1 : a package

1.1K 83 5
                                    

1
a package

6.06 p.m.
"Hyung, cepatlah! Aku juga ingin memakai toilet," Haechan mengetuk keras pintu kamar mandi di dorm mereka. Wajahnya menciut tak sabar, sudah terlalu lama menunggu di depan pintu tersebut.

"Gunakanlah toilet di kamar Taeyong hyung, Donghyuck-ah," jawab orang yang ada dibalik pintu itu.

Haechan menggeliat, "Jaehyun hyung sedang mandi disana. Aish! Mengapa engkau begitu lama ketika satu toilet yang lain sedang rusak, hyung?"

"Ada ribut-ribut apa ini?" Jungwoo lewat dengan sumringah di wajahnya, melihat pria termuda dalam dorm mereka tersebut, ia mendekatinya penasaran.

Haechan kembali menunjuk-nunjuk pintu toilet tersebut. "Doyoung hyung sudah 10 menit berurusan di dalam entah bisnisnya membentuk benda macam apa sehingga membutuhkan waktu seabad bagiku."

"Haechan-ah, aku sudah selesai memakai kamar mandinya," Jaehyun menongol tiba-tiba.

"Ah, akhirnya!" Haechan lari terbirit-birit, padahal baru saja Doyoung membuka pintu toiletnya.

"Loh, Haechan mana?"

"Sudah ke kamar mandi di dalam," ujar Jaehyun. Doyoung mengangkat bahunya dan pergi ke ruang besar.

Taeil, pria tertua dalam susunan kepala rumah tangga tersebut memunculkan kepalanya dibalik lorong, "Ada yang melihat Johnny?"

Jaehyun dan Jungwoo sama-sama menggeleng, "Tidak tahu tuh."

"Kalau begitu, Winwin?"

"Dia sedang bersamaku bermain ular tangga," jawab Yuta entah dari mana.

"Siapa yang masih senang bermain permainan seperti itu?" sahut Doyoung dari arah ruang tengah.

"Kim Doyoung hari ini kau benar-benar berisik," Taeil menoyor kepala Doyoung yang disambut ringisannya. Jaehyun dan Jungwoo hanya menertawakan Doyoung.

"Baiklah, lebih baik kalian berdua saja, bantu aku memperbaiki toilet depan."

"Apa? Kenapa tidak suruh tukang saja?" jawab Jungwoo malas. "Kau tahu aku payah dalam hal itu."

"Lebih baik kita kabur dan tidur, ya tidak?" Jaehyun menyeringai jahil. Taeil menepuk dahinya.

"Kalau bukan kalian, siapa yang akan membantuku?" omelnya.

Taeyong tiba-tiba datang menghampiri setelah ia keluar dari dorm. "Kenapa kalian disini? Sudah makan malam?"

"Belum, ini semua karena dia, dia yang paling terakhir mandi dan belum mandi sampai saat ini," Taeil menunjuk pasrah kepada Doyoung yang sedang bersantai ria di sofa.

"Bukan salahku, Haechan baru saja mandi," cibir pria yang dituduh tersebut.

Taeyong sang ketua pun hanya memutar bola matanya, "Anyway, siapkan makan malam, aku telah membeli kimchi tambahan selagi jalan pulang tadi, dan beberapa hadiah."

Jaehyun mengernyit, "Hadiah?"

"Iya, nanti kuberi tahu." Taeyong tersenyum penuh arti.

"Johnny dimana? Kenapa dari tadi aku tidak melihatnya?" ujar Taeil celingukan.

Baru saja namanya disebut, pria bertubuh tinggi lebih dari 180cm tersebut datang dengan tangan penuh membawa sebuah box coklat berukuran sedang. Ia tersenyum simpel, membuka sepatu dan kaus kakinya. "Maaf aku habis dari luar."

"Oh, itu dia." Taeyong mengangkat bahunya, "Kalau begitu ayo kumpulkan anak-anak."

"Makan apa kali ini? Aduh, mengapa Chinese food lagi?" keluh Jungwoo yang sudah sampai duluan sebelum disuruh.

"Siapa suruh kau selalu bilang terserah ketika aku bertanya," cicit Doyoung yang telah berada di ruangan itu jauh sebelum Jungwoo datang.

Yuta dan Winwin datang setelahnya, para hyung lines juga menyusul. Taeyong menyuruh Jaehyun memanggilkan Mark yang sedari tadi di kamar, sekaligus memberi tahu Haechan.

"Ibuku mengirimkan sepaket korean beef set karena debut kita di Amerika. Ia mengirim pesan agar dihabiskan secepat mungkin, dan mengucapkan selamat kepada kita." Para anggota pun terkesima dan saling berterima kasih secara tidak langsung kepada Taeyong dan ibunya.

"Jadi apakah kita akan memakannya hari ini?" Mata Mark berbinar-binar ketika Taeyong telah mengeluarkan paket berisi lembaran-lembaran daging tersebut.

Taeyong menggeleng, "Tidak. Besok saja, makanan yang ada di hadapan kita ini akan hambar nantinya."

"Ah, jaemi eobseo," Haechan mengerucutkan bibir bagian bawahnya. (Tidak seru)

Sementara mereka makan, tiba-tiba Johnny menaruh sumpitnya cepat dan mengangkat kepalanya. "Aku juga baru ingat, aku tadi melihat benda ini di dekat gerbang masuk. Tidak ada alamat pengirimnya, tapi disini tertulis alamat dorm kita."

"Apa itu? Apa itu?" Yuta terlihat bersemangat ketika Johnny membawa box yang tadi ia bawa ke ruang tengah.

"Entahlah... sepertinya sebuah benda elektronik," Johnny menggoyangkan kotak tersebut kedekat telinganya.

Jaehyun bergantian memegangnya, dan langsung membuka parcel tersebut dengan hati-hati. Memastikan tidak merusaknya sedikitpun, sementara anggota yang lain menanti dengan was-was sambil mereka melahap nasi mereka.

"Oh, sebuah game controller?" ujar Winwin yang berada disebelah Jaehyun.

Dengan perlahan, Jaehyun membaca tulisan yang tertera di atas benda tersebut setelah membuka boxnya.

"Neo Culture Technology."

1

Sekali lagi diingatkan bahwa ini adalah fanfiction dengan sedikit genre mystery. Segala cerita disini tidak akan sesuai dengan realita yang terjadi.

Kayanya chapter awal-awal bakal panjang-panjang. Chapter-chapter selanjutnya makin singkat-singkat :]

irregular : nct127 [on hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang