TACTIC

1.2K 104 15
                                    

Hinata meneguk habis cairan merah dalam gelas berkaki miliknya. Meletakan benda itu sedikit keras ke atas meja. Wajahnya menatap lurus ke depan. Ke arah pintu masuk ballroom mewah sebuah hotel berkelas dimana sebuah pesta tengah diadakan. Pesta yang sengaja dibuat oleh Naruto untuk merayakan hari ulang tahun kekasihnya. Sasuke sendiri sebenarnya tidak terlalu setuju dengan pesta ini. Lagipula ini sungguh aneh. Biasanya Naruto lebih suka merayakan berdua saja untuk hal - hal seperti ini. Tapi kali ini bahkan tanpa memberitahunya, Naruto malah membuatkan pesta untuknya.

Hinata mendapat undangan ke pesta dari Konan. Wanita itu juga tidak berpikir jika undangan itu akan dikirim langsung oleh Sasuke atau Naruto. Dia sudah mengatakan sebelumnya jika dia tidak seakrab itu dengan mereka.

Hinata mendengus, tentu saja Konan melakukan ini agar dia bisa segera menjalankan rencananya. Tapi Hinata tetap harus berterima kasih pada wanita itu, setidaknya sekarang dia punya kesempatan untuk bertemu dan kalau bisa berbincang dengan perdana menteri yang baru saja dilantik beberapa bulan yang lalu.

Pria tua dengan setelan jas resmi berwarna hitam itu sedang berbicara dengan beberapa rekan di pemerintahan yang turut di undang di pesta itu. Ada juga beberapa pengusaha terkenal di sekitarnya. Sepertinya mereka juga punya tujuan yang sama dengan Hinata, berusaha mendekati sang perdana menteri untuk mendapat keuntungan.

Dengan langkah anggun dan penuh percaya diri, Hinata berjalan menghampiri kerumunankecil yang tampak meriah dengan obrolan diselingi tawa. Berusaha berdiri sedekat mungkin dengan sang perdana menteri.

"Permisi''

Hinata berusaha menarik perhatian pria tua itu. Senyum dipasang semenarik mungkin.

Merasa ada yang memanggil, Hashirama menoleh ke belakang dan mendapati seorang wanita cantik berdiri di dekatnya.

"Saya Hyuuga Hinata'' sebenarnya Hinata sedikit gugup harus berbicara langsung seperti ini, tapi sebisa mungkin dia menyembunyikannya.

"Saya ingin mengucapkan selamat secara langsung atas pelantikan anda sebagai perdana menteri'' lanjutnya.

"Ah.. ya terima kasih'' Hashirama menjabat tangan wanita itu. Keningnya sedikit berkerut. Dia tidak mengenal wanita ini, tapi akan sangat tidak sopan jika dia menunjukkannya terang - terangan. Dan mungkin saja wanita itu akan tersinggung dengan sikapnya.

Beberapa orang yang berkumpul disekitar Hashirama memandangi Hinata penuh selidik. Beberapa berbisik sambil melirik wanita itu. Pastinya apa yang terjadi dengan perusahaan Hyuuga sudah terdengar di kalangan pebisnis, dan tentunya menjadi bahan gosip hangat dan menarik.

Hinata menyadari itu. Wanita itu tetap berusaha tenang, meninggikan sedikit dagunya dan tersenyum. Sebisa mungkin untuk tidak terpengaruh dengan tatapan menghina orang - orang disana.

"Lalu bagaimana dengan rencana kedepannya nanti Tuan Hashirama?''

Seorang pria bertubuh gemuk dengan rambut tipis beruban, mengalihkan fokus Hashirama dari Hinata. Sang perdana menteri kembali terlibat obrolan yang sempat terputus tadi karena kehadiran Hinata. Sepenuhnya mengabaikan wanita itu.

Hinata menarik napas panjang. Sepertinya ini akan sulit. Apalagi melihat pandangan tidak bersahabat orang - orang disekitar sang perdana menteri. Konan benar. Dia butuh seseorang yang bisa membuatnya dekat dengan sang perdana menteri dan tentu saja, Naruto adalah pilihan yang tepat. Hanya saja sejak datang, dia belum punya kesempatan untuk bicara dengan pria pirang itu. Dia bahkan belum sempat mengucapkan selamat ulang tahun untuk si pemilik acara.

Diam - diam Hinata menelan ludah, gugup, sudah pasti. Wanita itu sedikit menunduk. Berpikir apa yang harus dia katakan untuk menarik perhatian Hashirama.

PUZZLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang