Chapter 6

43.1K 1.1K 158
                                    

Adam mengerutkan kening saat membuka pesan wasap, Ray sahabatnya mengirimkannya beberapa foto.

Foto Lily saat berada di club, bagaimana ia mabuk dan mengobrol mesra dengan beberapa pria dan bahkan bergoyang liar di lantai dansa seolah tanpa beban dan sangat berbeda dengan Lily yang setiap hari terlihat kalem di rumah menjagai Arkan.

Jantung Adam berdegup kencang. Rasa penasarannya terjawab sudah. Lily memang beberapa kali berkeluh kesah padanya bagaimana ia tertekan hidup bersama mertua dan Fala yang secara terang terangan tidak menyukainya, dan mengajak Adam untuk tinggal terpisah. Adam tidak menyangka jika keinginan Lily adalah hidup bebas kembali seperti saat Adam belum menikahinya.

Ia menelpon Lily beberapa kali namun gadis itu tidak mengangkatnya.

Adam memijit keningnya karena ia merasa sedikit pusing memikirkan Lily.

"Abang sakit?" Fala keluar dari kamarnya dan mendekati Adam yang nampak gelisah di depan pintu kamarnya.

Adam berdehem saat melihat penampilan adiknya malam ini. Tidak bisa memungkiri jika Fala terlihat sangat mempesona.

"Abang gabisa hubungi Lily"

Gadis itu tidak menanggapi kegelisahan abangnya dan mengeluarkan ponselnya dari dalam tas tangannya, pura pura mengecek pesan masuk padahal nihil.

Tatapan Adam masih terpaku pada pemandangan di depannya, Fala nampak berbeda dari biasanya.

Pikirannya melayang pada kejadian beberapa hari yang lalu saat Seno menghubunginya untuk bertanya soal Fala. Apa adiknya masih menjomblo apakah sudah punya pacar. Dan dalam minggu ini Seno akan ke Jakarta untuk menemuinya.

"Gak ada baju yang lebih kebuka lagi?" Adam melipat lengannya, mengamati penampilan gadis di depannya dengan tatapan datar. Ia melupakan soal Lily sejenak.

Fala meneliti kembali gaun yang ia pakai, sudah lama sejak terakhir kali ia beli gaun untuk pesta ulang tahun papanya. Dan menurutnya ini gaun yang paling sopan dibanding gaun gaun nya yang lain yang lebih hot.

Adam membuka jasnya dan melingkupinya di pundak Fala.

Saat Fala mengelak maka Adam menatapnya tajam, "Dipakai atau abang tinggal sendirian" Adam berlalu. Lucu, abangnya perhatian tapi dengan cara memaksanya. Fala sedikit gemass.

Gadis itu mendesah, sembari menatap pantulan dirinya di cermin. Abangnya sungguh membatasi kreasinya!

Fala menatap punggung Adam yang mulai menjauh dengan cemberut. Namun hatinya kembali menghangat saat menyentuh jas Adam yang melingkupi tubuh mungilnya.

Ia menyusul Adam dan masuk ke dalam ruangan pesta.

Acara peresmian bisnis baru Sanjaya Corp diadakan di ballroom hotel Sheraton Bandung. Maka Adam membawa Fala untuk bergabung bersama dan mulai mengenalkan putri Wijaya satu satunya tersebut kepada beberapa partner bisnis papanya.

Bukan gayanya untuk tersenyum setiap berjabat tangan dengan seseorang, tapi demi reputasi papanya Fala harus berusaha ramah.

Gadis itu ijin untuk ke toilet sebentar setelah menyalami dan sedikit mengobrol dengan beberapa tamu undangan, dan saat kembali matanya terpaku pada sosok Adam yang kini mengobrol santai dengan beberapa kenalannya dengan memasukkan sebelah tangannya ke saku celananya.

Matanya seakan tak ingin melihat hal lain kecuali keindahan seorang Adam. Fala baru menyadari malam ini Adam juga tampak mempesona, ia tadi terlalu sedih saat abangnya mengkhawatirkan Lily sehingga kehilangan mood mengagumi sosok Adam.

"Menikmati yang dilihat eh ?"

Fala menoleh dan mendapati Adrian sedang tersenyum menatapnya. Pria itu berjalan mendekat dan menjabat tangan Fala.

WILD SISTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang