REVENGE

1.1K 128 18
                                    

Lantai semen kotor berdebu dan ujung sepatu yang dipakainya menjadi menjadi pemandangan pertama yang dilihat saat Sasuke membuka mata. Pandangannya masih kabur. Sasuke berusaha memikirkan apa yang sedang terjadi dengannya. Kepalanya pusing dan berat, dan saat dirinya ingin menekan pangkal hidungnya, Sasuke menyadari jika dia tidak bisa menggerakan kedua tangannya. Sasuke hanya bisa menggeleng pelan agar rasa pusing segera menghilang dari kepalanya.

Kepalanya terangkat, ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi padanya. Seingatnya dia baru saja selesai melakukan pemotretan iklan untuk sebuah produk parfume dan saat dia akan masuk ke mobil untuk pulang seseorang menyerangnya dari belakang. Membekapnya dengan kain yang beraroma aneh. Membuat kepalanya pusing dan tubuhnya melemah, hingga dia kehilangan kesadaran.

Sasuke tidak tahu sudah berapa lama dia pingsan. Matanya mengawasi ruangan dimana dia berada. Hanya ruangan kosong. Tidak ada apapun selain lampu gantung dengan cahaya redup di atas kepalanya. Di beberapa bagian, platform langit - langit tampak berlubang. Sarang laba - laba mengumpul di hampir semua sudut bahkan di lampu gantung itu. Mungkin itu sebabnya cahayanya jadi redup.

Sasuke duduk di tengah ruangan di atas kursi. Satu - satunya perabot yang ada disitu. Kedua tangannya terikat ke belakang kursi. Tali juga membelit di tubuhnya, mengikatnya bersama benda yang didudukinya. Hanya kakinya yang masih bebas.

Sialan, Sasuke memaki keras dalam hati. Apa itu artinya dia diculik. Siapa orang tolol yang berani menculiknya. Orang itu pasti sudah bosan hidup atau mungkin punya banyak nyawa cadangan.

Ditinggal sendirian begini membuat Sasuke berpikir apa yang mungkin bisa dia lakukan untuk keluar dari situasi mengesalkan ini. Ponselnya. Naruto menaruh pelacak di ponsel miliknya. Pasti si idiot itu akan mencarinya. Wajah Sasuke mengeryit begitu ingat dia sedang berbicara dengan Naruto saat seseorang membekapnya dari belakang. Ponselnya mungkin jatuh, tapi setidaknya Naruto tahu kalau sudah terjadi sesuatu padanya.

Helaan napas Sasuke belum keluar sempurna saat pintu yang sejak tadi tertutup, kini terbuka pelan dan seseorang masuk.

Seorang pria. Sasuke bisa menebak dari posturnya. Tubuhnya terbalut jaket merah dengan tudung menutupi kepala. Kepala pria itu menunduk, menyembunyikan wajahnya, namun beberapa helai rambut merahnya sedikit keluar, membuat Sasuke menduga - duga siapa pria ini.

"Akhirnya kau bangun juga''

Sasuke mengerjap beberapa kali. Dia merasa pernah mendengar suara ini, tapi lupa dimana.

"Siapa kau?''

Dengusan kasar dari pria itu menjadi jawaban untuk pertanyaan Sasuke. Pria itu mendekat, membungkuk agar kepalanya sejajar dengan wajah Sasuke yang tengah duduk.

Sasuke tercekat saat mendapati wajah pria itu begitu dekat dengannya. Kepalanya reflek mundur ke belakang. Tapi bukan hanya karena posisinya yang terlalu dekat dengan wajahnya saja yang membuat kelopak mata Sasuke melembar, namun karena dia melihat seraut wajah yang dikenalnya meski ada bekas luka mengerikan di wajah itu. Bekas luka itu hampir menutupi separuh wajah sebelah kirinya, bahkan mata kirinya tidak bisa membuka dengan sempurna.

"Kenapa? Terkejut melihatku?'' Pria itu memiringkan kepala, menikmati ekspresi kaget di wajah Sasuke. Seringai yang terbentuk di bibirnya membuat penampilannya semakin terlihat mengerikan.

Sasuke menarik napas dalam, menenangkan debaran jantungnya yang sempat naik tadi. Ekspresi kagetnya segera lenyap, tergantikan dengan raut wajah dingin seperti biasanya.

"Kau belum mati?'' Intonasi suara Sasuke datar, meski yang ditanyakan bukanlah pertanyaan normal untuk orang yang dikenalnya dan setelah lebih dari setengah tahun tidak bertemu.

PUZZLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang