[4] kacamata baru?

35 11 0
                                    

Sepulang dari sekolah sekitar jam setengah 5 aku menunggu ayahku yang katanya tadi sedang di jalan untuk menjemputku. Aku menunggu di gazebo bersama anak-anak saman yang lain yang juga belum pulang. Kami sedikit mengobrol-ngobrol.

Ketika aku sedang memperhatikan Lia yang sedang bercerita, aku melihat Wira baru keluar dari sekolah bareng Ka Rafi. Bosen banget asli liat muia dia terus tiap hari.

Tidak berselang lama ayahku akhirnya datang. Aku langsung berpamitan ke teman-teman ku dan tidak lupa untuk salim ke Pak Jaya.

Aku segera menaiki motor yang dikendarai ayahku. Seperti biasa, saat di perjalanan aku selalu memperhatikan awan-awan yang menggantung di atas kepalaku. Indah.

Aku berhenti melihat ke atas dan beralih melihat keadaan jalan yang sedikit macet. Aku tidak sengaja melihat ke belakang motor ayahku dan menemukan Wira dan motornya ada disana.

"Hai," kata dia tanpa suara hanya gerakan mulut saja.

Aku langsung membuang muka seperti biasa. Ya ampun kenapa dia dimana-mana selalu ada sih?

Untungnya saat di pertigaan kami berpisah, dia belok ke kiri dan aku tetap lurus. Huh akhirnya.

Saat sampai di rumah aku langsung masuk ke kamar dan membersihkan diriku yang sudah begitu lengket ini.

Setelah selesai mandi, aku merebahkan diri di kasur sambil menatap langit-langit kamarku. Pikiranku mulai berkelana.

Lalu, aku mengambil hpku di tas dan meng-scroll home instagramku. Seperti biasa, postingan para seleb luar, teman-temanku, akun fandom kesukaanku sampai akun receh yang selalu menemaniku di instagram.

Setelah meng-scrool dan tidak ada yang menarik lagi, aku melihat-lihat snapgram dari following ku. Dan ada satu sg yang menarik perhatianku. Yaitu sg dari teman sekelasku Ara.

Sg pertama berisi tentang dia yang mempromosikan ig temanku. Tapi bukan itu yang menarik. Sg kedualah, yang berisi dia mempromosikan ignya Wira.

Belakangan ini aku sering pergi ke kantin, ngobrol di balkon dan sholat bareng dengan Ara dan itu selalu dilihat oleh Wira.

Kalian mengerti tidak apa maksudku?

Jadi seolah-olah Wira meminta promosi ke Ara agar aku melihatnya. Karena, dia berpikir 'ohh ini kan temen deketnya Ashil,  gue minta promo ah siapa tau dia follow.'

Ahh entahlah kalian berpikiran yang sama sepertiku atau tidak. Mungkin aku saja yang terlalu geer.

Tapi bukan itu saja. Beberapa hari sebelumnya dia melakukan hal yang sama tapi beda motif.

Jadi, setiap temanku yang bernama Akbar memposting foto, aku tidak pernah absen komen disana. Lalu pada postingan terakhirnya kemarin aku yang awalnya ingin komen, tidak jadi karena melihat komen Wira disana, 'komen ahh, siapa tau ada yang follow'.

Ahtaulah bodo amatan. Sepertinya memang benar aku yang hanya kegeeran. Lebih baik aku makan saja. Perutku mulai lapar gara-gara Wira.

***

Keesokan paginya 5 menit sebelum bel, aku meminta ii menemani aku ke toilet untuk buang air kecil. Dan waktu saat di jalan, kami berpapasan lagi lagi dan lagi dengan Wira.

Kali ini dia tampak berbeda. Pakai kacamata. Haduhhhh. Pusing sumpah liat tingkahnya. Udah dong Wira.

"Koo Ka Wira jadi kayak capung ya?"

Aku yang mendengar ii berkata seperti itu, tidak bisa menahan tawaku. Aku melihat Wira pakai kacamata saja ketawa apalagi yang dibilang ii tadi.

Tapi kalau diperhatikan lagi, menurutku bukan Wira nya seperti capung. Melainkan kacamatanya seperti mata capung yang bulat.

"Makin caper aja sih cowo lo Shil. Semoga Daffa gak kayak gitu."

"Kayaknya biar enak gibahin dia tapi gak ketahuan, kita panggil Wira capung aja yuk."

Dan sejak saat itu aku dan ii memanggil di bukan dengan nama aslinya lagi, melainkan memanggilnya capung.

***

Part kali ini pendek banget asli
:( maaf banget yaa kalo kebanyakan narasi.

Etapi tetep gaes JANGAN LUPA VOTE AMA KOMENNYA. hahaha.

Hello, Wira!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang