3 : truth or truth

572 63 11
                                    

3
truth or truth

"Jadi, sekarang kita sesi mengatakan kejujuran saja?" Mark menunjuk benda dihadapannya tersebut. "Lalu apa sebenernya tujuan tadi kita memindai tangan kita."

"Entahlah, mungkin ada instruksi lainnya di box tadi." Doyoung ikut duduk disebelah Mark.

"Kurasa memindai tangan kita tidak akan berefek apa-apa," ujar Winwin yang baru saja lewat.

"Ah, palingan juga hanya membuat game tersebut terlihat seru." Yuta berkomentar.

Taeil yang hendak mengambil minum di kulkas lewat, ia berbelok sedikit untuk melihat keseruan anggota lainnya. "Bagaimana? Sudah berhasil?"

"Semua sudah terisi, dan sekarang ia mengatakan sesi kejujuran selama 5 jam. Tapi kami belum tahu apa lagi yang harus dilakukan." Haechan menjelaskan.

"Oh! Disini tertulis, better watch out for what you tell. This isn't an ordinary regular play." Mark membaca paragraf demi paragraf tulisan yang ada di box tersebut.

"Aneh, kenapa 5 jam? Berarti dari sekarang sampai jam setengah 12 malam? Mungkinkah kita akan seperti Cinderella yang akan berubah setelah lewat jam 12?" omel Yuta.

"Logikanya kalau kita buka besok hari di jam yang berbeda juga, peraturannya juga pasti 5 jam," tutur Jaehyun pelan.

"Lalu truth macam apa yang harus kita keluarkan? Bukankah kita sudah seperti saudara sendiri?" ujar Mark dengan polos.

"Hoho! dekat macam apa? Pakaian renangku yang kau pinjam 3 bulan yang lalu untuk sebuah show masih belum dikembalikan kepadaku." Jungwoo mengomel membuat Mark tersenyum seakan baru tahu hal itu.

"Aku mulai bosan. Game ini tidak jelas. Siapa sih yang mengirimnya?" Winwin mendatangi kardus bekas penyimpan alat itu.

"Tidak ada alamat pengirimnya, Winwin," jawab Taeil.

Winwin tetap meraih kardus tersebut dan menelitinya. "Memang tidak ada nama, hanya 3 buah titik saja."

"Siapa tahu ini adalah orang iseng yang sengaja mengirimnya kepada kita." Johnny ikut berdiri disebelah Winwin.

Taeyong menghampiri ruang tengah dan berselonjoran di sofa, "Bagaimana perkembangan game itu?"

"Kita tidak tahu cara memainkannya, hyung. Ia hanya menyuruh melakukan truth session. Sampai jam setengah 12 malam." Doyoung menyodorkan alat itu kepada Taeyong.

Taeyong meneliti alat tersebut dengan seksama, lalu ia menjentikkan jarinya. Orang-orang yang ada di ruangan tersebut menoleh kearahnya.

"Bagaimana kalau begini saja, ia tidak memberikan spesifikasi hukuman atau cara permainannya. Tapi kita sendiri yang membuatnya, bagaimana?"

"Maksudnya, kita yang membuat peraturan sendiri?" tanya Jaehyun dengan tidak yakin.

"Betul sekali!" Taeyong menjetikkan jarinya sekali lagi dan tersenyum.

"Lalu bagaimana kita akan melakukannya?" kata Haechan.

Yuta mengangguk-angguk. "Kita sebut nama seorang member dan kita katakan sejujurnya apa yang kita ingin katakan tentangnya."

"Ide bagus itu," Mark berloncat-loncat semangat sembari menunjuk-nujuk Yuta.

"Aku juga sempat berpikiran seperti itu, tapi apakah kita akan membuat hukuman?" Taeil mengisi air di cangkirnya sambil memperhatikan anggotanya dari ruang makan.

"Oh! Aku tahu! Yang kita perkarai itu harus mengatakan 'tentu saja'. Bila ia menolak mengatakannya, yang memberikan pernyataan dapat menghukumnya," Mark melompat-lompat lebih semangat.

irregular : nct127 [on hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang