Chapter 7

34.9K 936 143
                                    

Lily masih belum sadarkan diri selama satu bulan sejak kejadian kecelakaan yang menimpanya. Ia terkena gegar otak dan kini harus koma. Maka selama itulah Adam setia menungguinya di rumah sakit. Ia bahkan ijin untuk tidak masuk kantor, membawakan segala keperluannya hingga ikut tidur di sofa kamar ruang Lily dirawat.

"Mama bawakan kamu sarapan bang" Rosalinda mendekati Adam dan meletakkan bungkusan berisi bubur ayam kesukaan putranya. Wanita itu meletakkan Arkan di box bayi yang berada di kamar rumah sakit.

Wanita itu lalu meraih vas bunga dan mengganti bunga yang layu dengan yang segar.

Adam mendekati Rosalinda dengan wajah sedikit lelah. Sebenarnya banyak hal yang dipikirkan selama satu bulan dirinya berada di rumah sakit. Fala belum menghubunginya sampai sekarang. Ia bahkan mengabaikan panggilan dari Adam.

"Fala lagi ngapain ma?"

Rosalinda nampak menghela nafas berat.

"Lelah mama suruh hadapi Fala terus terusan. Anak cewek kok gabisa diatur! Beda sama abang. Segala ucapan mama diturutin!"

"Kenapa lagi ma?"

"Mama suruh dia gantian sama abang buat jagain Lily. Abang kan uda disini lama. Maksud mama biar bagi tugas gitu, eh dia bilang istri abang kenapa Fala yang disuruh jagain?"

Rosalinda menggeleng gelengkan kepalanya heran. Ampun ampun dengan sifat keras putri tirinya, mirip dengan suami nya Wijaya.

"Yauda jangan diperbesar ma. Fala mungkin gamau Lily ngerasa ga nyaman kalo dia yang jagain"

"Lily itu belom sadar bang. Mama itu pengen dia itu care sama kakak iparnya. Susah emang ngasih tau adekmu yang bebal itu"

Adam hanya menghela nafas pelan dan melanjutkan sarapannya. Sebulan ini pikirannya kacau. Fala tidak bisa ia telpon sedangkan ia harus menemani istrinya di rumah sakit. Tidak ada yang bisa ia lakukan.

Adam bingung dengan perasaannya. Ia kecewa dengan dirinya sendiri karena tidak berhasil menjadi suami sekaligus ayah yang bertanggung jawab untuk Lily dan Arkan. Ia bahkan lepas kontrol jika berada di dekat Fala. Seperti sesuatu yang selama ini ia tahan tahan keluar semua. Segala keinginannya untuk mencium dan menyentuh Fala seakan sudah tidak bisa ia bendung lagi.

Namun Adam tidak merasa itu adalah kesalahan. Adam memang menginginkan Fala untuk ia cium, seolah membiarkan sisi liarnya muncul ketika bersama gadis itu.

Tapi Adam memiliki seorang istri. Cinta atau tidak ia tetaplah suami sah dari seorang Lily Hermawan yang sudah ia nikahi lima bulan yang lalu. Ia sudah berjanji kepada penciptaNya untuk setia pada istrinya di hadapan seluruh keluarganya. Ini semua adalah soal komitmen dan tanggung jawab Adam sebagai seorang suami.

Pria itu kembali menghela nafas berat. Kali ini keputusannya sudah bulat. Ia tidak akan goyah terhadap hal lain lagi.

Termasuk Fala.

"Abang mikirin apa nak?" wajah Rosalinda terlihat khawatir.

"Ma, Adam boleh minta sesuatu dari mama?"

"Apa sayang?"

Adam menggenggam tangan Rosalinda.

"Adam mohon sama mama, sayangi Fala seperti mama sayang Adam. Adam tau sulit bagi mama, tapi cobalah dengan sabar. Fala gadis yang baik kalau mama bisa lebih sabar sama dia"

Rosalinda masih bungkam. Ia mendengus pelan sembari menatap ke arah lain. " Mama sayang kok"

Adam tau Rosalinda berbohong.

"Ma liat Adam. Adam mohon" ujar Adam dengan nada sepelan mungkin agar Lily tidak mendengar percakapannya.

"Apaan sih bang. Udah ah, mama mau lanjutin makan dulu!"

WILD SISTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang