[20] Bougenville

12 2 0
                                    

"Ikut gue ke taman belakang bentar."

Rasanya percuma saja jika aku bilang 'gak mau'. Pasti dia akan tetap mamaksaku untuk ikut.

Sialnya, setelah turun tangga Wira memilih belok kanan melewati teras dekat lapangan, yang dimana anak kelas dua belas sedang tanding voli sebagai rutinitas di istirahat kedua.

Padahal bisa belok ke kiri, lewat belakang kamar mandi yang lebih aman dari anak kelas dua belas. Ya tapi ini Wira, kurasa dia ingin cari perhatian teman-temannya. Gak heran lagi.

Ya alhasil lapangan seketika riuh. Para kakak kelas itu menyoraki kita berdua. Dan untuk kesian kalinya karena Wira, aku kembali menjadi pusat perhatian.

Sampailah kita di taman belakang sekolah. Untung saja tidak ada siswa maupun siswi yang sedang berada di taman ini juga. Helaan nafas lega keluar dari mulutku.

"Duduk, La!"

"Tanpa lo suruh, gue juga bakalan duduk kali."

Wira tersenyum, "Anak pinter."

"Ngapain si lo ngajak gue kesini?"

Wira masih tetap berdiri memasang wajah yang serius. Aku yang terbawa suasana juga ikut menatapnya serius.

"Kenapa si, kak?"

"Aus gue, mau beli es teh dulu."

Karena kesal, aku refleks berdiri dan menjambak rambutnya. Dia pun mengaduh kesakitan.

"Lo dari tadi udah gue tungguin, mana mukanya ngeselin banget."

Dia hanya terkekeh sambil membenarkan rambutnya lalu pergi ke kantin.

Dua menit menunggu, dia datang dengan membawa satu gelas es teh manis, yang keliatan sangat segar di siang hari yang cukup panas ini.

"Oiya," dia menepuk jidatnya setelah duduk di sampingku. "Gue lupa beliin lo, La. Balik lagi deh gue ke kantin."

"Eh gausah anjir," kata ku mencegahnya berbalik. "Kelamaan lagi gue nunggu."

Dia lalu menyedot es tehnya di depan muka ku, "Yaudah minum berdua aja nih."

Aku hanya berdehem dan sampai sekarang Wira belum juga berbicara. Dia masih serius meminum esnya yang tadi sih 'katanya' buat berdua.

"Oiya gue lupa," dia menepuk jidatnya lagi membuat aku tersentak kaget.

"Kenapa lagi, sih?"

Dia menoleh ke arahku. "Gue lupa kalo ada lo disini. Kenapa sekarang gue jadi suka lupa gini ya?"

Aku memutar bola mata malas, mengambil handphone yang ada di saku rok. Jam 12.35.

"25 menit lagi masuk. Lo masih mau diem aja sama dunia lo sendiri?" tanya ku dengan wajah datar. Kesal.

Dia terlihat memikirkan sesuatu.

"Hmm gini, kalo misal ada yang nembak lo, tapi lo gak suka, lo bakal terima?"

Aku mengerutkan dahi ku, "Kenapa emangnya?"

"Terima atau engga, La?"

"Kenapa dulu, gak?"

Dia meminum esnya lagi, "Ada adek kelas yang nembak gue."

"HAH?"

Ada-adik-kelas-yang-nembak-Wira?

"Kenapa? Cemburu kan lo pasti?" tanyanya sambil menaik turunkan kedua alisnya.

Aku menggelengkan kepalaku sambil menatap Wira serius. "Udah gak waras tuh adek kelas, seleranya rendah."

"Sialan," umpatnya sambil menyentil keningku. "Gue ini ganteng, jadi wajar ada orang yang suka, terus nembak gue."

Suara gelak tawa keluar dari mulutku. Namun bukan jenis tawa karena hal lucu, melainkan tertawa seperti meremehkan, merehmehkan seseorang yang duduk di sampingku ini.

"Engga-engga, pasti bener kata gue tadi. Dia seleranya rendah banget. Makanya suka sama lo."

"Lo tuh ya emang paling nomer satu soal urusan ngehina gue, La."

"Jelas." Aku menyilangkan kedua tangan di depan dadaku.

"Ahh tapi kayanya gue ga bakal terima." Wira lalu berdiri. Menaruh gelas es tehnya di tempat dia duduk. Lalu berjalan dan memetik beberapa bunga bougenville berwarna pink yang letaknya tak jauh dari kursi panjang yang kami dudukki.

"Kenapa? Terima aja kali, lumayan buat temen chat. Biar line lo gak sepi-sepi banget."

Aku melihat dia menggeleng. "Kan gue udah punya lo." Wira lalu berbalik dan kembali duduk di tempat semula dengan bunga hasil petikkannya tadi.

Bunga bougenville berwarna pink itu kini sudah berpindah tangan. Kini berada di tanganku. Ia yang menaruhnya barusan. Keningku berkerut seolah bertanya apa maksud bunga ini dan perkataannya tadi.

"Buat lo," ucapnya sambil tersenyum. Namun tanpa menjelaskan apapun lagi, dia lalu berbalik dan pergi begitu saja.

Sialnya kali ini Wira kembali berhasil membuat jantungku berdegup tak sesuai ritmenya.

*****

HAI🙆‍♀️

MASIH ADA GAK YA KIRA-KIRA YANG BACA CERITA INI🥺😖. UDAH LAMA BANGET GA UPDATE KARENA STUCK GITU AJA AKUNYA, BINGUNG, GATAU MAU NULIS KY GIMANA HUHUUU. BAHKAN AKU KAYA MAU NGEGANTUNGIN CERITA INI TANPA ENDING😵 SAKING NGESTUCKNYA. APALAGI AKU KMRN KELAS DUA BELAS KAN. TUGAS, UJIAN DAN TEMAN-TEMANYA BNYK BGTS. TAPI TIBA-TIBA AJA ENTAH ILHAM DARI MANA AKU MAU TAMATIN CERITA INI. SEMOGA AJA AKU BISA YA🤧.

TERIMA KASIH YANG SUDAH MEMBACA💃

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hello, Wira!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang