Ya...
Tampaknya langit kota Paris sudah menangkap basah diriku kali ini.
Aku harus mengakuinya,
Aku mencintaimu...
Dan persetan dengan laki-laki di masa lalu mu itu.
Kita bisa memulainya lagi dari awal, aku ingin bersamamu lebih lama.
Hanya kita berdua.
-Fajar Alfian untuk Rian Ardianto
15. Confession
Rian...
Rian Ardianto
Fajar terus merapalkan nama itu guna memastikan dirinya tetap sadar.
"Jay, sabar yaah" Rian memapah badan Fajar yang sudah lemas menuju taxi yang berhasil ia hentikan.
"Pusing Yan"
"Rasanya seperti berputar" ucap Fajar dengan lirih.
"Ia aku paham, sebentar yah rumah sakit ada di depan"
Rian berusaha mengontrol emosinya untuk tidak terus menangis, menyandarkan kepala Fajar ke pundaknya dan dengan sigap sesekali menseka darah yang masih keluar dari hidung Fajar.
"Yan?"
"Aku melihat pria itu begitu dekat"
"Dia melempar tangan ku dan pergi menuju ambulance" Ucap Fajar.
Memori yang menyeruak mencoba masuk ke dalam pikiriannya kini terasa teramat sakit.
Fajar tak kuasa hingga akhirnya ia menangis di pundak Rian.
"Sudah hentikan Jay!"
"Halusinasi mu itu tidak berarti apa-apa"
"Kamu harus sehat paham?" ucap Rian.
Ada nada yang teramat dalam dan tulus keluar dari omongan Rian tadi.
Kamu harus sehat
Rian tak akan berkompromi lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Begin Again #2 | Rian & Fajar's Story
FanfictionAkan selalu seperti itu... Seperti Rian yang tidak akan pernah mengikhlaskan kepergian Fajar. Dan Fajar yang tetap membiarkan satu potongan puzzle memorinya hilang. Always