twenty

10 5 0
                                    

di rumah sakit

"dok jangan kasih tau suami saya" ucap veve berbisik "ouh baiklah" ashan menunggu veve di luar "kenapa dok sama veve?" veve mengedipkan sebelah matanya "istri anda hanya demam saja" ashan terlihat begitu kecewa "oh baiklah dok terima kasih" ashan dan veve pun pergi dari ruang periksa sebelum veve keluar ruangan veve berbisik pada dokter itu "terima kasih dok" veve mengangkat jempolnya

di mobil hanya hening tidak ada suara apapun "makan dulu yuk shan" ucap veve memegang perutnya "hayu mau kemana" veve berpikir "eummm serterah kamu deh" veve bergumam'ibu hamil kan gak boleh makan sembarangan yah aduhh aku bukan nanya ke dokter' ashan langsung menghentikan mobilnya "apa kamu bicara apa tadi? ibu hamil?" veve menggeleng "kalau aku sakit demam boleh makan apa saja" ashan hanya memanggut manggut "eum aku pengen jus" veve cemberut karena ashan tidak mau menurutinya "ini udah malem terus kamu mau jus? gak boleh" ashan melajukan mobilnya "ihh ashan jahat" veve memalingkan wajahnya ke arah jendela 'kan kata mamah kalau yg lagi hamil harus diikuti kemaunnya ugh nanti anaknya suka ileran' veve menangis "ahhh mau jussss ahhh ashan jahat" veve mengusap air matanya "ini udah malem sayang" ucap ashan "tapi dede bayi nya mau jussss" upsss! veve keceplosan "hah dede bayi? dede bayi siapa? emangnya kamu hamil" veve bungkam "veve ku jawab yang bener "iyahh ada dede bayi" ucap veve mengusap perutnya "HEM KAMU BOHONG YAHH" ucap ashan menatap veve sinis "gak percaya ayol beli test-pack" ashan dan veve pergi ke apotik

di rumah

"nih hasilnya" veve menyodorkan test-pack nya ke ashan "uwahh kamh bener hamilyah" ashan memeluk veve
"i love you"
"i love you too"

wrong choice ✓〔COMPLETED〕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang