THE HIDDEN TRUTH

1.8K 187 10
                                    

Langkah Itachi cepat memasuki restaurant mewah yang berada di salah satu hotel bintang lima di kota Tokyo. Tidak dipedulikannya pelayan yang menyambutnya di pintu sembari membungkuk memberikan salam. Dia harus segera menemui orang itu, meminta penjelasan atau apapun yang bisa meredakan kekesalannya. Rahangnya mengeras saat akhirnya pandangannya menemukan orang yang ingin ditemuinya, tengah duduk santai, berbicara dengan pelayan yang dengan sigap mencatat semua pesanan salah satu pelanggan spesialnya.

Itachi menarik napas dalam, sebisa mungkin menyembunyikan emosinya. Dia tidak boleh memperlihatkan bagaimana perasaannya saat ini atau kekesalan yang sudah menumpuk.

"Maaf..''

Tatapan tajam Itachi terarah pada seorang wanita yang sempat menabrak bahunya. Membuat tubuhnya sedikit oleng. Wanita itu membungkuk sedikit lalu menatapnya dengan raut menyesal.

Itachi mengangguk, memberi tanda kalau dia tidak mempermasalahkan hal itu. Si wanita tersenyum manis, lalu melenggang pergi dengan langkah anggunnya.

"Kau tepat waktu sekali Kakak Ipar''

Tidak membalas sapaan pria berambut pirang di depannya, Itachi memilih menarik kursi dan mendudukinya.

"Makanan sebentar lagi datang. Aku tidak tahu apa yang Kakak ipar suka, jadi aku memesankan menu spesial di restaurant ini'' pria pirang itu tersenyum lebar. Sama sekali tidak acuh dengan aura tidak bersahabat dari Itachi.

"Aku tidak ingin basa - basi Naruto'' Itachi sudah duduk di hadapan Naruto, memandang tajam kekasih adiknya itu. Mengamati bagaimana ekspresi pria pirang yang kini menaikan sebelah alisnya dan balas menatap padanya.

Naruto mengamati Itachi dalam diam, melirik kedua tangan Itachi yang saling bertaut di atas meja. Rahang pria itu mengeras, yang dapat dengan mudah di tebak kalau Itachi tengah emosi saat ini. Lagipula memangnya kapan Itachi tidak pernah emosi saat menatapnya. Naruto hanya memutar bola matanya.

"Ada ledakan di sebuah rumah di daerah Gunma'' Itachi memulai pembicaraanya.

"Lalu...?''

"Aku pikir kau tahu'' Itachi memicingkan mata.

"Untuk apa aku mengetahui hal seperti itu. Apa Kakak ipar sedang mengingatkanku untuk berhati - hati?''

"Seharusnya kau tahu, karena disana ada mayat Hiruzen Sarutobi yang sudah hancur, padahal seharusnya orang tua itu sudah dikubur oleh keluarganya'' Rahang Itachi semakin mengeras saat melihat reaksi Naruto yang seolah tidak terkejut tidak seperti yang diharapkan.

"Well..., apapun yang Kakak ipar katakan seharusnya tidak ada hubungannya denganku. Itu tugas polisi sepertimu, jadi sangat aneh tiba - tiba Kakak Ipar membicarakan hal ini denganku'' Naruto menautkan kedua tangan, sedikit mengangkat dagu menunjukkan jika dia tidak terlalu tertarik dengan pembicaraan ini.

Tangan Itachi mengepal erat. Tidak bisa membantah apa yang dikatakan Naruto karena memang itu benar. Hanya saja dia yakin semua kejadian pembunuhan yang tengah dia tangani ada kaitannya dengan pria ini. Mulai dari kematian Orochimaru yang merupakan kandidat terkuat perdana menteri baru lalu kasus penimpuan Hiruzen Sarutobi yang mendadak terkuak dan akhirnya pria tua itu tewas mengenaskan.

"Bukankah seharusnya kakak ipar bertanya pada putranya kenapa dia sampai berbohong dengan kematian ayahnya''

Seringai di wajah Naruto sungguh membuat Itachi muak melihatnya. Pria pirang ini jelas sedang meremehkannya.

"Anak itu... '' Itachi menelan ludah, reflek tangannya mengusap bagian dada sebelah kiri. Mata tajamnya terus mengawasi Naruto tanpa berkedip. Berusaha menahan diri untuk tidak terpancing dan mengatakan sesuatu pada pria pirang yang jelas berbahaya ini.

PUZZLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang