuke jadi aku ingin tahu apa yang dibicarakannya''.

"Begitu ya'' Naruto mengangguk pelan.

"Aku dengar seharusnya kau yang datang ke pesta itu, tapi kenapa kau malah mengirim Sasuke kesana?'' Sorot mata tajam Itachi tidak sedikitpun membuat Naruto merasa terancam. Pria pirang itu santai saja menanggapi pertanyaan kakak iparnya.

"Aku ada pekerjaan''.

"Dan pekerjaan apa itu?'' Itachi masih terus berusaha mengorek keterangan dari Naruto.

"Rasanya aku tidak punya kewajiban untuk memberitahumu apa yang kulakukan, meski kau kakak Sasuke. Apa kau mencurigaiku Kakak ipar?'' Senyum miring tersungging di bibir Naruto. Senang melihat ekspresi wajah Itachi yang mengeras.

"Aku tidak ada disana saat itu, jadi kau tidak bisa mencurigaiku kali ini'' Naruto menghabiskan minumannya.

"Kau orang yang mengerikan Naruto. Ada banyak orang yang mati disekitarmu dan itulah kenapa aku tidak suka Sasuke berhubungan denganmu'' Itachi merendahkan suaranya, terselip tekanan dalam ucapannya yang cukup bisa dirasakan Naruto.

PUZZLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang