Laki-laki itu seperti menyimpan lembaran kisah yang membuatku penasaran.
Ada hati yang aku kunci jauh disebrang sana.
Tapi kenapa?
Kenapa pria didepan mataku ini lebih terlihat seperti dirinya.
Dirinya yang kuyakini keberadaannya bertahun-tahun
-Fajar Alfian
09. My Key Which Belong To Me
"Rian?"
"Rian yah?? Waah tinggal disini jugaa Rian???"
Suara ceria yang tak asing itu mencoba memecah lamunan Rian.
Suara yang selalu Rian rindukan.
"Kamu sedang apa berdiri disitu?" Tanya Fajar menghampiri Rian
Lidah Rian masih kelu, melihat Fajar berdiri sehat didepannya kini kembali begitu dekat.
"Oyy" Fajar terkekeh geli melihat Rian yang masih larut dalam lamunannya.
Menggerakkan tangannya halus didepan muka Rian, berusaha membangunkan lamunan anak itu.
"Eh iya"
"Maaf yah, hhehe" Rian tersipu malu sambil mengusap tengkuk lehernya.
Lalu menunjuk flat kamarnya "Iya saya tinggal disitu"
"Laah sebelahan dong kita" ucap Fajar dengan senyum manis yang sontak mengembang.
Hehehe
Rian hanya bisa terkekeh malu.
"Anu, ini buat Bapak" Ucap Rian sesegera mungkin sambil menyodorkan plastik penuh buah-buahan itu.
"Semoga Bapak lekas sembuh yah" Rian merundukkan sedikit mukanya agar tak terlihat oleh Fajar.
Rian merasa gugup, perasaannya campur aduk bahkan mukanya matang memerah hingga ke kuping-kuping.
KAMU SEDANG MEMBACA
Begin Again #2 | Rian & Fajar's Story
FanfictionAkan selalu seperti itu... Seperti Rian yang tidak akan pernah mengikhlaskan kepergian Fajar. Dan Fajar yang tetap membiarkan satu potongan puzzle memorinya hilang. Always