11 : time matters

333 42 3
                                    

11
time matters

"Jam berapa sekarang?" tanya Jaehyun yang sedang menyesap kopi hangat di sofa.

"Dua belas lebih lima belas," jawab Jungwoo yang satu-satunya menemani Jaehyun di ruangan tersebut.

"Oh," Jaehyun mengangguk-angguk, melanjutkan minumnya hingga tuntas.

Sejenak tidak ada percakapan lagi. Jungwoo tidak ada kerjaan, ia mencoba mencari topik agar tidak merasa bosan.

"Hyung, apa kau percaya aku tidak berbohong?" ungkap Jungwoo tiba-tiba.

Jaehyun menaikkan sebelah alisnya, tangannya masih memegang mug berwarna coklat tersebut. "Maksudmu?"

Pria kelahiran tahun 1998 tersebut menelan ludah yang tercekat. "Ya, misalnya dalam permainan truth or truth malam kemarin."

Jaehyun tersenyum miris, "Lalu menurutmu, apakah aku sendiri berbohong?"

"Berbohong yang mana?"

"Apakah kamu pikir aku hanya diberi peran-peran besar hanya karena visual?"

Jaehyun mengakhiri pertanyaannya yang agak menodong dengan seringai. Jungwoo tak dapat berkata apapun, terus terang ia takut salah menjawab.

"Bercanda. Jangan dimasukkan hati. Aku tidak ingin mengancam semua orang, Jungwoo. Kalian semua adalah keluargaku." Jaehyun bergumam sambil menatap sisa tetesan kopinya yang tinggal sedikit.

"Tapi kau harus tahu, tidak semua orang berbohong untuk menjatuhkan orang lain. Bisa saja yang ia hanya mengatakan white lies."

Jungwoo mengangguk, "Benar juga."

"Apapun itu, pasti kita semua pasti pernah berbohong," tutur Jaehyun dengan nada datar.

"Aku jadi berpikiran apakah teka-teki yang terjadi sejak pagi masih berlanjut sampai sekarang atau sudah berhenti." Jungwoo memutar-mutar badannya mencari posisi nyaman di sofa.

"Perhaps, it will continue like this."

Ternyata, Mark mendengar perkataan Jungwoo yang terakhir ketika melihat hanya mereka berdua yang ada di ruang besar tersebut.

"Kenapa kau begitu yakin?" Jungwoo memicingkan matanya curiga.

"Karena post-it tersebut ada yang bertuliskan 'Solve it' dan kita masih 0% informasi dengan alat tersebut."

"It's not a post-it. Itu adalah sebuah kertas kuning dengan tulisan aneh," sanggah Jaehyun.

"Whatever," Mark memutar bola matanya dan menyandarkan lengannya ke pinggir pintu.

"Ngomong-ngomong makan siang tadi. Ah— suara apa itu?" Mark terhenyak ketika mendengar suara teriakan, lebih terdengarnya seperti gaungan. Jungwoo dan Jaehyun sama kagetnya dan terdiam sebentar untuk mendengarkan dengan seksama.

"BREATHINNNNNNN"

Ah, Kim Doyoung yang bernyanyi.

"Kupikir awalnya itu suara Taeyong hyung yang sebenarnya stress memikirkan jalan keluar permainan ini," oceh Mark.

"Taeyong hyung?" ulang Jaehyun.

"Kau memanggil? Ada apa?" Taeyong muncul dari arah berlawanan dengan kamar-kamar para anggota. Raut wajahnya terlihat kusut, tapi ia tetap berusaha menampilkan senyuman setenang mungkin.

"Tidak. Kami hanya sedang mengobrol dan inggin membantumu mencari solusi. Kami pikir lama kelamaan kau akan kehilangan kewarasan bila menyimpan semua hal ini sendiri, hyung." Bagian Mark yang menjelaskan.

irregular : nct127 [on hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang