Chapter 9

33K 922 74
                                    

"Mulai sekarang jangan terlalu dekat dengan Rian, abang gak suka"

Ditatapnya wajah Adam yang kini juga menatapnya dalam, rahangnya sedikit mengetat. Fala menyadari bahwa larangan Adam kini memiliki konteks yang berbeda.

"Abang selalu larang Fala dengan cowok A sampai Z. Tapi abang gak pernah tau perasaan Fala saat abang deketan sama Lily..."

Adam menepikan mobilnya. Diliriknya wajah sendu Fala yang berusaha ditutupinya. Beberapa menit yang lalu gadis itu ceria menyambut kedatangannya. Berucap kata rindu untuknya. Adam pun demikian, hanya ingin mengatakan hal hal yang indah untuk Fala. Kali ini ada sedikit rona penyesalan di wajah pria itu. Rasanya ia ingin menelan kembali kalimatnya barusan.

Dan ngomong ngomong, kenapa sekarang Fala membahas Lily, batin Adam.

"Fal.."

Gadis itu sedikit tersentak setelah sebelumnya ia nampak berfikir, pandangannya tidak lepas dari pemandangan jalanan di luar.

Adam sadar ia telah melakukan kesalahan.

Meskipun Adam bersahabat dengan Lily, tapi ia tidak pernah sekalipun tidur satu ranjang dengannya. Selalu ada sesuatu yang membuatnya berfikir ulang untuk tidur bersama.

Kala itu ia bahkan belum menyadari perasaan sukanya pada Fala, ia hanya sangat sayang pada Fala hingga rasanya tidak rela gadis itu pergi dengan pria lain, ia akan gelisah saat sehari saja tidak jumpa Fala.

Kemudian Fala melakukan hal hal yang membuat hatinya berdebar, membuatnya semakin sadar bahwa ia gadis yang Adam inginkan, bukannya Lily. Dadanya berdesir tiap kali berfikir tentang Fala. Dan kesal ketika Fala bersama pria lain.

"Fal hadap sini, liat abang..."

Gadis itu masih diam. Pandangannya dingin dan hanya lurus ke depan. Adam rindu wajah bahagianya saat di bandara tadi.

Air sebening kristal mengalir di pipi putih bersih milik Fala, wajahnya masih datar dan hanya mengusapnya dengan risih. Seolah tidak menerima kenyataan bahwa kini dirinya sedang menangis.

Tidak. Selama ini ia menjaga Fala dari pria pria yang berpotensi akan membuat adiknya menangis, dan kini ia sendiri yang membuat Fala menangis.

"Kenapa ? Abang cemburu Fala deket sama Adrian ? Abang bahkan ga bilang sama Fala soal perjodohan itu!"

Perjodohan itu keinginan papa, Fal.

"Fala nahan bang. Abang bahkan terlalu menghayati peran abang sebagai suami yang baik untuk Lily. Abang gada keinginan sekalipun buat cari tau apa yang Fala lakuin selama abang di rumah sakit" Gadis itu kembali mengusap pipinya dengan kasar.

Abang menderita Fal, jauh darimu juga mimpi buruk buat abang.

"Fala juga gak tau kenapa Fala segini lemahnya sama abang. Setiap kali abang baik sama Fala, seolah semuanya terlupakan. Sampai detik ini pun Fala ga bisa benci abang padahal Fala ingin!" air mata Fala membanjiri wajah cantiknya. Mustahil Fala bisa membenci seorang Adam yang mungkin sudah menjadi separuh hidupnya. Selama pria itu di London, Fala tidak berhenti menyebut namanya saat ia sedang berdoa.

Baru kali ini Fala merasa sangat sedih. Ia ingin Adam tahu apa yang dirasakannya selama ini. Betapa ia juga tersiksa mencintai Adam.

Adam meraih Fala dalam pelukannya. Hatinya teriris mendengar semua beban hati adiknya selama ini. Urusan mereka memang belum selesai, bahkan mereka belum sempat berbicara dan saat itu Adam harus bertolak ke London.

"Fala hancur saat liat Lily cium abang"

"Fala iri sama Lily, saat saat terakhir pun ia masih bisa mencuri perhatian abang"

WILD SISTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang