Chapter 8

33.9K 983 86
                                    

Mata Fala memanas saat ia melihat tatapan tidak berdosa seorang bocah lelaki yang berada di gendongannya. Ia tidak tahu jika ibunya telah tiada.

Bocah kecil itu sejak tadi seolah mengajak Fala bermain dengan menyembur nyemburkan air liurnya dan hanya digubris Fala dengan mengelus puncak kepalanya pelan.

Maafin tante Fala karena uda benci sama mommy kamu dek ...

Pandangan Fala jatuh pada titik yang sejak tadi ia amati diam diam. Adam yang nampak hanya diam dengan pandangan kosong.

Apa sebegitu terpukulnya abang ditinggal Lily ?

Rosalinda menghampiri Fala.

Wanita itu hanya menatap Fala dengan wajah berlinang air mata dan kemudian memeluknya dengan erat.

Apa Rosalinda merasa sangat kehilangan menantu kesayangannnya. Fala tidak tahu bahwa sebenarnya ibu tirinya itu merasa berdosa kepadanya.
"Maafin mama Fal" ujarnya lirih.

Fala masih diam. Menatap wajah Rosalinda dengan tanda tanya besar. Ia tak mengerti kenapa mamanya meminta maaf.

"Mama uda melukai perasaanmu begitu banyak. Maafin mama"

Fala masih juga mematung. Dilihatnya Adam yang kini sedang menatap ke arahnya. Adam menatapnya nanar seolah ingin menyampaikan suatu hal.

Apa abang uda jujur sama mama ?

Hingga pada akhirnya gadis itu mengangguk bersamaan dengan lelehan air matanya. Tidak ada kata yang melukiskan bagaimana perasaannya kini.

Demi Tuhan Fala ikhlas. Ia sama sekali tidak mengharapkan Rosalinda akan bersikap baik setelah mengetahui ia yang mendonorkan ginjalnya.

***

Fala melamun di dalam kamarnya sambil menatap hujan melalui kaca jendelanya. Diluar hujannya sangat deras, tak jarang petir menyambar sedangkan Arkan sejak tadi menangis dengan keras hingga terdengar dari dalam kamarnya.

Lagi lagi ingatannya kembali saat kejadian di Bandung saat ia menghabiskan momen intim bersama Adam. Bahkan Fala tidak tahu akan bersikap bagaimana dengan abangnya. Maka semenjak pulang dari pemakaman Fala sudah mengunci dirinya di kamar. Jujur ia lelah menuruti perasaan sukanya terhadap Adam.

Adam hanya menatapnya datar saat mereka memiliki kesempatan berdua untuk mengobrol. Seperti saat ini ketika Adam memanggilnya untuk turun makan malam.

"Fal " Gadis itu menoleh pelan.

"Ayo turun. Waktunya makan malam" Adam segera berbalik bahkan sebelum Fala menjawabnya. Adam seolah menganggap seperti tidak terjadi apa apa diantara mereka.

"Bang..." Panggil Fala lirih, Adam menghentikan langkahnya.

"Aku turut berduka cita atas meninggalnya Lily"

Adam masih diam.

"Maaf kalau Fala baru ngucapin sekarang"

Adam berbalik badan perlahan, ia mengangguk tersenyum tipis.

"Iya...Makasih" Adam tersenyum namun bukan senyum yang seperti biasanya.

Adam kelihatan menderita.

Hening..

"Hm.. Abang ?" Wajah Adam nampak lelah. Rasanya Fala ingin menawarkan tempat tidurnya untuk Adam beristirahat sejenak.

"Ya?"

Gadis itu menimbang nimbang apakah ia harus mengajukan pertanyaan itu atau tidak. Lalu bagaimana Jika Adam membalikkan pertanyaan. Bagaimana jika nantinya Adam bertanya mengapa gadis itu tidak merespon panggilan Adam selama sebulan di rumah sakit.

WILD SISTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang