Ia,
Halo.
Saya mohon maaf.
Sungguh...Sudah hampir satu tahun ya?
Sekali lagi mohon maafkan saya.
Saya gak perlu menjelaskan maaf karena apa.Kalian semua pasti tahu.
-
Boleh saya cerita?
Sebelumnya, ini bukan tentang Fajri.Tapi tentang saya.
Jujur.
Kesibukan skripsi membuat saya hanyut tenggelam sangat dalam.Disambung kelulusan, dan masuk ke dunia kerja.
Menjadi tulang punggung keluarga, sungguh rasanya berat beban dunia di pangkuan Atlas pindah sepenuhnya ke pundak saya.
Hingga saya sampai di titik lelah dan ingin rehat menulis.
Lalu memutuskan off.
Tanpa pamit,
Dan kalian tetap membanca (ternyata)Tanpa pamit,
Dan kalian mulai bertanya (hati ini rasanya hancur)"Kenapa saya pergi?"
"Bukankah saya sudah berjanji?"-
Rindu.
Serindu itu saya dengan kalian.
Dahulu, bahkan saya bisa hapal nama-nama akun yang tak pernah absen dari cerita saya.
-
Lalu mencoba untuk berdamai dengan keadaan.
Mencoba kembali.
Saya sudah melakukan itu.
Tapi.
Rasanya ada yang bilang.Ada yang tidak bisa saya jelaskan mengapa ini dan itunya dalam hubungan Fajri membuat api semangat menulis itu sepenuhnya padam.
Tolong beritahu saya kalau itu salah...
Tolong beritahu saya kalau alasan itu tak masuk akal sehingga saya tak ada daya kembali menulis Begin Again.Oleh karena itu disini saya meminta maaf.
Saya ingin kembali menulis.
Ada hal yang ingin saya kembali bagi (itupun jika kalian memaafkan saya dan suka).
Ada Fantasi dan imajinasi yang saya rindukan.
Hanya saja saya terlalu malu untuk kembali.
Semalu itu menghadapi kalian.
Oleh karena itu,
Bisa kah kalian memaafkan saya?🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
Begin Again #2 | Rian & Fajar's Story
Hayran KurguAkan selalu seperti itu... Seperti Rian yang tidak akan pernah mengikhlaskan kepergian Fajar. Dan Fajar yang tetap membiarkan satu potongan puzzle memorinya hilang. Always