5 : rest

532 65 7
                                    

5
rest

"Menurutmu, hyung?" Kini Mark yang balik bertanya, membuat seisi ruangan hening. Antara bingung dan tidak mengerti, Mark menginterupsi rasa ingin tahu mereka dengan berdiri dari bangkunya.

"Fine, aku tidak dapat menjawab tentu saja. Hukum aku sekarang," Mark mengambil hammer toy yang ada di tengah lingkaran mereka dan menyodorkannya ke Yuta.

"Aneh padahal aku yakin." Yuta menggumam sembari memukul Mark tidak terlalu keras.

Taeil menguap lebar-lebar setelah melirik jam di dinding. "Siapa lagi yang belum?"

"Aku dulu saja, aku ingin cepat selesai." Winwin memperlhatkan senyum polosnya dan dipersilahkan untuk duduk.

"Tolong sebutkan anggota-anggota yang paling tampan pilihanmu," pinta Jaehyun sambil tertawa terbahak-bahak.

"Setahuku game ini bukan dare tapi permainan truth." Winwin melipat tangannya, menyadari dia hampir dijebaki pertanyaan tak masuk akal.

Johnny justru mendukung ide Jaehyun sambil meringis. "Lakukan saja. Aku pun ingin tahu, aku adalah salah satu hyung terbaikmu, bukan?"

Ternyata mereka semua menyetujuinya dengan harapan akan mendapat rank tinggi berdasarkan pilihan Winwin. Akhirnya ia hanya bisa mengikuti permintaan mereka.

"Baiklah, karena tidak ada suruhan untuk mengurutkan, aku hanya akan menyebutkan nama-namanya." Winwin memberikan jeda lama, cukup membuat anggota-anggotanya membuka mata lebar-lebar menanti jawabannya.

"Jeno, Jaemin, Taeyong hyung."

"Eiiii, mengapa cuma Taeyong hyung yang dipilih?" Mark mendesah tak terima.

"Haruskah kalian mengingat lagi bahwa kalian tidak menyebutkan unit tertentu kan?" Winwin tersenyum lebar, entah karena kepolosannya atau kepintaran fungsi otaknya.

"Baiklah. Aku tidak akan main-main lagi, apakah kamu—"

TITTT! Alat yang ada ditengah-tengah mereka mulai mengeluarkan suara dengan desibel tinggi sehingga beberapa dari mereka menutup telinganya sendiri.

"What was that?" Mark membuka mulutnya setelah selang beberapa detik suaranya hilang.

"Aku pun tak tahu." Taeyong mengangkat kedua bahunya. "Lanjut saja yang tadi, siapa yang sedang bertanya kepada Winwin?"

"Ah, tadi aku ingin bertanya. Apakah kamu pernah takut kepada salah satu dari kami?" Johnny melanjutkan pertanyaannya.

"Takut ya.." Winwin tengah berpikir. "Sepertinya tidak, hal itu sulit dijawab."

Setelah Winwin menyerah dan dihukum, tiba giliran Jaehyun. Pria dengan sebutan Valentine Boy tersebut duduk tegak dengan senyuman menawannya.

"Ayo! Tidak ada yang mau memberiku pernyataan?" Jaehyun menekuk-nekuk jemarinya seolah memaksa yang lain untuk mengadilinya.

"Apakah ketakutan terbesarmu selama menjadi idol adalah bayangan?" Ucapan Doyoung yang tiba-tiba keluar begitu saja membuat anggota yang lain diam.

Jaehyun tetap tidak melepaskan senyumannya, namun ia sedikit menipiskan bibirnya. "Tentu saja. Aku terkadang merasa apakah aku menghalangi jalan anggota lain, atau aku sendiri yang tidak tampil sempurna di depan kamera. Mungkin tidak hanya aku namun hampir semua idol berkata demikian pula."

"Ya, itu bagus sekaligus benar, sih. Aku benar-benar kehabisan ide untuk bertanya." Doyoung mengacak rambutnya karena ia memang sudah buntu pernyataan.

irregular : nct127 [on hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang