9 : morning break

364 46 1
                                    

9
morning break

"Dipikir-pikir lagi kemarin malam juga aku sepertinya melihat sesuatu dari Taeil hyung."

Perkataan itu muncul dari seseorang diantara mereka bersepuluh. Bersembilan bila mengurangi Taeil. Seluruh pasang mata menatapnya bingung.

"Apa yang kau lihat?" Tanya Jaehyun menanti jawaban orang tersebut dengan tidak sabar.

"Itu... sebenarnya aku juga bingung, tapi ia seperti sedang sleepwalking."

Taeil sendiri terbelalak. "Aku tidak pernah sleepwalking."

"Iya, tapi kemarin aku melihatnya. Hyung menggumam sesuatu seperti 'jangan berbohong', 'hentikan permainan ini'."

Doyoung tiba-tiba memotong. "Jadi, yang tersandung lightstick semalam adalah kau, Johnny hyung?"

Pria yang ternyata kelabakan malam itu ternyata adalah Johnny. "Hehe, iya. Darimana kau tahu aku tersandung lightstick?" Johnny menyengir tidak jelas.

"Sesaat setelah kau jatuh aku bangun dan mengintip keluar. Kulihat lightstick tersebut di tengah jalan padahal seharusnya tidak disana." Doyoung menjelaskan, "dan oh.. apakah bonusnya dahimu terbentur sekat atas? Kudengar suara bertubrukkan sekitar dua kali."

Penjelasan Doyoung cukup membuat hampir seluruh member tertawa. Pasalnya, mendengar ceritanya saja sudah bisa dibayangkan Johnny yang tinggi tersebut menginjak sebuah lightstick rusak hingga tersandung dinding atas yang tidak sebanding dengan ukuran tingginya.

Johnny diam dan tersenyum malu. "Sudahlah, kita bicarakan hal yang lebih penting saja."

Taeyong menyuruh seluruh anggota untuk berkumpul di ruang tengah karena space di kamar tentu menyempitkan bagi 10 pria berbadan besar-besar seperti mereka. Namun sebelum semuanya berkumpul ada yang telah berberes seperti mandi, menyiapkan diri, makan pagi, atau sudah memulai aktivitas.

"Aku ingin pergi ke minimarket terdekat untuk membeli sabun dan minuman, ada yang mau menitip?" Jungwoo memakaikan jaket parkanya melapisi badannya yang masih berpakaian baju tidur.

"Aku mau ikut," Haechan berdiri dari duduknya di karpet ruang tengah.

"Aku juga ingin ikut." Jaehyun mengangkat tangan dan mengikuti Jungwoo.

"Banana milk satu!" teriak Taeyong.

"Roti selai srikaya, please," Johnny melewati mereka hanya untuk mengatakan hal tersebut.

Jungwoo dan Jaehyun balik menyahut, "Baik." Kemudian mereka melihat Haechan yang masih lama memakai sepatunya untuk keluar.

"Haechan, ayo, kau jadi ikut atau tidak?" ujar Jungwoo tak sabar melihat pergerakan Haechan yang sangat lamban.

"Ah, aku tidak tahu, hyung, sepertinya aku tidak jadi ikut, kepalaku tiba-tiba agak pusing." Haechan melepas lagi sepatunya dan dengan lesu bangkit berdiri.

"Kau belum terbiasa tidur terlalu larut mungkin," cecar Jaehyun. "Kalau begitu ayo." Ia mengangguk kepada Jungwoo dan mereka memegang kenop pintu. Tapi tetap saja mereka tidak bisa keluar karena pintu terkunci entah mengapa.

"Oh iya, pintunya kan terkunci?" Jungwoo berteriak antara panik, kesal, dan bingung; sehingga seluruh orang yang ada di dorm tersebut tertarik perhatiannya.

"Kenapa sih bisa terkunci? Tadi pun Taeyong hyung tak bisa mendobrak pintunya." Jungwoo bergumam. Jaehyun hanya menatap kosong engsel pintu.

irregular : nct127 [on hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang