Chapter 3

58.5K 1.1K 61
                                    

Hanya pada Daniel ia bisa menumpahkan seluruh emosinya. Menangis, tertawa, bahkan teriak histeris seperti orang gila sekalipun. Dan malam ini ia berhasil menceritakan rahasia terdalamnya pada sahabat gay nya tersebut.

"Ternyata tebakan gue bener"

Mata Fala bengkak akibat curhatannya yang panjang mengenai kisah asmaranya pada Daniel.

"Mungkin orang lain nilai itu gak normal. Tapi menurut gue itu sangat normal sayang. Apalagi si ganteng Adam itu cuma abang tiri lo"

"Gue gabisa nahan emosi gue. Gue nyesel uda nyium Adam dua kali" Fala kembali merengek pada Daniel karena perbuatan bejatnya pada abangnya sendiri.

"Bisa bisa Adam lo perkosa kalo lama lama tinggal serumah" Fala memukul kepala Daniel dan memelototinya hingga pria itu tertawa ngeri.

"Pokonya gue malu ketemu Adam. Gue gamau ketemu dia lagi Niel!! Tolong gue plissss" Daniel menggelengkan kepalanya puyeng memikirkan cinta sepihak sahabatnya pada abang tirinya sendiri. Ia jadi teringat dulu saat dirinya galau setengah mati karena cinta sepihaknya juga pada Rio, dan Fala yang selalu ada untuknya.

"Hadapi ketakutan lo Fala sayang. Gue suka saat lo nantang Adam. Hmmm ?"

Daniel melanjutkan, "Pilihan lo cuma lanjutkan atau berhenti. Tapi sebenarnya yang paling penting adalah ikuti kata hati lo"

Fala memeluk Daniel.

"Thanks Niel. Seenggaknya cerita aib gue ini bikin hati gue sedikit plong"

Daniel tertawa.

****

Belakangan Fala baru tahu kalau selama ini abangnya dan Lily tidak tidur seranjang, hal itu karena saat Fala menengok ke kamar Adam dan Lily ada kasur lipat yang belum Adam bereskan. Untuk apa ada kasur lipat jika ranjang di kamar Adam dan Lily berukuran king size dan Arkan tidur sendiri di box bayinya.

Fala tersenyum tipis, hatinya merasa sedikit terhibur oleh temuannya pagi ini.

Saat ini ia bersiap lari pagi dan akan bertemu Daniel di suatu tempat. Fala selalu memiliki agenda bersama sahabatnya tersebut saat weekend.

Diliriknya jam setengah lima waktunya ia joging mengelilingi kompleks, bertemu Daniel dan jalan santai ke bundaran HI sekaligus cari sarapan.

"Joggging kemana? " Fala tersentak karena baru lari beberapa langkah ia bertemu Adam dan Lily bersama Arkan di kereta dorongnya. Saat menatap bibir Adam ia teringat sudah dua kali ia melakukan hal liar diluar kendalinya dan saat ini ia sangat malu.

Namun mata Fala tetap lurus pada pemandangan di depannya.

Sungguh potret sebuah keluarga bahagia. Ada suami istri dan anaknya yang lucu. Hati Fala mencelos karena mengakui hidup Lily sesempurna itu mendapatkan suami setampan Adam dan bayi selucu Arkan, dengan mertua sesayang Rosalinda. Apalagi yang dicari oleh seorang Lily Hermawan?

"Keliling aja" Fala memasang headset yang disambungkan pada musik joox pilihannya lalu merapatkan jaketnya dan bersiap kembali untuk lari.

Diluar dugaan Adam meraih tangan adiknya dan berkata ingin ikut berlari.

"Tunggu abang mau ambil sepatu lari dulu" ditinggalkannya Fala bersama Lily juga Arkan.

Setelah beberapa bulan baru kali ini Fala ada waktu berdua bersama Lily.

"Gue tau lo suka sama Adam"

Fala menatap Lily tajam dan dibalasnya dengan wajah santai oleh Lily. Gadis ini ternyata bisa acting juga ya. Bagaimana bisa saat ia di depan Adam seolah menjadi istri penurut yang seakan sungkan oleh adik iparnya sendiri, sedangkan saat ada kesempatan untuk berdua Lily terlihat seperti membuka topengnya.

WILD SISTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang