twenty four

15 6 0
                                    

"kak willi jahat gak tau berterima kasih banget" veve menangis "uhh kok veve nangis sih jangan nangis dong aku cuma mau curhat" willu memeluk veve sambil menangis "veve mama sama papa lagi bertengkar ve aku sudah berhenti minum minum tapi APA AKU SELALU ADA MASALAH KENAPA VE KENAPA?" willi memeluk veve "kak-ap apa kau baik baik saja" veve menpererat pelukannya "biarkan aku begini sebentar saja"

bruk!

veve melihat seorang pria yang mendobrak pintu gudang "veve apa yang kamu lakukan" mama veve menampar veve "apa yang kamu lakukan hah suami kamu banting tulang kamu malah peluk pelukan" veve melepas pelukannya "mah ini gak baik buat kandungan veve mah" kevin membawa veve kebelakangnya "apa kandungan? veve hamil?" willi berseri seri "iyah veve hamil kenapa masalah sama kamu kamu siapanya veve" mamah veve membentak bentak willi "maaf tante sebelumnya willi kesini untuk berbicara ke veve dan willi terpaksa membawa veve secara paksa" ucap willi,,, "veve kamu gak apa apa kan?" ashan datang

sesampai di rumah "veve tadi kak willi kenapa" ucap ashan "tadi kak willi bilang kalau di rumahnya mama dan papanya sedang bertengkar mungkin kak willi butuh sandaran tapi mamah bilang aku-hikss selingkuh" veve menangis ashan mengusap pelan rambut veve "iya aku ngerti" veve memeluk ashan dengan erat
"bobo dulu yah udah malem" ucap ashan dan veve mengagguk "good night ve" ucap ashan "good night ashan" veve tertidur di dalam pelukan ashan

8 bulan kemudian

"ughh sakit" veve mengusap perutnya "aduh jangan gerak gerak dong baby mamah nya sakit" veve sedang berbaring di kamar nya

buat hubungan veve dengan ashan selama delapan bulan ini cukup baik soal willi dia sekarang telah berubah ke willi yang dulu ia sering datang ke rumah veve membawa buah tangan untuk kesehatan veve dan bayinya

"non mari kita makan siang dulu" ucap bi inah "iya bi bentar yah" ucap veve

veve pun turun ke bawah veve duduk di meja makan dan mulai melahap makananya "eh kok bibi malah ngeliatin" veve berdiri menuntun bi inah makan dengannya "eh nggak non takut tuan marah" ucap bi inah dengan logat sundanya "gak apa apa bi justru kalau aku seneng ashan juga seneng bi" bi inah dan veve makan siang bersama sambil berbincang

19.00
veve meringgis kesakitan "aw sakit bi inah tolong veve" veve membuka pintu kamarnya dan menghampiri bi inah "asstogfirulloh ada apa non kok sampai gini? ya alloh kayanya konraksi bibi pesankan ambulan saja" bi inah langsung membawa veve ke rumah sakit

sesampai di rumah sakit bi inah menelfon ashan bi inah bilang jeoada ashan kalau veve akan segera melahirkan

ashan telah tiba di rumah sakit "bi veve baik baik saja kan" ashan melihat di cela cela pintu "nona baik baik saja bayi nya sudah lahir dia perempuan" ucap bi inah "yang bener bi? aku masih muda udah jadi ayah" ashan berdecak kagum "permisi tuan apakah anda suami dari bu venta" ucap seorang suster "iya benar ada apa sus" suster itu menyuruh ashan mentandatangani sebuah surat "terima kasih pak" ashan mengaguk suster itu pun pergi

ashan dan bi inah melihat veve yang terbaring lemas "ashan kamu datang juga" ucap veve "iya aku datang buat liat baby nya" ashan menelfon mertuanya dan orang tuanya

wrong choice ✓〔COMPLETED〕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang