Setelah sholat magrib berjama'ah, ketujuh elemental Boboiboy bersaudara berkumpul di meja makan untuk makan malam. Semua sudah siap menyantap makanan penggugah selera buatan Blaze. Penampilan makanan itu memang sangat menarik membuat semua orang tak sabar ingin segera menyantapnya.
Setelah berdoa bersama, mereka pun segera memulai ritual makan malam.
Diawali dengan Halilintar yang mengambil kopi hitam pekat kesukaannya. Gempa juga mengambil kopi susu buatan Blaze untuknya. Tak ketinggalan Ice juga mengambil spesial ice choco favoritnya. Namun kekacauan terjadi saat mereka meminum minuman masing-masing. Baru sekali teguk, mereka langsung menyemburkan minuman dimulut mereka."Blaze/kak Blaze!!" panggil mereka bersamaan dengan nada marah.
"Ya?" Blaze yang dipanggil pun menengok tidak mengerti.
"Kau mau membunuh kami, ya?" tanya Halilintar geram.
"A. Ada apa? Apa ada yang salah dengan minuman itu?" tanya Blaze was-was kalau minuman buatannya tidak sesuai selera mereka.
"Coba kau cicipi dulu minuman ini." kata Halilintar seraya menyerahkan kopinya pada Blaze.
Blaze yang penasaran pun menerima kopi dari Halilintar. Namun sebelum sempat Blaze minum kopi itu, saudaranya yang lain ikut menambah penasarannya pada rasa makanan buatannya.
"Kok rasa biskuit ini aneh, ya. Lebih parah dari biskuit buatan tetangga sebelah tuh." kata Solar seraya memperhatikan biskuit ditangannya yang baru saja dimakan setengah butir.
"Cake coklat ini pun rasanya beda dari cake buatan Gempa." sahut Taufan yang baru saja memakan sepotong cake coklat di hadapannya.
"Uhuk, uhuk." Thorn yang dengan semangat memakan sup sayur kesukaannya pun terbatuk karena tersedak. Thorn pun meminum segelas air putih untuk meredakan tenggorokannya yang perih.
"Kak Blaze. Ini sup sayur atau kolak ya?" tanya Thorn polos setelah tenggorokannya reda.Blaze semakin penasaran dan meminum kopi ditangannya dengan ragu. Namun ia terkejut dan langsung menyemburkan minuman itu. Ekspresinya jadi panik dan meminum air putih hingga habis satu gelas.
"Gimana rasanya? Enak?" tanya Halilintar menyindir.
Blaze menggeleng. "Asin." jawabnya.
"Benar, kan?" kata Halilintar tak puas hati.
"Ice choko ku juga asin." sahut Ice.
"Kopi susuku juga asin." Gempa ikut menambahi.
"Rasa biskuit ini juga asin." kata Solar seraya menunjukkan sisa biskuit yang masih dipegangnya.
"Memang ada ya rasa cake asin seperti ini?" lanjut Taufan ikut menimpali.
"Supnya juga manis banget seperti kolak." Thorn juga ikut berkomentar.
Blaze hanya menelan ludah kecewa karena dia merasa gagal menjadi juru masak di rumah ini.
"Kenapa jadi gini rasanya, Blaze? Kamu nggak tahu tempat garam dan gula? Kan udah aku kasih nama di semua toples itu." kata Gempa sang ibu rumah tangga mulai ceramah.
"Blaze udah baca kok dan gunakan bahan sesuai dengan yang tertulis di toples itu." jawab Blaze membela diri.
"Tapi kenapa bisa tertukar begini rasanya, Blaze." kata Gempa mulai tak yakin dengan pembelaan Blaze.
"Blaze nggak tahu, kak Gem."
"Tunggu. Tadi aku beli gula dan garam bersamaan. Apa kamu salah masukin ke toples, Blaze?" tanya Halilintar memastikan.
Taufan yang duduk di samping Halilintar pun terkejut dan menelan ludah begitu ingat dia yang memasukkan kedua bumbu itu. Dia sadar akan bahaya yang akan datang padanya sebentar lagi. Keringat dingin mulai mengalir di pelipisnya tanda keselamatannya berada diujung tanduk. Tapi dia berusaha tetap bersikap seperti biasa agar mereka tak menyadari kegelisahannya. Namun sebenarnya Halilintar sudah menyadari gelagat aneh Taufan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN ELEMENTALS BROTHER
HumorIni adalah sebuah kisah kehidupan 7 elemental Boboiboy yang absurd luar biasa hasil pemikiran ngawur Author yang tak kalah absurd akibat otak error akut. Cerita absurd ini terjadi disebuah rumah di kawasan Pulau Rintis yang didiami oleh tujuh pemud...