Fala menatap keluar jendela, sembari menggigit bibir bawahnya ia berharap hujan segera berhenti. Ada sesuatu yang harus ia kerjakan di tengah guyuran hujan kota Jakarta.
"Apa perlu Fala keluar sekarang biar mama selesai ngomelnya?" ujar Fala datar, nyaris berbisik.
Jika berhubungan dengan Adam pasti reaksi mamanya sangat berlebihan.
Rosalinda menghela nafas mendapatkan reaksi dari putrinya.
Ada hal penting yang ia pinta pada putrinya tersebut, hal yang berkaitan dengan putra kesayangannya, Adam.
Sebuah mobil jazz merah masuk ke pelataran rumah. Wajah Rosalinda berbinar.
"Papa uda pulang. Ayo Fal susul abangmu"
Dengan langkah gontai gadis itu menuju teras.
Fala cukup bersabar selama ini, mamanya yang merupakan ibu tirinya, dari dulu selalu mengutamakan abangnya, jelas karena Adam adalah putranya.
Bahkan hujan sederas ini mamanya tetap memaksa agar Fala berangkat menyusul abangnya yang sedang berada di rumah sakit. Dan yang tidak bisa diterima oleh Fala adalah alasan mama memaksanya untuk segera berangkat.
"Bilang sama Adam, mama sudah pisahkan lauk dan sayur seperti biasanya"
"hm.. "
"yauda, hati hati di jalan. Janji sama mama harus langsung nemui abangmu ya"
Fala memutar bola matanya.
"Bang adam gak akan mati hanya karna telat makan"
Rosalinda menatap kesal saat Fala melontarkan ucapan kasar padanya. Selama ini ia cukup bersabar menghadapi sifat keras putri tirinya tersebut. Semuanya demi cintanya pada Wijaya, suaminya sekaligus ayah kandung Fala.
Namun belakangan ini putri yang dikiranya akan tinggal jauh dari Jakarta malah memilih bekerja di Jakarta karena praktis. Hubungan keduanya tak pernah baik meskipun tinggal serumah.
Fala segera mengambil jaketnya dan langsung menuju keluar. Ia benar benar muak dengan ibu tirinya tersebut.
Saat di luar, tatapan Fala jatuh pada Wijaya.
"mau kemana sayang? "
"Delivery order makanan untuk anak kesayangan istrinya papa!" ujar Fala sarkastik, Ia sudah tidak peduli apakah Rosalinda mendengarkan ucapannya atau tidak.
Sedangkan Wijaya paham, pasti telah terjadi sesuatu antara istrinya dan putri tunggalnya tersebut. Merasa ditinggalkan putrinya, Wijaya memilih untuk masuk ke rumah.
Rosalinda menyambutnya dengan tersenyum dan memeluknya hangat.
"Ada apa lagi dengan Fala"
Wanita memberengut, apakah ia harus jujur pada suaminya. Jika sebenarnya dari sejak bertemu Fala, ia tidak pernah menyukai gadis itu.
"Pa, mama rasa semakin Fala dewasa kami semakin gak cocok untuk tinggal bersama"
"Apa yang Fala lakukan? "
"Pa, bujuk Fala untuk cari pekerjaan diluar kota saja mama mohon. Lagipula mama takut Fala akan membuat istri Adam gak nyaman saat tinggal disini"
Rahang Wijaya mengatup. Apa yang sudah dilakukan putrinya sehingga Rosalinda terlihat tak nyaman ketika Fala kembali tinggal ke Jakarta setelah kepulangannya dari Jerman untuk menimba ilmu.
"Semenjak kepulangan Fala, dia dan Adam gak pernah rukun. Mama pusing mikirin gimana caranya mereka rukun kaya dulu lagi. Kalau begini terus kasihan Adam dan istrinya pa pasti ngerasa gak nyaman"
KAMU SEDANG MEMBACA
WILD SISTER
Romance21+ Ada Fala Andhita, yang dari kecil diperlakukan berbeda oleh ibu sambungnya hingga membuat ia tumbuh menjadi gadis liar dan pemberontak. Tidak ada barang seharipun rumah menjadi tenang jika mama nya sedang berdebat dengan Fala. Ada Adam Abimanyu...