"Selamat siang menjelang sore bu vaden..hehe"ucap batz yang sudah bertemu dengan kepala jurusannya.
"Hey batz,kamu kok disini?kamu gak ada kelas?"
"Ada sih bu, tapi saya bolos bu..lagi pengen ketemu bu vaden aja, hehehe"
"Braaaakkkkkk"
"Aduh bu sakit bu...."teriak batz yang kepalanya dihantam bulpen oleh kaprodi galaknya itu"
"Kamu ini..harusnya kamu kasih contoh yang baik ke yang lain, kamu ini mahasiswa kebanggaan saya, malah bolos ga jelas, mau saya hukum hah?
"Aduh bu..bercanda kali bu, ah ibu ini..lagian saya kesini mau kasih jawaban tentang tawaran yang ibu kasih ke saya waktu itu, kan kata ibu saya harus mutusin secepatnya."ucap batz sambil mengembalikan bolpen yang bu vaden lempar ke kepalanya tadi
"Jadi apa keputusanmu batz?tanya bu vaden pada batz dengan mengetuk ngetuk ngetuk bolpoin ke meja.
"Saya setuju dengan penawaran ibu"ucap batz lantang.
"Kamu yakin batz?bukannya kamu kemarin nolak dengan alasan gak mau ninggalin kampus ini?"
"Setelah saya pikir dan ibu menyuruh saya untuk mempertimbangkannya, saya akan ambil beasiswa untuk ke oxford itu bu. Saya pikir sudah saatnya saya memikirkan masa depan, akan menjadi bodoh ketika saya menolaknya hanya dengan alasan konyol saya kemarin bu."ucap batz yang hatinya merasa sangat sedih.
"Kamu yakin dengan keputusanmu ini batz, ibu ingatkan sekali lagi karena ini bukanlah hal untuk main main.ini juga menyangkut nama instasi kampus kita di rancah internasional batz"
"Ibu vaden yang terhormat, ketika saya memutuskan, maka saya akan serius untuk menekuninya bu, saya juga tidak akan mengecewakan ibu, saya janji itu"
Ibu vaden pun tersenyum dan menepuk bahu batz...
"Baiklah batz, kalau begitu selamat atas kesempatan ini.kamu adalah kebanggaan kampus ini..walaupun kamu sering membuat onar, tapi kami semua tau ,kamu adalah orang yang bertanggung jawab pada konsekuensi sikapmu dan tau apa yang harus kamu lakukan.ibu bangga padamu.
"baiklah batz, seperti yang sudah saya jelaskan kepadamu sebelumnya, kamu akan lebih banyak menempatka n waktu dan porsi belajarmu sekarang. Setelah ujian kenaikan, kelasmu akan dipindahkan ke kelas murid international. Sesuai dengan kesepakatan, kamu akan diberangkatkan 6 bulan kemudian setelah kamu menandatangani perjanjian ini semua untuk peralihan pengajaran.saya ucapkan selamat batz, persiapkanlah semuanya mulai dari sekarang.saya bangga padamu."ucap bu vaden sambil menyalami batz dan memberikan berkas berkas panduan dan perjanjian.
"Batz membalas ucapan bu vaden dengan senyuman yang sedikit dipaksakan dan mengambil semua berkasnya."
"Batz sungguh sangat mengetahui kondisi ini. Dan keputusannya sendiri justru membuatnya semakin sakit, namun apalah dayanya ini semua sudah diputuskan, maka batz akan melalui sekuat dan semampunya.
Jujur saja batz sempat menolak kesempatannya karena naelah alasannya, batz tidak ingin jauh dari orang yang sudah merebut hatinya itu.namun kenyataan berkata lain dengan perkataan nae yang menyakitkan membuat nyali batz menciut untuk mengungkapkan perasaannya dan lebih memilih untuk menjadi seorang pecundang.
"Bu vaden, apakah saya boleh meminta satu permintaan?mungkin ini sedikit konyol, tapi bisakah ibu kabulkan?
"Apa itu batz?tanya bu vaden heran
"Bisakah ibu tidak memberi tahu kepada semua mahasiswa tentang peralihan belajar saya di luar negri ini bu?lebih tepatnya dirahasiakan saja bu?
"Kenapa batz?bukankah itu hal yang membanggakan?"