7 : does not sleep

459 46 0
                                    

7
does not sleep

"Hey, ayolah, kita tidak sedang main-main kan?" Doyoung mencoba mencairkan suasana dengan tertawa. Tapi ia jadi tertawa sendirian.

"Sudah, kau tidak apa-apa kan sekarang? Lebih baik kita tidur dan selesaikan besok. Mungkin kita memang harus beristirahat." Taeyong menepuk bahu Mark dan mengisyaratkannya untuk balik ke kamar.

"Semua hal yang kita lakukan tadi membuatku takut seketika." Mark berdiri sebelum badannya ikut bergetar.

"Yang mana? Bagianmu kesakitan?" simak Jaehyun tidak terlalu mengerti.

"Itu, pada saat game tadi juga," ungkap Mark dengan pelan.

Taeyong memutar mata dan kepalanya, "Tidak ada hubungannya dengan alat bodoh itu."

"Kau tahu, hyung? Bahkan aku sempat berpikir, alat itu mulai bekerja pada seluruh anggota kita," lanjutnya dengan nada merinding.

"Mark Lee. Cukup. Jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal lagi," Taeyong menepuk meja makan sekali yang berhasil membuat mereka diam. Padahal tepukan tersebut tidak keras, namun sudah cukup dimengerti bahwa Taeyong mengatakan mereka untuk diam.

"Dan kau, jangan coba-coba lagi diam-diam memainkan ponsel hanya untuk bermain game," Taeyong menjewer kuping Mark dengan cepat. Mark merintih dan mengusap telinganya sembari menanti Taeyong pergi dari ruangan tersebut.

"Ya, daripada kita kena ampas yang lebih buruk lagi, mari kita tidur." Doyoung membereskan gelas-gelas yang ada di meja dan menaruhnya di baki pencuci piring.

"Oke, night." Ucapannya tersebut merupakan akhir dari aktivitas mereka yang tersisa karena mereka lebih memilih untuk tidur sesuai perkataan Taeyong.

———

Alisnya bertaut, ia masih menutup mata namun wajahnya sama sekali tidak tenang. Sesekali ia merubah posisi berbaringnya dengan membulak-balikkan tubuhnya di single bed tersebut. Tetapi bukannya makin nyaman, ia malah terbangun dan merasakan sesuatu. Sesuatu yang menjalar di sekujur tubuhnya, seperti sebuah aliran yang menganggu dan berinsting keras untuk segera dikeluarkan.

Pria tersebut membuka matanya lebar-lebar, bernafas berat setelah baru saja terbangun dari tidurnya. Manik matanya masih setengah kosong menatap lurus tidak fokus pada benda di hadapannya. Ia kemudian duduk di tempat tidurnya dan baru merasakan rasa yang mengganjal tersebut, rasa yang membuatnya menggeliat tak enak dan serasa akan pingsan bila ia tak tangani sekarang juga. Lekaslah ia berjalan sempoyongan dengan tak karuan seperti zombie gila yang kerasukan. Atau ia memang betul-betul terasukki..?

Apakah itu benar bila ia terus menahan kesakitan yang ada di tubuhnya tersebut dengan susah payah, setengah mati berusaha mencapai sesuatu yang dapat menolongnya. Ya, dengan menyentuhnya dengan sedikit tekanan, ia akan merasa lebih lega, lalu berkontraksi dengannya, ia tahu, bahwa ia terselamatkan dari hidupnya yang sakit sekejap tersebut.

Srrr....



Flush!

Toilet. Anggaplah tempat itu adalah penyelamat anak muda malang ini. Dengan ekspresi terbebaskannya, ia menikmati waktunya di kloset tersebut, membuang jauh segala pedih yang ia alami satu menit yang lalu. Satu tindakan yang ia lakukan berhasil terbuang dengan sekali tekan tombol flush yang tertera di benda itu.

Ia keluar dengan hati yang lebih lega, namun terhenti kelegaannya ketika tiba-tiba ia melihat sosok bayangan hitam yang menembus pancaran cahaya lampu malam di lorong dorm tersebut. Ia terpaku di tempatnya, hatinya sekarang bergejolak bagaikan roller coaster, karena ia mulai mendengar suara-suara aneh dari arah bayangan tadi berjalan. Ini bukan seorang maling, ya kan?

irregular : nct127 [on hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang